Seorang Kiai NU pernah bercerita tentang bagaimana Wali Sanga menggubah wayang kulit sebagai media dakwah. Diceritakannya tentang Pandawa Lima. Urutan mereka, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa mengandung rukun Islam yang lima.
Yudhistira adalah lambang syahadat, orang yang memegang teguh kalimah Thayyibah dan risalah mempunyai sifat sifat seperti dimiliki Yudhistira, yakni kejujuran dalam segala ucapan dan perbuatan.
Bima alias Brotoseno adalah lambang rukun Islam yang kedua, yaitu sembahyang lima 5 waktu yang tidak bisa ditawar. Dimana saja, dalam keadaan – sakit , sehat. Cocok dengan sifat Bima yang tegas, memperlakukan semua orang sama. Tidak dibeda bedakan.
Arjuna merupakan lambang rukun Islam ketiga, yakni Zakat. Berzakat dengan sendirinya orang harus mempunyai harta kekayaan. Semua orang mendambakan kekayaan. Persis seperti Arjuna yang disenangi semua orang, bahkan dipandang lanang ing jagad.
Lalu Nakula dan Sadewa merupakan lambang rukun Islam ke empat dan ke Lima. Sebagaimana puasa dan haji. Tidak dikerjakan setiap hari, dan ada persyaratan tertentu. Demikian pula tokoh Nakula dan Sadewa tidak sembarang waktu ditampilkan dalam lakon wayang.
Apa yang dipikirkan Wali Sanga jika ternyata tokoh tokoh wayang ini di robohkan, dalam sebuah arak arakan kekerasan oleh sebagian orang di Purwakarta baru baru ini. Apa salah Semar dan Gatot Kaca ? Mereka hanya simbol budaya yang jauh lebih lama hidup sebelum agama Islam datang.
Persoalannya bukan urusan patung patung yang dianggap musrik. Ini bagaimana kita mengingkari sejarah. Tidak ada yang bisa mengklaim sebagai pemilik orisinal budaya di negeri ini. Bukan juga budaya Islam, Kristen atau hindu.
Arab yang panas, tandus, air yang langka, tanpa kehijauan pepohonan, tanpa warna warni bunga, tanpa burung, tanpa kupu kupu. Hanya gerakan unta unta berjalan pelan diujung cakrawala. Alam yang menguasai tumbuh tumbuhan, batu cadas dan pasir yang panas. Maha kuat, maha adil, maha bijaksana.
India yang bersorak sorai dalam tarian dewa dewi, juga hijau hutannya, serta manusia manusia – laki dan perempuan – bernyanyi dalam semesta. Alam kesatria dan wayang.
Arab yang keras, India yang lemah lembut bertemu di Jawa. Alam Jawa dengan dua kepribadian yang berbeda. Islam yang membawa kebenaran serta hindu yang toleran. Masuknya Islam di negeri ini tidak memakai jalan kekerasan dan perang. Dengan cara yang beradab, akulturasi budaya. Tidak salah jika Wali Sanga menciptakan lakon ‘Bima Ngaji ‘.
Sebenarnya tidak ada yang salah. Setiap kehadiran budaya pendatang, selalu mencoba mengakomodasi budaya lokal. Tidak heran, dalam diorama acara acara Natal di pedalaman papua. Bayi Yesus digambarkan berambut keriting dan berkulit hitam.
Ada sebuah cerita menarik, bahwa KH Hasyim Asy’ari, membela organisasi Ansor yang memakai terompet dan gendering dalam arak arakannya, ketika sebagian ulama mengharamkan pemakaian instrumen yang dianggap budaya barat. Alasan Hadratus Syaikh NU, bahwa justru menggunakan terompet dan gendering bisa sebagai bagian syiar Islam, agar musuh – saat itu masih dalam alam penjajahan Belanda – tidak memandang rendah.
Akhirnya dalam sidang Syuriah kelak, diputuskan untuk tidak mengharamkan penggunaan terompet dan genderang dalam acara acara di lingkungan Nahdatul Ulama.
Bagi saya Islam tidak melulu kaku dan harus menjadi sebuah Arab baru di negeri timur jauh. Kita bukan orang orang fanatik keblinger seperti Taliban yang menghancurkan patung patung wajah Budha di pegunungan Afganistan.
Jika patung patung Wayang yang tidak tahu apa apa dirobohkan, maka tinggal menunggu penggusuran patung patung Tugu Selamat Datang, Dirgantara, Jendral Sudirman dan semua simbol estetika seni di ruang publik.
Tunggu dulu. Ternyata urusan fanatik bukan cuma milik atas nama agama. Tapi bisa juga mengatasnamakan rezim yang berkuasa. Dulu Harmoko, mantan juru bicara Presiden Soeharto pernah mengusulkan merobohkan patung Pak Tani di jalan Prapatan, Jakarta Pusat. Kebetulan memang patung itu berasal dari peninggalan Soekarno yang sangat suka dengan karya seni patung
Alasannya, patung itu merepresentasikan ide ide komunis. Mana ada Petani yang membawa senjata. Mungkin menteri Harmoko masih ketakutan dengan slogan Komunis, ‘ Desa Mengepung Kota “.
Fanatisme bukan monopoli Islam. Di Irlandia para penganut Katolik dan Protestan pernah saling membunuh untuk menunjukan sebagai umat yang dipilih Yesus. Sehingga diabadikan dalam sebuah sajak :
“ antara buah dada yang manis Carmelita Doherty tergantung sebuah salib dari batu mirah yang boleh dicium oleh orang Yahudi dan dihormati orang kufur.
Tapi waktu acara minum teh dari perkumpulan ibu ibu Keuskupan Clogher.
Salib itu dianggap terlalu Katolik, maka Carmelita diusir “
Kita bisa menjadi orang yang baik baik, menjalani agama dengan baik sekaligus mencintai budaya negeri sendiri, tanpa harus menjadi fanatik. Memang serba susah, karena penyakit fanatik ini konon salah satu wabah yang ikut keluar dari buah Kuldi, ketika Siti Hawa digoda setan.
Kalau sudah demikian, Semar – yang ciptaan pujangga lokal, karena tidak pernah ada dalam epik pewayangan asli Mahabarata dan Ramayana – paling hanya mesam mesem sambil tersenyum walau matanya sembab.
Oh Ladalah le, le.. ojo keblinger…
foto dari poskotanews.com
33 Comments
Chic
September 21, 2011 at 12:24 pmPadahal Patung Tani itu bukannya melambangkan petani kan ya? Itu kan tentara, yang sedang dilepas menuju ke medan perang oleh istrinya 😛
Jeung Vita
September 21, 2011 at 12:36 pmkalo fanatik ama pacar, gimana mas?
*pletaaak*
didi
September 21, 2011 at 1:30 pmIslam itu contoh ajarannya dari Muhammad, bukan dari arab, bukan dari imam syafi’ie, bukan dari wali songo, bukan pula dari NU. jadi yang harus didiskusikan itu, Muhammad bilang/berlaku apa soal perkara patung. ribuan buku hadist tersedia diinternet sekarang. kalo memang bicara islam ya sumbernya AL-Qur’an dan Hadist. bukan kata si anu atau si anu. ini agama dalil bukan semata2 logika apalagi dongeng
heri
September 21, 2011 at 1:57 pmSaya setuju dengan penggalan ini :”Kita bisa menjadi orang yang baik baik, menjalani agama dengan baik sekaligus mencintai budaya negeri sendiri, tanpa harus menjadi fanatik.”
DV
September 21, 2011 at 2:03 pmNgeri sekaligus geli waktu ngeliat tayangannya di MetroTV yg kutangkap via parabola dari sini, Mas. Ngerinya, kok ya banyak yang berpaham demikian… gelinya, kok ya bisa emosi sama patung…mbok lawan yang nyata-nyata saja 🙂
alsin
September 21, 2011 at 2:30 pmsaya kok lebih sreg sama opini mas/pak/mbak/bu DIDI di atas, mskipun saya bukan orang yg fanatik tapi ttg agama terutama islam lebih cenderung melihat sosok nabi dan ajarannya. masalahnya, mau atau tidak melaksanakan apa yang dikatakan nabi. tentunya dari dalil yg shohih, yakni alquran dan hadist. demikian, kurang lebihnya mohon maaf.
Firad
September 21, 2011 at 6:49 pmPatung Semar dan Gati kaca diperempatan jalan jalan Purwakarta, memang di sembah ? tidak khan. Hanya sebagai pajangan seni. Kita tentu harus berpatokan dengan Quran dan Hadits, tapi akal sehat tetap harus jalan.
ngodod
September 21, 2011 at 9:56 pmMuhammadiyah dulu pernah mengharamkan pemasangan foto KHA Dahlan, karena dikhawatirkan menimbulkan penghormatan yang berlebihan atau pengkhultusan. tapi kemudian keputusan itu dicabut, karena ternyata kekhawatiran itu berlebihan.
Rasulullah, saat menaklukkan Mekah, memang pernah memerintahkan untuk menghancurkan seluruh patung2 yang ada di sekitar Ka’bah. karena patung2 itu adalah patung2 sesembahan. sehingga apabila tidak dihancurkan, khawatir akan tetap menjadi sesembahan. karena waktu itu, masyarakat Mekah merupakan masyarakat pagan (penyembah patung) dan menganggap patung itu Tuhan2 mereka.
saya yakin, orang2 Indonesia, terutama kaum muslimnya, tidak sebodoh seperti orang2 jaman jahiliyah dulu. tau kali patung itu tidak layak disembah karena patung itu bukan Tuhan. layaknya Latta da Uzza dulu… jadi menghancurkan patung2 tersebut kesannya jadi lucu. seperti menganggap bahwa rakyat/kaum muslimin Indonesia sama seperti para penduduk Mekah dulu, penduduk yang menyembah patung/berhala.
amin thea
September 22, 2011 at 9:34 amternyata benar bahwa sebagian masyarakat negri ini masih bodoh dan banyak pula sebagian masyarakat maupun tokoh masyarakat yg senang mempertontonkan kebodohannya dihadapan publik
Bukik
September 22, 2011 at 10:55 amAku setuju dengan yang disampaikan Iman. Tulisan yang ciamik
Tapi percayalah, semua cerita dan pandangan itu berada “diluar” konteks pemikiran mereka yang fanatik. Apa yang dipaparkan hanya meneguhkan mereka yang sudah meyakini pluralism atau akulturasi budaya.
Ketika aku bicara langsung dengan mereka yang fanatik, seolah-olah berada di dunia lain. Paradigma menentukan bagaimana informasi diproses dan dipahami
*ngomongopotho *ngunyahbeling
Prima
September 22, 2011 at 11:21 amBudaya bangsa kalau dibunuh perlahan hilang dong identitasnya 🙂
sudah cukup digempur budaya asing, ini juga mau dihapus dari dalam? 🙂
Ejawantah's Blog
September 22, 2011 at 6:15 pmSalam perkenalan mas, pada kunjungan perdana saya di blog ini.
Terkadang banyak dari anak bangsa ini yang menjadi korban fanatik tanpa engerti terlebih dahulu akar permasalahannya mana yang memiliki arti sebuah nilai budaya dan sejarah. Mereka telah terbungkus selalu dengan bahasa pembenaran dengan suatu pendombrak budaya yang bernilai luhur tinggi.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
jensen99
September 23, 2011 at 10:44 amHaha, bahkan yang Fanatik Keblinger pun muncul komen disini.. Mati saja kalian! 👿
Begitulah mas, kalo negara ini ragu2 menindak radikalisme dan mengembalikan ideologi bangsa ke pancasila, ya paham itu jadi tumbuh subur di masyarakat. Kalo membunuh atas nama Islam saja bisa dan gak dihukum, apa susahnya menghancurkan patung? Agama punya pemimpin, umat punya pemimpin. Kalo pemimpinnya Taliban, ya umatnya jadi Taliban juga.. 😉
orbaSHIT
September 23, 2011 at 2:23 pmane udah pernah komen banyak masalah FPI/FUI/MMI dan kloninganya yg sejenis di thread yang lalu2x…tp ane tegasin skali lagi neeh PREMAN BERSORBAN exis karena DIPIARA! siapa yang miara? kalo di jakarta KAPOLRI,KAPOLDA ama GUBERNURnya..lha tiap kali kalo ada acara oknum2x yg bersangkutan hadir kok (kayak ngasih blessing gitcu deeh)…namun neeh “bibit2x teroris” cuman kuat di sebagian pulau jawa ajah kalo dipulau laen masih kurang greget krn pasti ada perlawanan yg seimbang dari kelompok agama laen,pernah coba “melebarkan sayap” ke pontianak dengan mo merobohkan(lagi) patung NAGA,namun apa lancung? masyarakat dayak+tionghoa di sana menolak keras dan protes..akhirnya enggak jadi deh..mereka mencoba lagi hendak merobohkan patung BUDHA di suatu klenteng di sumatera sana (kalo yg ini berhasil juga dirubuhin enggak ya?)…hemat kata dimana ada neeh organisasi pasti bawaannya rusuh….pembiaran seperti ini merupakan potensi pemicu rusuh horizontal…dari pristiwa awal pemukulan demo aliansi kebebasan beragama di monas beberapa tahun yang lalu,insiden cikeusik,perusakan GEREJA,pembakaran MESJID ahmadiyah sampai sweeping WARTEG di bulan puasa dan penghancuran properti tempat2x hiburan yang resmi dpt ijin pemda… TIDAK ADA KETEGASAN untuk melikuidasi ORMAS2x KAMPUNGAN dan AUTIS macam FPI/FUI dan sebangsanya…kita tidak bisa berdialog lagi dengan kelompok wahabbi kek gini (gimana mo dialog yang ada ribut molo)….mending kita bikin ormas tandingan skalian yg bisa melindungi diri kita dari gangguan kelompok2x fanatik JAHANAM kek gini karena POLISI juga tidak bisa diharapkan kok 🙁
boyin
September 23, 2011 at 4:25 pmmakanya dari dulu dalai lama sudah berkata ” if i have to choose between religion and compassion, I will choose compassion” jika saya disuruh memilih antara agama dan kasih sayang, saya lebih memilih kasih sayang.
orbaSHIT
September 25, 2011 at 12:03 pmbreaking news!….minggu, 25 september 2011 jam 11.00 AM BOM BUNUH DIRI MELEDAK disebuah gereja di jl arif rahman hakim SOLO…bakalan panen bom bunuh diri lagi neeh indo…silahken dibiarkan sajah ORMAS2x fanatik ini
edratna
September 25, 2011 at 12:51 pmMereka yang merusak ingin menang sendiri, padahal manusia bukan makhluk sempurna dan tak berhak mengadili keimanan seseorang.
Gara-gara itu saya ketawa sendiri saat baca di milis, lha akhirnya diskusi ke arah lukisan, patung, memahat, semua tak boleh….waduhh….padahal kita bisa mengagumi keindahan sebuah lukisan, sebuah bangunan kuno..mengagumi kan bukan berarti kita tak percaya Tuhan…geleng-geleng :((
Ocky Tamtelahitu
September 29, 2011 at 12:40 pmSalah satu kebodohan kita ya karena gak belajar dari sejarah.
Makasih tulisannya mas.. 🙂
Endy
September 29, 2011 at 9:43 pmmenurut pengetahuan saya..Nabi Muhammad pernah berkata bagimi agamu, bagiku agamaku…
Nah dari kalimat ini, saya kira terdapat makna bahwa kita tidak boleh memaksakan kehendak kita mengenai agama ke pada orang lain…Dan yang terpenting yang mesti kita sadarai ialah, sebelum kita melakukan suatu hal yang mengatasnamakan Islam, maka sebaiknya kita bertanya pada pribadi masing-masing…Sudahka islam saya adalah islam yang benar…
Saya kasihan melihat beberapa oknum islam mengaku islam, namun perbuatannya tidak menunjukkan islam, dimana islam itu pada zaman nabi adalah agama yang lemah lembut, seperti Nabi Muhammad SAW…makasih..
Saya juga sedikit curiga, jangan-jangan ada oknum yang sengaja memberikan mindset kepada masyarakat bahwa islam itu keras dan brutal..wallahu alam..
wazeen
September 30, 2011 at 8:50 amNabi Muhammad itu orang jawa mas,soalnya sopan banget
Rosid
October 1, 2011 at 11:16 pmTapi justru setahu saya malah kebanyakan kiyai-kiyai NU yang mengharamkan adanya patung. Karena aturan fikih yang difahami begitu dipegang teguh, termasuk benda-benda yang memang kehadirannya sudah dianggap tidak boleh (seperti tiruan makhluk hidup). 🙂
Saya tahu orang Islam tidak boleh memajang lukisan binatang dan manusia dari kiyai NU
Saya tahu orang Islam tidak boleh memajang patung binatang dan manusia dari kiyai NU
🙂 Wallahu’alam… postingan yg cukup menarik
abadhi1
December 3, 2011 at 11:03 amlucu2 memang orang2 dinegeri kita ini apalagi mereka kelompok yang mengatasnamakan pembela islam, yang mengatur keimanan dan keyakinan seseorang dengan kekerasan, sejarah membuktikan penegakan islam dengan cara kekerasan tidak akan bertahan lama seperti yang terjadi diandalusia/spanyol setelah berabad2 berkibar musnah tidak tersisa, seharusnya kelompok yang mengaku pembela islam itu berkaca kesana, kalo memang mereka pembela islam dan benar-benar mau membela islam sebaiknya mereka pergi keirak, afganistan atau palestina karena disana memang benar2 orang islam yang butuh dibela, bukan membuat pengrusakan dan kekacauan dinegara pancasila ini, belum tentu juga mereka masuk surga dulu, teman2 saya banyak yang ikut kelompok ini dan mayoritas dari mereka adalah orang2 yang tidak berpendidikan dan tidak punya pekerjaan karena mendapat jatah makan setelah mengikuti aksi, meskipun ada yang pinter ikut itupun hanya menunggangi untuk mencari nama, banyak dari mereka yang tidak disetujui oleh orang tuanya dan dilarang ikut kelompok ini.
alangkah beruntungnya orang-orang yang mau berfikir.
joni
December 15, 2011 at 8:44 amweleeeehxxx, kok jadi membela patung, jelas jelas zaman nabi patung2 dihancurkan, zaman nabi Ibrahim pun demikian, dan patung itu adanya sebelum nabi Muhammad dan nabi Ibrahim, tapi ingat Alloh menciptakan manusia pertama kali Adam sebagai hamba yang menyembah Alloh terus anak cucunya berkembang dan ada yang kurang ajar membuat patung tandingan Alloh, dan mereka menyembah setan termasuk di India sebagai asal usul cerita fiksi wayang, dan orang hindu bahkan menganggap bima dan pendawa sebagai titisan dewa, kan aneh kalo orang yang ngaku islam kok turut melestarikan dan membela sembahan orang hindu???? ingat kita sudah banyak dibohongi cerita kejawen tentang wali songo, tak mungkin walisongo ikut2an agama hindu, itu hanya cerita yang dibuat oleh orang yang ingin merusak dakwah walisongo yang mulia, apalagi di masyarakat banyak percaya pada cerita ketoprak
abdul muhaimin
December 19, 2011 at 2:17 pmwAH BACA QUR’ANNYA MBOK JANGAN YANG SEREM2 TO! lihat di Al Qur’anhany nabi Muhammad saw yang disebut2 sbg nabi Roufur Rohiim (yg lembut dan pengasih) 2 nama Alloh sekaligus dilekatkan kepada beliau, wong nabinya aja lembut dan pengasih kok umatnya garang, kasar,ngamukan. sejarah membuktikan, ketika nabi Muhammad bisa menaklukkan kembali Makah setelah beliau diusir selama 13 tahun, saat memasuki Makkah kembali yang ducapkan beliau pertama kali adalah “antum tulaqoo” berkali2. Kalian semuanya bebas, tdk boleh ada luka dan darah hari ini, tidak ada dendam yang perlu menuntut balas. ya jangan tex saja yg dibaca, pelajari sejarahnya .gitu loooh
eko fherry
December 27, 2011 at 12:49 am….di negara kita ada Pancasila dan UUD ’45.
fherry
December 27, 2011 at 12:55 ammengutip kalimat Bung Karno, ….jas merah”.
terimaksih.
lipsty
January 17, 2012 at 7:00 pmributin teruuusss.. intropeksi diri!!
jgn menjelek2kan agama!! klo ajaran itu benar tidak boleh menciptakan patung.. masuk neraka. emang pernah ngalamin?? hadehh.. buat patung itu ga dosa mak.. yg dosa itu ya yg namanya “MERUSAk”.. KENAPA SIH ORG2 itu yg mengatas nama kan islam ga mau membawa nama baik? malah merusak. kalo ga setuju ya jgn gitu toh.. sok tau nya.. ajaran yg baik tu tidak merusak. tidak memiliki istri banyak apa lagi menjadi panutan!! sok bener aj deh.. buka mata dan telinga. damai ap.. damai tu gampang kok. gak suseh. aku penganut agama hindu. aku suka masakan jawa, aku suka indahnya natal. aku suka budaya jawa, budaya bali, budaya kita semua. inget pancasila. kita satu!! aku suka budha. kenapa ga liat keindahannya?
lipsty
January 17, 2012 at 7:09 pmkok jadi islam sih yg dibawa2.. islam bener lah, islam ini itu lah. kok kaya satu2nya agam tu islam y? inget mak.. agam tuh cuma penuntun kita.. kita menymbah TUHAN.. bukan salah menyembah patung. patung itu perwujudan dari TUHAN. km punya nabi. aku punya dewa. jangan ap km menjelek-jelekkan agama. wong jelas-jelas paling banyak yang sok bener tu agama islam. kalo islam tu ajarannya baik ga mungkin ky begini. yang ada indonesia damai! kalo mau damai ya jangan menjelek-jelekkan agama. orangnya yg moralnya ga ad. bukan agama! kalo mau nama baik agama tu baik, ya jaga moral, etitut, dsb! ga usa ngurus agama lain. urus diri sendiri jgn sok bener dan bwa2 nama agama. kamu dan aku adalah perwujudan TUHAN. tetapi kamu dan aku yang baik. yang damai dan mengasihi! tuhan tidak berwujud. karena TUHAN ada di semua makhluk dan benda mati sekali pun!!
orbaSHIT
January 19, 2012 at 4:13 pm@lipsty khan ISLAM AGAMA MAYORITAS gan 🙂 jadi mereka ngumpet di balik AGAMA MAYORITAS itu dan bertingkah seenak udele dewe…contoh kasus GKI YASMIN,MA udah kasih amar putusan memperbolehkan membangun tempat ibadah di lokasi tsb tp WALIKOTA (dari partai MUSLIM ===>PSK) melarang malah doi berkolaborasi dengan para “WAHABBI” wannabe yg sering diperalat POLISI (FORKAMMI+GARIS) dan pejabat utk mengitimidasi jemaat…isunya seeh itu kavling udah ada yg mo beli tp jemaat GKI pada kgk mao
Meity
April 17, 2012 at 10:32 amWew … tadi kok ngga bisa comment … coba lagi ah
Jadi, kalau baca tulisan mas Iman di atas, 5 patung wayang itu cuma sebagai simbol pengingat terhadap 5 perkara? Bukan untuk disembahkan? *dan kayaknya ngga mungkin juga ada yang ngelakuin itu*
Sebetulnya kalau hanya untuk mengingatkan sih bener-bener membingungkan kalau sampe dirubuhkan, lah … cuma ngingetiiiiin. Kan bagaimana caranya akhirnya akan balik ke Al-Qur’an dan Hadist aja.
Sang Petualang
September 29, 2012 at 1:37 pmorbaSHIT@ Satujuuu,,, 🙂
Ar Rohman
October 11, 2012 at 9:26 pmhehehe
Kalau boleh tanya, apa ya bedanya praktik sholat 5 waktu dg sembahyangnya orang hindu,buddha,kristen,katolik, konghucu dan sebagainya???
Padahal kita sama” menghadap batu, dan hakikatnya menghadap tuhan…
Jangan Lupha Lho ya, bahwa ka’bah itu dalamnya juga Batu ( hajar aswad ), hee
Soalnya waktu haji tahun kemarin, saya mpe miris rebutan utk mencium hajar aswad, hingga saya akhirnya sadar ttg perbedaan hakikat dan syariat, tekstual dan kontekstual…
Atas jawaban semua pihak, kulo haturaken atur nuhun sanget
murtadianto
April 21, 2013 at 8:51 pmIslam memang membawa dan mengabadikan kebodohan. Jaman jahilyah adalah jaman sesudah islam berkuasa di Arabia, jaman pra-Islam justru Arab lebih beradab. Buktinya ada perempuan mandiri yang terhormat, pengusaha, kaya raya, yang telah menceraikan 5 orang suami, namanya Khadijah.
Islam masuk ke Turki sampai India seluruhnya dengan kekerasan pedang. Membasmi mereka yg tetap tidak mau tunduk pada ideologi muhammad. Demikian pula saat masuk ke Indonesia walisongo menghasut raden patah untuk menghancurkan kerajaan ayahandanya, brawijaya v, kemudian para bangsawan majapahit diburu dan dibasmi sampai mengungsi ke Bali, Bromo, dan Banyuwangi.