Hari masih gelap di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Masih jam 5 pagi dan saya sudah tergopoh gopoh mencari cari Ratna dari Tim Pencitraan Bapilu ( Badan Pemenangan Pemilu ) Jusuf Kalla di pojok Dunkin Donuts, sebagai meeting point yang dijanjikan.
Perjalanan ini memang terasa unik. Jusuf Kalla sendiri berkepentingan mengundang blogger untuk menyaksikan safari kampanye Golkar. Sejak beberapa hari lalu saya sudah diberitahu bahwa jadwal saya akan menuju Pulau Lombok di NTB, Kupang, NTT dan mungkin Bali. Mengapa harus Blogger ? Ini menarik karena secara terus terang ia menjawab minat alasannya terhadap blog, pada pertemuan dengan blogger di kawasan Kebayoran beberapa saat lalu.
“ Ini khan menjelang pemilihan umum, kalau tidak mendengar,bagaimana bisa tahu keinginan publik ?”
Ini sekaligus menegaskan pengakuannya terhadap eksistensi suara blogger yang – sedikit banyak – patut diperhitungkan sebagai ekspresi media alternatif. Sementara banyak pihak yang justru meremehkan kontribusi citizen journalism gaya blogger.
Gerak lincah Jusuf Kalla melakuan manuver kemana mana tidak lepas dari keputusannya ikut mencalonkan menjadi Presiden, selain menggulingkan roda kampanye partainya dalam Pemilu. Tentu banyak yang bertanya tanya, apa yang diharapkan dari Tim Pencitraan Bapilu Golkar dengan mengajak seorang blogger masuk dalam rombongan mereka. Apakah saya wajib menulis sebagaimana para wartawan wartawan media mainstream yang juga ikut.
Tentu saja tidak. Tidak ada kewajiban menulis tulisan reportase. Tapi justru saya akan sangat menyesal jika tidak menshare pengalaman ini terhadap komunitas blog.