Sabtu kemarin selepas magrib sambil duduk santai melihat tayangan Metro TV. Laporan pandangan mata reporter TV Tommy Cokro dari Manado, tentang gladi bersih persiapan pemecahan rekor dunia penyelaman di pantai Malalayang.
Ada yang menganggu dalam tayangan sekilas itu, ketika salah satu reporter TV lainnya, Prita Laura dengan mengenakan baju selam khusus, berjalan dan mak grusss, menginjak injak karang dan koral. Cut. Laporan kembali ke Tommy Cokro diatas kapal. Selesai.
Apa yang saya pikirkan dan sebagian besar pemirsa yang kebetulan menyaksikan tayangan itu. Semua memiliki persepsi sama. Sangat menguatirkan, apalagi dikaitkan dengan bagian dari perayaan hari Kemerdekaan dan Sail Bunaken di Manado. Seketika saya memposting kegundahan ini di sebuah milis selam.
Di luar itu, beberapa narablog bereaksi. Teman dari Nature Conservancy Indonesia langsung berteriak. Sebagian orang menelpon dan sms saya, yang isinya menanyakan apa yang mereka lihat barusan di TV. Mengapa komunitas penyelam justru melakukan kegiatan massal yang justru berpotensi merusak ekosistem yang ada.
Prita Laura langsung merespon kepada saya dengan emailnya
β Di lokasi, terdiri dari batu2 dan juga pasir di sela2 karang. Kalau mas perhatikan betul di tv. Saya tidak berjalan lurus. Tapi belok-belok dan melangkahkan kaki tidak beraturan, hingga perlu dibantu dengan tongkat utk keseimbangan saya. Itu saya lakukan karena utk mencari jalur pasir di sela2 karang mas. Untuk mengetahui orientasi lokasi pijakan pasir, saya di beri petunjuk oleh rekan2 diving yang mas lihat tengah membimbing saya β
Juga para tokoh selam Indonesia. Intinya mereka menjelaskan bahwa koral atau karang yang diinjak sudah rusak dan mereka berusaha menghindari kontak dengan terumbu karang. Menurut mereka ada kegiatan konservasi , penanaman terumbu karang setelah acara pemecahan rekor dunia ini.
Akhirnya saya menerima penjelasan ini. Namun disini lagi lagi media tayangan yang hanya sekilas membentuk persepsi di kalangan pemirsa bahwa ada orang yang jalan jalan menginjak injak terumbu karang. Disamping media eksposure hanya berkutat di seremonial pemecahan rekor dunia saja. Sedikit sekali penjelasan mengenai aspek lingkungan hidupnya.
Prita Laura sendiri akhirnya mengakui bahwa persepsi yang salah bisa timbul karena TV tidak memberikan background situasi. Ia justru berterima kasih kepada saya yang memberikan masukan dan kritik, sehingga tayangan TV bisa dikoreksi untuk mencegah timbulnya persepsi yang salah di media.
Tentu tidak ada yang salah dengan kegiatan ini, sekaligus merayakan kebanggaan bangsa β dunia selam β dalam peringatan hari kemerdekaan. Issue berbangsa sangat relevan dengan situasi negeri akhir akhir ini. Semua memiliki cara masing masing.
Sama ketika saya menerima amanah sebagai Chairman Pesta Blogger 2009 , hanya satu aktivitas yang muncul di benak saya pertama kali. Bagaimana memunculkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Tentu saja lewat Blog, sebagai media suara baru. Tahun ini diperkirakan jumlah blogger menembus angka 1 juta dari sekitar 25 juta pengguna internet di Indonesia.
Blogger juga harus menjawab pertanyaan orang orang di luar sana, apakah Pesta Blogger kelak hanya merupakan seremonial dan tidak memberi manfaat kepada masyarakat. Demikian pula komunitas penyelam.
Hari ini resmi rekor dunia terpecahkan. Sebanyak 2818 penyelam melakukan penyelaman dibawah laut selama lebih dari 30 menit dengan inspektur upacara WAKASAL, Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, yang juga akan memimpin upacara bendera besok di bawah laut. Ini memecahkan rekor dunia sebelumnya di Maladewa dengan jumlah 979 penyelam.
Walau ada pro dan kontra terhadap kegiatan ini. Saya tetap mendukungnya 100 persen. Angkat topi untuk ini. Ada rasa kebanggaan, para penyelam Indonesia bisa melakukan kegiatan, sebagai bentuk dukungan terhadap industri pariwasata bahari.
Namun tetap ada saja Indonesia yang majemuk sekaligus alergi dengan kritik. Ada saja orang atau tokoh selam Jakarta yang justru kesal dengan kritik. Ia justru menuduh saya terlalu Sok Konservasi, dan jangan asal kritik tapi tidak terlibat dengan kegiatan ini.
Baiklah. Saya hanya mengutip seorang penyelam dari Lampung. Katanya, Sail Bunaken akan jauh lebih keren jika 2818 penyelam tadi juga bersama sama melakukan kegiatan penanaman terumbu karang dan kegiatan ekohayati laut. Memecahkan rekor dunia juga.
Tapi siapa tahu. Why Not ? Mungkin suatu hari kelak.
Maju Selam Indonesia.
36 Comments
Firad
August 16, 2009 at 1:59 pmMemangnya mereka tahu bahwa diantara koral yang diinjak injak itu ( walau rusak ) tidak ada bagian yang hidup atau ada bibit yang masih hidup. Apapun itu tidak ada alasan menginjak – kecuali pasir – atau memegang dalam laut.
Esther
August 16, 2009 at 2:49 pmBirokrasi khan mengganggap kegiatan ini menjadi ” proyek “. Makanya kebakaran jenggot kalau di kritik
snydez
August 16, 2009 at 2:55 pmlha, kalo ikutan , yang ada malah jadi — kemungkinan — ikut merusak ekosistem khan π
Agus
August 16, 2009 at 3:03 pmEkosistem juga penting tidak sekadar gebyar acara seremonial…apalagi Indonesia terkenal sebagai surga bawah laut sekaligus perusak yang paling parah..
wajar ada opini publik seperti ini khan
Fenty
August 16, 2009 at 3:07 pmbeneeerrr … eh tapi bayarnya lebih mahal dan ribet kali ya, mas :p
kok gak ikut nyelem juga ???
areef
August 16, 2009 at 3:07 pmhahaha…ternyata penyakit lama bangsa kita masih mengakar..TIDAK KEBAL KRITIK!!!!HAHAHA(mbah Surip mode on)
fitri
August 16, 2009 at 7:29 pmkeren bgt…….. aq jg mo ikutan klo aq ad di manado, tp sayang aq ada di medan. buat para penyelam aq unjuk 4jempol buat kalian smua na, hebat bgt. moga2 acara na lancar2 aj ya, tdk ada kendala apapun, semoga dalam keadaan selamat, amin…… cayo……..
Astriani
August 16, 2009 at 9:14 pmMemang seharusnya juga penayangan di TV dijelaskan latar belakangnya, tidak secuplik dua cuplik yang mana tidak jelas..orang awam khan tahunya cuma karang yang diinjak injak
Iman Brotoseno
August 16, 2009 at 9:26 pmSepenuhnya mendukung kegiatan ini. Pertanyaan saya wajar karena begitu banyak orang yang berpikiran sama seperti saya. Apalagi TV tidak menjelaskan. Lebih ke seremonialnya. Apakah salah orang menjadi kritis, dan harus dibungkam karena berbeda pendapat.
Hak jawab yang lebih elegan tentunya bisa menjadi jembatan ketidaktahuan orang di luar sana.
Bayu
August 16, 2009 at 9:28 pmSEpakat, lebih berarti kalau ribuan penyelam tadi juga melakukan penanaman terumbu karang, Tidak sekadar hura hura..
adi dzikrullah
August 16, 2009 at 9:34 pmmemang sangat hebat..Indonesia penuh dan kaya akan potensinya…semoga dengan begini konservasi dan produktifitas sumberdaya alam bangsa ini bisa lebih baik..amien
BudiMS
August 16, 2009 at 10:11 pmAyo rangkul semua potensi penyelam Indonesia..Maju dan Dirgahayu Indonesia
Lyubovnka
August 17, 2009 at 12:19 amsemoga dengan begini bisa menggerakkan masyarakat sekitar untuk tidak lagi berbuat hal2 yang bisa merusak ekosistem laut dan terumbu karang π
DV
August 17, 2009 at 6:28 amTulisan ini menurutku agak lain dari biasanya tapi justru menarik karena mengangkat topik yang “nyaris terlupakan” orang-orang kita yang lebih banyak berkutat dengan isu-isu mainstream.
titis
August 17, 2009 at 11:41 amTerus terang saya agak cemas dan gelisah, walaupun tidak begitu mengerti dinamika ekologi laut. Makanya langsung browsing habis liat siaran di tv tadi. 2818 orang menyelam bersamaan di lokasi yang sama?! Wow! Yah, selamat telah tercatat di buku guinness, semoga jadi catatan BESAR pula bagi Bangsa Indonesia untuk lebih menghargai kekayaan lautnya, terutama, menjaga kelestariannya. Semoga habis ini bisa mencatatkan diri lagi di buku guinness, penanaman masal terumbu karang dgn 2800 penyelam, tersebar di berbagai lokasi bahari Indonesia. Dirgahayu Indonesia tercinta! MERDEKA!
titis
August 17, 2009 at 11:47 amOya, sepakat. Lebih baik lagi dilengkapi dengan tayangan yang komplit tentang ekologi laut Indonesia. Sekarang adalah saat yang tepat.
meong
August 17, 2009 at 12:47 pmyou are sounding whats on my mind. terutama ttg seremonial itu.
mudah2an kegiatan lainnya yg lbh berdampak konkret terhadap lingkungan, spt penanaman terumbu karang *baru tau lho, tyt bisa direoboisasi* juga sama gencar pemberitaannya.
media juga sebaiknya menganalisis dampak padatnya penyelam thd lingkungan bawah air. itu ikan2 pada stress nggak π
yati
August 17, 2009 at 12:57 pmsejak awal saya malah udah sinis. itu rekor selam atau rekor ngotorin laut? biarin dibilang sok konservasi
elmoudy
August 17, 2009 at 12:57 pmpengen banget gw blajar menyelam.. tapi kok takut tenggelam.. loooh kok??!!
Teguh Tirtaputra
August 17, 2009 at 8:11 pmBro Iman, salut atas sharingnya terhadap kegiatan Pemecahan Rekor Dunia yg di titik beratkan pada jumlah diver dalam sekali penyelaman (30 menit saja) dengan minimnya informasi tentang terumbu karang beserta isinya tersebut, yg jika terusik atau hancur akan memerlukan beberapa waktu yang cukup lama untuk pulih (atau tidak pernah pulih sama sekali)
Dalam suatu kegiatan akbar, apalagi sekaliber acara pemecahan rekor Sail Bunaken ini sudah tentu ada pro dan kontra apapun alasannya, kita berbangga sebagai warga negara Indonesia telah berhasil memecahkan rekor tersebut di mata dunia international, mungkin alangkah lebih baik lagi jika ada pemecahan rekor yg menitik beratkan pada jumlah terumbu karang yang telah berhasil di transplantasi pada daerah yg ‘gersang’ dengan follow upnya sampai beberapa tahun kedepan, atau pemecahan rekor jumlah diver indonesia yang berpartisipasi dalam tranplantasi terumbu karang dan semua faktor pendukungnya.
Akhir kata, Selamat atas suksesnya acara pemecahan rekor dunia ‘Sail Bunaken 2009’ dan kepada bro Iman atas keperduliannya terhadap masalah konservasi yang tidak dapat di anggap enteng…semoga gema suksesnya acara ini tidak berhenti sampai disini saja….Dirgahayu Indonesia
Salam selam
arham blogpreneur
August 17, 2009 at 9:18 pmngak bisa dipungkiri, alergi kritik masih deras terajdi, bahkan untuk seorang pakar atau doktor di Universitas negri num 1 indonesia pun masih ada. sayang memang, tapi jika dikaitkan dengan pendekatan komunikatif tentu sudah sewajibnya juga ditayangkan kegiatan transplantasi dan pengakuan bersalah secara puublik dan massive, dari penginjak T.karang baik melalui media konventional maupun social media.
Chic
August 18, 2009 at 10:33 amyang pasti, abis nonton acara itu saya kangen menyelam π₯
cc-line
August 18, 2009 at 11:01 amitulah sebagian kegelisahan temen2 Ahli Lingkungan… ketika aku sempet ngobrol dg mereka dan berniat membuat IALI (Ikatan Ahli Lingkungan Indonesia) sebagai wadah buat menyuarakan kegelisahan2 tadi. Jika dokter punya IDI, arsitek juga punya wadah, maka Ahli Lingkungan justru belum. karena WALHI juga bukan wadah pra profesional/ahli lingkungan semata. Meski mereka gak punya tujuan apapun selain kepedulian, jika mereka gak cancut taliwondo dikhawatirkan ekosistem kian cepat lajunya menuju kehancuran. Salut buat mas Iman atas kepeduliannya pada ‘warisan’ anak cucu kita….
didut
August 18, 2009 at 11:03 ammaksudnya memang baik tp mungkin memang aspek konservasinya yg kurang diperhatikan … atau mungkin juga sdh dipertimbangkan tp kitanya saja yang tdk tau π
dony
August 18, 2009 at 12:47 pmcatatan mas iman tentang pemecahan rekor dunia ini rasanya perlu ditanggapi secara arif.
jujur kemarin pun ketika saya melihat acara ini selain kekaguman terselip juga kekhawatiran.
ah semoga ke depannya kita punya solusi lain acara yang tidak sekedar seremonial belaka.
baqare
August 18, 2009 at 2:20 pmya, namanya juga perjuangan..pasti butuh pengorbanan..:)
mungkin karena terumbu karang gak bs ngomong jd lebih baik, mereka aja yg dikorbankan..:)
waktu aku ke menado, kayak p.bunaken aja dah banyak terumbu karang yg rusak..
untungnya sempet ke p. siladen…yg masih perawan dan menawan dengan terumbu karangnya.
moga aja, keuntungannya lebih basar dari pada ruginya…
anderson
August 18, 2009 at 3:39 pmSaya ngga ngerti apa yang ingin dicapai oleh penggagas acara menaikkan bendera di tengah laut, sehingga masuk rekor dunia segala. Kalau memang ada ribuan orang yang upacara dibawah laut, so what? Apalagi kalau sampai berpotensi merusak ekosistem dan terumbu karang di bawah laut itu… Apakah mencatatkan diri di buku rekor dunia aja yang diincar? *geleng-geleng*
kanglurik
August 19, 2009 at 8:00 ammas iman kok nda ikut menyelam ???
Iya ya… Pemecahan rekor dengan begitu banyak orang pasti menyebabkan halyang nggak diingikan terjadi meski kecil. Tapi niat nya dah baik tapi mngkin kesalahan segelintir orang saja…
kombor
August 20, 2009 at 7:07 pmSaya kira Mas Iman terlibat dalam pemecahan rekor tersebut. BTW, selamat atas rekor selam massal yang telah dicatatkan. Semoga memang benar setelahnya ada konservasi terumbu karang.
Lena
August 21, 2009 at 12:08 am“Sabtu kemarin selepas magrib sambil duduk santai melihat tayangan Metro TV. Laporan pandangan mata reporter TV Tonny Winata dari Jakarta, tentang gladi bersih persiapan Pesta Blogger 2009. Ada yang menganggu dalam tayangan sekilas itu, ketika salah satu reporter TV lainnya, Cinta Loro, dengan laptopnya yang menyala terus sarian, demikian pula dengan ratusan peserta yang laptopnya menyala melaporkan pandangan mata. AC berhembus kencang, layar2 bersinar terang. Cut. Laporan kembali ke Tonny Winata di depan laptopnya. Selesai.”
Bloggers are bad for the natural enviroment. Bayangkan, 1 jt blog, seandainya tiap orang spend 10 menit per hari setiap blognya, bayangkan energi yang sudah habis untuk listrik, komputer, dll, padahal sumbernya tidak renewable, tapi fossil fuels (tahu kan PLN mostly don’t use renewable energi? bahkan batu bara! dan bahwa listrik masih di subsidi?). Bayangkan volume emisi gas2 rumah kacanya.
Sarah
August 21, 2009 at 6:24 amLena,
Analogi yang kurang tepat sekali,..kalau begitu anda tidak usah menggunakan internet saja, karena ada 25 juta pengguna internet di Indonesia..Bayangkan jika setiap hari ada 25 juta orang pengguna internet yang menghabiskan setiap hariya 10 menit saja untuk internet..sudah habis untuk listrik, komputer..
piyudh
August 22, 2009 at 5:31 amIya ya, kalo dipikir-pikir lg, misal 2818 pnyelam itu sxan nanam trumbu karang,pasti lebi menguntungkan. Tp saya tetap mengacungkan 4 jempol bt pihak pnyelenggara, yg bs ngontrol 2818 org bt melakukan upacara 17an di dlm laut, nggak kbayang betapa capek dan stressnya mrk waktu itu,hehe..tp salud, mrk adalah yg percaya dg prinsip ‘NOTHING IMPOSSIBLE’ ..dan smangat itu yg mesti ditanamin ke pemuda2 seperti saya,:-D..smangat,hik
manusiasuper
August 22, 2009 at 6:14 pmLaut… my first forgotten love…
Eh mas, minta nomernya prita laura dunk… *kedip-kedip serius*
Jason
September 3, 2009 at 1:17 amMending gak usah bikin acara nanam trumbu karang segala lah…. Pasti ada pro dan kontranya lagi. Nanti dikritik lagi… Trus yang dikritik tar gak seneng lagi… Tar jadi pada ngebahas kritikan lewat internet, jadi gak eco friendly lagi…Mendingan kita tidur aja dirumah. Tapi inget yah… Jangan nyalain A/C dan kipas angin… Karena gak eco friendly…
Peace………. ZZZZZZZZ
Jason
September 3, 2009 at 10:59 amNambah lagi dikit… Kalau gua bilang, orang kita selain TIDAK KEBAL KRITIK, yang pasti JAGOAN KRITIK…
essantise
September 10, 2009 at 6:10 pmsep dah maju selam indonesia..
blm pernah nyelam di bunaken, seru ga yah.. π