STEMPEL CAP PERTEMANAN DI FILM

Ada percakapan menarik dalam salah satu film legendaris akhir tahun 80an yang berjudul “ When Harry meet Sally “. Dalam sebuah percakapannya dengan Sally, ia sempat mengatakan, “ Men and women can’t be friends because the sex part always gets in the way. No man can be friends with a woman that he finds attractive. He always wants to have sex with her “ Lalu Sally membantahnya, bagaimana kalau perempuan tidak mau berhubungan sex dengan pria itu. Balas Harry “.Doesn’t matter, just let it lie, because if the sex thing is already out there, so the friendship is ultimately doomed and that’s the end of the story “. Mungkin kalau disesuaikan dengan konteks budaya Indonesia, bisakah pria berteman dengan wanita tanpa ada hubungan cinta. Tentu saja banyak yang mengatakan tentu saja bisa, mengapa tidak ? Tetapi maksud disini apakah jika seorang pria mengganggap teman wanitanya menarik dan atraktif, secara fisik dan intelektual. Bisakah mereka tetap berteman tanpa pamrih ? apakah ia tetap ‘ let it lie ‘ berpura pura memelihara persahabatannya itu ? Apakah juga hubungan percintaan akan mengakhiri sebuah bentuk pertemanan.

Bagaimana kalau analogi tersebut diatas dibalik, dapatkah seorang pria dan wanita mendapat keuntungan baik itu cinta sesaat atau hubungan sex tanpa harus menjadi teman baik ? Bukankah ini yang selalu berada dalam benak orang orang mengenai kehidupan dunia film. Perselingkuhan dan hubungan bebas. Sehingga ada istilah cinta lokasi, maupun TTM .Memang tidak salah, selalu saja ada hubungan sesama seleb atau seleb dengan sutradara, bahkan sesama pekerja film tanpa harus ada kekuatiran bagaimana bersikap dan menjaga perasaan. Teman saya, seorang aktor kondang, bisa menjalin cinta lokasi sesaat dengan lawan mainnya di sebuah film. Tentu saja hubungan cinta disini bukan sekedar jalan jalan berdua ke Mall atau TTS ( tatap tatapan sayang ). Juga tidak harus terlalu obvious hubungannya agar tidak menjadi konsumsi infotainment. Ketika menghadiri preview sebuah film, bersama tamu undangan lain. Si artis itu datang dengan kekasih resmi, begitu juga si aktor. Tegur sapa sejenak, cium pipi kiri dan kanan lalu memperkenalkan masing masing pasangannya. Setelah itu berpisah karena masing masing menuju komunitas temannya sendiri. Tapi tidak juga selalu benar fenomena ini hanya terjadi di dunia film. Kalau urusan cinta lokasi, TTM atau TTS bisa terjadi di dimana saja, sekolah, arisan, club kebugaran, kantor sampai di pesantren.


Masalahnya memang tidak sesimpel ini, stigma yang diberikan kepada orang film membuat banyak gadis gadis atau orang tua mereka memahami bahwa hanya dengan gaya hidup bebas, bisa membuka pintu ketenaran di kemudian hari. Mereka bagai laron laron yang mengerubungi sebuah lampu, yang pada akhirnya akan membunuh mereka sendiri. Padahal ada sisi bakat dan nasib yang jauh lebih menentukan, untuk bisa masuk dan sukur sukur menjadi popular di sini. Sewaktu saya sedang syuting sebuah FTV, ada seorang ibu yang selalu berusaha bercakap cakap dengan saya saat break makan. Oh, rupanya ada anak gadisnya yang ternyata ikut menjadi pemeran figuran – extra talent, begitu kami menyebutnya.
“ Mas, saya ingin menitipkan anak saya.. biar diajak syuting terus…”
“ Oh ya bu, khan pasti sudah masuk database pemain kita,, jadi suatu saatpun kalau ada produksi tentu talent coordinator saya pasti akan memanggil “
Saya melihat ke anak gadis ibu tadi, masih muda dan sepertinya belum berusia 20 tahun. Cantik dan berani membalas menatap. Semprul ! masih kecil sudah berani.
Rupanya jawaban ini belum memuaskan si ibu, ketika syuting selesai . Si ibu kembali menghampiri dan berkata,
“ Mas kalau mau ngajak pergi malam ini nggak apa,..asal nanti diantar pulang, saya biar pulang sendiri saja..”

Si ibu dan anak tidak menyadari bahwa malam itu juga mereka baru saja membunuh semangat persahabatan yang mungkin saya tawarkan. Terus terang saya ingin menjadi teman yang baik dengan semua pemain pemain saya, lalu bagaimana saya tetap berteman jika terus dibayangi bayangi tawaran menggiurkan seperti itu.

You Might Also Like

44 Comments

  • endangwithnadina
    February 20, 2007 at 3:42 pm

    tetap saja menjadi diri sendiri tanpa harus ikut arus ataupun kasar, mungkin pilihan ideal. Masalahnya dibutuhkan iman untuk itu….seperti iman yang ini…pasti teguh kan? hlo, iman atau teguh, kok jadi bingung…hehehhe

  • diditjogja
    February 20, 2007 at 4:44 pm

    heheheh….
    manarik juga kisah hidupnya!
    TTS : “TemanTemannya”Sutradara?

  • kenny
    February 20, 2007 at 4:50 pm

    yuhuiii…yg ditunggu-tunggu akhirnya muncul jg 😀

    Memang nggak pernah tergoda TTM mas??(heheheh..penasaran :P), smoga nggak ya, klo pernah syukuran ganti nama 😀

  • triadi
    February 20, 2007 at 5:30 pm

    satu bisa ditolak, la kalo seperti diansastro yang ngajak masih bisa nolak ga mas?
    mas iman masih sehat secara mental dan seksual kan?

    salut lah buat mas iman…

  • Iman Brotoseno
    February 20, 2007 at 6:11 pm

    triadi,
    kata katanya bersayap sekaleeeee,
    saya mending TTM aja..teman tapi muhrim ha ha

  • Ms. Penny Lane
    February 20, 2007 at 6:47 pm

    Yeah… whats with everybody? Kenapa sih pada hobi TTM-an? TTM itu kan ga enak? Tidak bisa marah2 kalo si TTM itu punya TTM laen di luaran. Ga bisa ngomel2 kalo dia ngebatalin janji tanpa bilang2. Ga bisa jewer2 kalo ga ngasih coklat palentin. Kan cuman temen… plus sex lah dikit…

    Pokoknya TTM ga cocok untuk para wanita dominatrix!

    Hahahaha…

  • wku
    February 20, 2007 at 7:31 pm

    mas, ternyata sampeyan bisa misuh “semprul” toh? hehe… tapi terus terang saya suka TTM dengan orang yang mampu menghadirkan kelezatan dan kenikmatan tak terlupakan. (*maksudnya, TTM=Tukang-Tukang Masak..*) ketawa ah…

  • rizka
    February 20, 2007 at 9:38 pm

    mungkin kalau sekedar teman main dan temen pergi sih gpp kali ya, tapi kalau udah bener-bener sahabat deket ….hm………. ribet juga ya

  • NiLA Obsidian
    February 20, 2007 at 9:41 pm

    kikikikikiki….*ngikik geli-mode on*
    crita yg lainnya dong mas..kho cuman 4 paragraf…hehe kan bisa jd 1 novel..heuheuheu…..
    (upsss….ntar nyaingin novelnya emka lagi…) hehe

  • ArifKurniawan
    February 20, 2007 at 9:45 pm

    Membunuh persahabatan akibat bayang-bayang selangkangan?

    Atau membunuh selangkangan akibat bayang-bayang persahabatan?

    Huehuehue… Mana yang lebih cocok buat seorang jawara industri film seperti Iman Brotoseno?

    hehehe

    *mabuurrr*

  • venus
    February 20, 2007 at 11:21 pm

    TTM, TTS. eh TTS apa sih, mas? teman tidur siang? sori, ini bukan saru, tapi aku memang blm pernah denger, hehehe…

  • dian mercury
    February 20, 2007 at 11:41 pm

    ehem. trus diajak kemana malam itu ? kekekekekk

  • Yati
    February 20, 2007 at 11:48 pm

    aarrgghhh….ya, merusak persahabatan dan niat baik. sangat menyedihkan! sisi2 hidup yang memuakkan.

    lha, mas…napa ga mas aja yang bikin cerita tentang Bayu NUsantara Aji? Atau soal Gozi Usama. Atau, cerita2 derita sudah teramat memuakkan dan tak layak jual? Kalah oleh cerita hantu dan kehidupan remaja yang melenakan?

    hei…kok gw jadi ‘meradang’ disini? hehehe, maap!

  • yoan
    February 21, 2007 at 9:10 am

    wakakakaka….
    memang orang sering banget menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan *huhuhuhu*.
    tapi semuanya kembali pada orang yang ditawari juga yach mas…

    *yawes…aku mau nawarin donat mau ga???? *wakakaka*, jualan donat buat persiapan wisuda :D*

  • mei
    February 21, 2007 at 9:46 am

    aku sebagai orang awam juga selalu mikir seperti itu mas, apalagi kadang aku suka melihat bahwa artis2 itu emang untuk bisa main dalam sebuah film dia harus bispak ma produser ataupun sutradaranya*examp tokoh luna d film virgin…

    dan mungkin karena glamournya itu ya mas, godaannya juga besar…tapi kalau ngomongin godaan, gak hanya d film toh, di chatting*halah chtting lagi, di blog bahkan di sebuah mall juga ada…memang harus kitanya yang tahan banting..hihi

  • dewi
    February 21, 2007 at 10:19 am

    ternyata hal2 kek gitu bukan euphoria lagi yah bang? sudah bener2 menjadi gaya hidup. sedih, gemerlapnya dunia keartisan menggoda iman.

  • ibunyaima
    February 21, 2007 at 10:45 am

    “Tetapi maksud disini apakah jika seorang pria mengganggap teman wanitanya menarik dan atraktif, secara fisik dan intelektual. Bisakah mereka tetap berteman tanpa pamrih?”

    Ih… menghina!
    *secara temen saya cowok2 semua.. dan kayaknya mereka tulus2 aja berteman sama saya… berarti saya kurang atraktif dong? HAHAHAHA.. *

    Ternyata nggak harus jadi anggota dewan biar banyak yang “caos dahar” ya, Mas ;)?

  • pyuriko
    February 21, 2007 at 4:54 pm

    Boleh jg tuh, TTM (Teman tapi Muhrim)… saya jg mau deh… *tuink-tuink-tuink-tuink*

  • ilmaffectional
    February 21, 2007 at 5:02 pm

    Horeee, akhirnya bisa juga nih kebuka kolom komennya, dari duluuuu bgt pgn ngisi komen disini selalu error.. gak tau deh kenapa.. (curiga sempet ketauan orang IT kantor, keseringan buka yg engga2 :P)

    Waahh..gila, ibu macam apa dia ya.. ck ck ck.. ambisius banget pgn anaknya jadi artis.. memprihatinkan jg ya. Jgn sampe tergoda mass, awas lohh!! hehehe.. Btw, kapan nih saya bisa maen di film mas.. udah liat kan waktu saya dapet peran pemulung itu, hahahaha… keren banget lohh, pasti gak bakalan nyesel, wekekeke… Oya, kalo sama saya mah gak perlu yg aneh2 deh, tenang aja 😀

  • ekowanz
    February 21, 2007 at 5:36 pm

    aih…..bikin tandingan bukunya emka aj bang 😀

    *kiddin*

  • oca
    February 21, 2007 at 5:59 pm

    ideal banget sih? asli gituh? 🙂

  • sutrisno mahardika
    February 21, 2007 at 6:38 pm

    kok ceritanya gak berlanjut mas?? jadi pergi gak malem ituh??
    akhirnya gak jadi berteman kan?
    tapi HTS an… hehhehe

  • senja
    February 21, 2007 at 8:50 pm

    hehehehehe, kok ada ya ibu yang kayak gitu…wakakaka. semoga dirimu kuat iman, pakde..

  • eva
    February 21, 2007 at 9:56 pm

    yewh *tuink*

    hm, cowo cewe temenan rada susah memang.. slalu ada sugesti untuk memiliki dan menjadi lebih..

    tapi ada ibu yang nawarin anaknya?
    hmm.. mudah-mudahan bapak tabah dalam bekerja.. smangad slalu pak ^_^

  • bagonk
    February 21, 2007 at 10:13 pm

    wah… hehe…
    kalo mo ancur-ancuran pasti jadi deh… 😀

  • bebek
    February 22, 2007 at 1:48 am

    wahhh pak…. tawaran gitu mah ga akan aku lepas…. doooh…. ya awoooh… enak tenan hidup pak iman ini… ga seperti idupku yang garing kriuk kriuk ini… 😛

  • Fany
    February 22, 2007 at 4:40 am

    Hohoho…
    banyak godaan sana-sini ya kalo di dunia seperti itu..

    Btw ‘When Harry meet Sally’.. blm nonton, gak nemu2 filmnya 🙁

  • de
    February 22, 2007 at 5:32 am

    awalnya memang susah untuk tidak tertarik. Tapi selama kita menggunakan akal sehat, dan selalu mengingat sisi positif pasangan resmi kita, niscaya kita tidak akan tergoda melakukan TTS, TTM, TT…apa lagi ya?

    BTW, kok masih hapal sih ama dialognya?

  • crushdew
    February 22, 2007 at 11:57 am

    Sally meet Harry, tertohok deh!!!

  • MANUSIASUPER
    February 22, 2007 at 12:44 pm

    Stereotif mas, semua pekerjaan punya stereotif kok…

  • bitiqe
    February 22, 2007 at 1:19 pm

    wahhhh….menjanjikan sekali tawaran nya, heheheee……

    gimana ni kelanjutan malam itu??

    *harap harap cemas mode-on* ^_^

  • Tup Tup
    February 22, 2007 at 6:50 pm

    menurut buku shine menjadi bintang itu bisa karena ada 4 hal : bakat, keberuntungan, kerja keras, dan team work… mungkin yang dilakukan si ibu itu masuk dalam team work.. jadi keep terus persahabatannya…

  • Sandy
    February 23, 2007 at 10:16 am

    Bener kata mas Iman, kalo temen cewe kita punya kualitas untuk jadi lebih dari temen,pasti ada rasa dag-dig-dug.

    Btw, sebegitunyakah orang-orang ingin menjadi artis? *sambil bercermin*

    hehehe…

  • danudoank
    February 23, 2007 at 9:01 pm

    kalo calon aktor getu juga gak sih mas? trus malam itu jadi pulang sama ibunya? hus, malah ngawur :d*kapan bisa bikin felem (iklan) bareng.

  • Mashuri
    February 23, 2007 at 10:30 pm

    Kultus selebriti tidak hanya menghinggapi ibu itu. Tapi kayaknya udah meng-khalayak.Khalayak tak lagi puas hanya sekedar jadi penonton, tapi juga ingin menjadi magnet, pusat sorotan kamera, dan ingin ketenaran. Khalayak itu kini tak ingin lagi jadi manusia biasa yang hidup dalam senyap liputan. Jangan-janagn khalayak itu adalah kita semua…..

  • ibunya cewek itu
    February 26, 2007 at 2:37 pm

    “mas, kok diem aja sih? apa anak saya kurang cantik? kurang sexy? Aktingnya bagus lho mas, siang malem dia selalu ngomong sendiri (latian maksudnya).
    ehemmm… ato… kalo perginya sama saya aja gimana? mgkn mas butuh yg lbh pengalaman? anak saya tak suruh pulang naek taxi aja”.

    Wakakakakakkakkk (kidding…)

    Gue heran, ada juga ibu model begitu yaa… duhh… kejamnya dunia tak sekejam ibu geblek begitu.

  • Si Jagoan Makan
    February 26, 2007 at 3:27 pm

    wah..jadi gosip selama ini bener toh ? *mengendus-endus khas wartawan infotaiment

  • za
    February 26, 2007 at 3:47 pm

    trus trus…..??? jadi nganterin gak malem itu mas?

  • maya
    February 26, 2007 at 4:27 pm

    iyah jadi penasaran, trus tawaran menggiurkannya bagaimana? :d

  • Alex Ramses
    February 28, 2007 at 11:56 pm

    Tunggguu,, Itu emaknya sendiri??? menawarkan anaknya seperti itu? BEjat,,, ini bukan cuma semprul, ini gila.

  • MaIDeN
    March 5, 2007 at 9:40 pm

    “Si ibu dan anak tidak menyadari bahwa malam itu juga mereka baru saja membunuh semangat persahabatan yang mungkin saya tawarkan.”

    mungkin hehehehe ….
    No comment ah …
    Anything is possible

  • yofi
    August 10, 2007 at 1:55 pm

    inspiring…….

  • mamed_mumed
    January 5, 2008 at 12:48 am

    astaga..!!! salut buat ibu tu.

  • Chana
    July 4, 2014 at 1:06 am

    This post is very interesting but it took me a long time to find
    it in google. I found it on 16 spot, you should focus on quality backlinks building,
    it will help you to rank to google top 10. And i know how to help you, just search
    in google – k2 seo tips

Leave a Reply

*