Dahulu ada seorang sakti dan ahli pengobatan alternatif yang tinggal di sekitar Ungaran. Namanya Pak Budi Santoso. Profesor Budi, demikian orang orang sekitarnya menyebutnya. Saya tidak tahu apakah dia professor medis sungguhan. Yang jelas dia membuka praktek pengobatan di rumahnya. Pasien pasiennya banyak sekali, sampai dari luar kota termasuk Jakarta. Saya mengetahui karena sempat mengantar almarhum ayahanda berobat disini periode tahun 1990.
Yang unik, setiap malam satu suro, Profesor Budi membuat satu atraksi ‘nyeleneh’. Dia membuat pagelaran wayang kulit, dan pada jam dua belas malam ia mengambil keris lalu menusuk perutnya sehingga ususnya terburai keluar. Berdarah darah dan menyeramkan. Setelah ‘ mati ‘ ia dikuburkan di halaman rumahnya saat itu juga.
Setengah jam kemudian, kuburan digali lagi dan mak jenggring sang professor hidup kembali dan segar bugar lagi.
Saya bingung, demikian juga sebagian penonton yang baru pertama kali menonton atraksi itu. Ini sulap atau apa ? Cuma saya tidak berani mempertanyakan secara langsung.
Bukan karena saya takut ditusuk keris, tapi karena saya terkondisikan harus mempercayai apa yang saya lihat. Tentu sekarang kita tidak bisa melihat atraksi itu lagi, karena sudah bertahun tahun yang lalu Profesor ini meninggal. Mati beneran.
Browsing Tag