Baiklah kita bicara moral. Kata orang pergaulan di dunia film begitu lekat dengan dansa dansi, dugem dan otomatis narkoba. Saya mungkin tak bisa menyalahkan persepsi ini. Apa yang dilihat di infotainment melulu mengenai artis tertangkap basah mengkonsumi ecstacy atau shabu shabu. Padahal masih banyak yang professional, correct terhadap pekerjaannya. Jauh lebih banyak malah. Cuma artinya berita infotainment tak akan menjual kalau menceritakan artis sedang mengaji atau sedang berolahraga.
Bohong kalau kita bicara orang film tak pernah tahu hal hal seperti ini. Sebut saja sutradara atau artis yang sekarang sholatnya jengking terus atau memakai jilbab. Saya dulu kerap demi sosialisasi kadang kala pergi ke tempat dugem. Saya ingat waktu itu masih anak baru di film, sewaktu di Warisan – Krobokan , Bali, tiba tiba disodori sebutir obat mirip vitamin C oleh salah seorang artis yang kini kerap kawin cerai dan anggota group musik yang memakai nama diva.
“ Asyik deh, nanti kamu merasa happy..”
Waktu itu barang ini belum popular di Jakarta, dan hanya ditemui dalam pesta pesta di Bali. Para sosialita menyebut Ceu Iin. Tak tahu mengapa, mungkin ceceu dari bahasa sunda, dan Iin dari inex.
Sejak di SMA saya tahu ada obat obat jenis BK, Koplo, Mandrax dan saya tidak pernah menyentuhnya. Alasannya mungkin konyol. Saya tak mau menyentuh barang barang kimia. Lebih baik hasil alam seperti cimeng. Ya suka suka saja.