Minggu ini saya diminta untuk memotret keindahan negeri ini. Saya beruntung bisa menjadi finalis Garuda Indonesia International Photo Contest 2008 , dari hampir 4000 peserta datang dari Asia Pacific dan 14,000 photo terseleksi. Ada 20 orang photographer finalis – 12 dari Indonesia dan 8 dari luar negeri – yang dipilih untuk memotret ke seluruh penjuru Indonesia atas biaya Garuda Indonesia mulai hari ini.
Saya menuju Banjarmasin, – Kalimantan Selatan – mencoba merekam keindahan pasar terapung sampai penambangan intan tradisional di Banjarbaru. Sebuah keseharian Indonesia yang mungkin kita lewati. My home My Country demikian semboyan ajang Photography ini.
Ironisnya, kita dengan mudah menangkap dan merasakan gambar gambar jujur yang terekam dari kompetisi prestisius ini. Sementara kita tak bisa menebak gambar apakah yang kita lihat dari panggung dagelan di parlemen dan pusat kekuasaan.
Inilah sebenarnya gambar ‘ indah ‘ bangsa kita. Kemisikinan, korupsi, ketidakadilan dan kebodohan. Amat mudah ditemui dan dilihat tidak harus di pelosok negeri.
Tentu saja kita muak dengan melihat badut badut di parlemen yang tak henti hentinya berakrobat atas tuduhan korupsi dan suap. Tragedi di tanah air beta juga.
Kita harus mengakui ini adalah potret buram bangsa kita.
Saya percaya untuk mencintai negeri ini dengan cara berbeda yang mungkin bisa dengan cara cara biasa saja. Memotret, dan mengharapkan sebuah refleksi kejujuran yang kita lihat.
Itu karena rasa cinta yang melimpah pada negeri ini. Ada perasaan berbeda kalau kita terbang dari wilayah udara luar negeri dan memasuki ruang udara Indonesia. Perasaan seolah olah kita percaya kepada ibu pertiwi. Memasrahkan diri pada hamparan pulau pulau hijau di bawah kita yang menjaga kita.
Sementara saya bisa jadi tidak percaya lagi terhadap elite kekuasaan. Calon anggota dewan legislatif dan parpol yang sebentar lagi mengumbar janji dan pesona dalam pemilu. Padahal sesungguhnya mereka memegang amanah yang kita percayakan. Sampai seberapa jauh mereka bisa menjaga itu ? Bisa jadi Broery Pesolima benar.
Dalam VCD di televisi di atas bus Aerowisata yang membawa rombongan kami ke airport, ia bernyanyi
“ Kau yang telah membuat janji janji palsu, kau merubah cintaku jadi benci “
56 Comments
yati
September 2, 2008 at 10:54 amdoooohhh….kayak gini mau pede ikut lomba garuda? saingannya aja mas iman.
selamat maaaasss….hebat sekali. saya nitip mata aja deh di perjalanannya
afreeze
September 2, 2008 at 7:39 pmgila, keren abisss.. masih ada juga mau yang mikirin negeri ini..
dian
September 3, 2008 at 10:44 amdi majalah sini juga sedang ada kontes photo buat amateur. pinjem photonya donk, mas hihihi 2 rb dollar hadiahnya. ntar bagi dua kekekkekkek
fathy
September 5, 2008 at 3:39 pmnanti foto2nya dimuat di blog mas iman kan? mau liaat… 🙂
Embun
September 11, 2008 at 10:55 pmSudah ada di Gelery kah ???
tommy
April 13, 2011 at 12:10 pmwah keren nieh… jadi pengen liat.