SEBUAH PILIHAN

Akhir akhir ini saya dihadapkan dengan sebuah persimpangan pilihan karier, Tidak tahu kenapa , seolah saya kehilangan ‘passion’ di dunia film iklan, dunia yang telah memberikan asam garam karier kehidupan selama lebih dari sepuluh tahun. Ini sebenarnya berbahaya bagi proses kreativitas saya dalam menjalani eksekusi sebuah pekerjaan. Mungkin ini ada kaitan dengan kejenuhan menghadapi pola pola pekerjaan film iklan yang itu itu saja. Dalam Film “ When Harry Met Sally “, salah satu karya masterpiece Rob Reiner, ada scene yang menunjukkan betapa sengsaranya hidup dalam jebakan routinitas sehari hari yakni pekerjaan. Selesai bekerja, nonton TV, aktivitas di gym, bengong bengong main kartu, tetap tak bisa membuat hidup ini menjadi lebih ‘ berwarna ‘. Pacar pacar merekapun ternyata juga bukan pilihan yang tepat. Sehingga hidup hanya untuk karier, gaji, apartemen yang bagus serta ‘ social life ‘ yang membosankan.

Memang ada beberapa project ke depan yang semestinya menjadi prioritas untuk keluar dari kebosanan film iklan. Menyelesaikan ‘ coffe table book ‘ untuk buku foto foto bawah laut yang terus tertunda tunda dan yang paling mendebarkan, menyutradari 2 proyek layar lebar yang dua duanya harus dibesut tahun depan. Terus terang saya iri dengan teman saya Prima Rusdi yang akhirnya bisa menemukan dunianya di penulisan scenario film, setelah lama berkutat sebagai creative di biro iklan. Kagum dengan Lance yang bersama sama saya merintis karir di film iklan, telah membuat 2 buah layar lebar ( Cinta Silver dan Jakarta Under Cover ). Bahkan bekas asisten asisten saya yang sekarangsudah membuat layar lebar. Sementara saya masih saja berkutat dengan film film iklan yang monoton dan begitu begitu saja. Tak heran sewaktu bertemu Mira Lesmana dan Riri Reza di Bakul Cofee, mereka terus saja menyindir keragu raguan saya untuk memasuki dunia layar lebar.


Tentu saja pilihan ini bukan tanpa pertimbangan yang matang, karena ada konsekuensi yang tentunya tidak sebanding jika melihat penghasilan yang bakal diterima. Membuat layar lebar mewajibkan kita memberikan tenaga, waktu dan bahkan jiwa kita yang mungkin tidak sebanding dengan apa ( baca : honor ) yang kita dapat. This is art work, we put our soul that probably we gain as not as much like tv commercials. Saya juga tidak tahu mengapa saya menulis ini,mungkin cuaca di Jakarta yang akhir akhir ini hujan, membuat saya agak melankolis. Namun betapa beratnya sebuah pilihan, harus dimulai dari sisi orang yang terdekat dengan saya. Saya harus memulai dengan pilihan untuk lebih memperhatikan Abel, buah hati saya yang hari ini berulang tahun. Pilihan untuk menyisakan sedikit waktu dari pekerjaan saya, untuk setidaknya bisa bercengkerama bersama dia. Harry dan Sally memang pada akhirnya menemukan pilihan hatinya, setelah melalui pembelajaran hidup yang berbeda. Saya harap saya bisa menemukan pilihan itu. Ya, saya telah berjanji dengan Abel melalui telpon tadi, untuk datang ke pesta ulang tahun bersama teman temannya. Lagu ‘All by Myself ‘ dari Delta FM sayup sayup mengantar saya menembus kemacetan menuju ulang tahun Abel.

You Might Also Like

12 Comments

  • kenny
    December 5, 2006 at 6:47 pm

    mungkin udah saatnya ganti suasana mas..(sok tahu yah), met ultah buat jr nya

  • landy
    December 6, 2006 at 2:00 pm

    gak ngerti ya mas, kadang kita dihadapkan situasi yang membingungkan , tapi tenang kok mas , itu cuma sementara, bentar lagi juga hilang perasaan itu, yakin deh : )

  • mei
    December 6, 2006 at 2:23 pm

    semua yang berkerja pasti ada saatnya masuk ke titik jenuh..tergantung bagaimana kita menhadapinya saja…

    tarik nafasss dan hembuskan, thanks God I am still alive=))

  • Good Nite Sam
    December 6, 2006 at 6:11 pm

    You’ll enjoy the change. Good luck

  • Anonymous
    December 7, 2006 at 9:09 am

    huh….. skarang ini za juga lagi ada dititik kebosanan itu….!

    sepertinya, semua orang pasti punya titik itu yo…

  • NiLA Obsidian
    December 7, 2006 at 12:50 pm

    ini fase yg harus di lalui…..kan?

    masih mending titik nya jatuh di tahun ke 10….ada juga kan siklusnya yg lebih pendek…3 th..4 th…

    tidak ada paksaan dalam menentukan langkah selanjut nya kan?

    biarkan nurani yg menentukan

    mungkin emang kudu out frame dulu…kali…liburan dulu bareng si kecil….spy hatinya fresh lagi…

    tetap semangat mas….!!

  • achmadi
    December 7, 2006 at 5:43 pm

    Wah, gara-gara hal itu dan juga acara di tipi semalem yang ngebahas poligami, tiba2 dapet sms yang agak aneh dan “serius”.

    Emang kalo orang yang dianggap penting segala tingkah lakunya menjadi dilema. Kenapa gak diambil dari esensi dasarnya saja, jangan dilihat orangnya. He/she is just a messenger anyway.

    *salam dari kulkas berdinding kaca*

  • hendrixus
    December 12, 2006 at 7:03 pm

    tiap fase hidup memang banyak pilihan, sekarang tinggal kita mo memilih mana.
    Sulit memang, tapi ya kita harus memilih supaya bisa masuk fase berikutnya.
    hueek… sok bijak awak!

    eniwei, selamat ultah buat juniornya!

  • Harry
    December 20, 2006 at 8:27 pm

    nggak apa pak saya kira, kita berkorban sedikit demi anak kita 🙂 itulah inti dari menjadi orang tua; tanggung jawab.
    salut.

    btw; very nice blog here.

  • rievees
    December 25, 2006 at 8:21 pm

    masih mending mas kena sindrom jenuhnya setelah jeda yang lama…
    kalo saya biasanya lebih parah…
    baru beberapa bulan bisa dah kena sindrom itu kalo nemu kerjaan baru… =((

    http://rievees.blogspot.com
    http://bitsofrievees.blogspot.com

  • Landon
    April 3, 2010 at 1:09 pm

    You had some good ideas there. I made a search on the issue and noticed most peoples will agree with your blog.

  • wenniefamily
    April 10, 2010 at 1:36 am

    You got fantastic nice ideas there. I made a research on the topic and got most peoples will agree with your blog.

Leave a Reply

*