VIVINK

Vivink . Begitu namanya. Saya juga tidak mengetahui namanya lengkapnya, kecuali Pinkina nama yahoo messenger IDnya. Saya belum pernah bertemu, dan ia biasa mengunjungi blog saya sekaligus berbincang bincang di cetingan. boso jowo terus. Kalau melihat profilenya – ibu muda berkerudung asli Bojonegero – yang baru menikah ini sepertinya manis dan ayu.
“ Mas, sampeyan kenal Hanung Bramantyo ? “
“ Mas, kalau kerja piye…? “
“ Lho orang film kok sepertinya foya foya terus ”
” Orang film suka kawin cerai to mas ”
Saya buru buru meralatnya.
” Iya tapi lebih banyak ulama yang poligami daripada orang film ”
Banyak sekali pertanyaannya. Curious dan polos. Saya jelaskan kalau tidak semua orang film bejat, ada yang alim juga. Ada juga yang berasal dari keluarga soleh.
“ Ponakan Gus Dur, anaknya Gus Solahuddin Wahid juga sutradara film , sembahyang jengking terus, walau banyak Tank top dan G string berseliweran “. Demikian saya menambahkan.
“ Trus kalau sampeyan yang mana ? “
Ciloko. Ini YM atau interogasi polisi.
“ Wah, ben Gusti Allah yang menilai saja deh..” demikian saya ngelesnya.

Vivink memang selalu rajin menyapa saya di dunia maya. Baginya, komunitas film adalah sebuah jurang yang sangat jauh untuk dibayangkan. Sekaligus bertanya mengenai sebuah pemahaman tentang dunia yang sulit di mengerti. Sebuah dunia Film. Ini memang tidak mudah merubah stereotype komunitas yang biasa dilihat di Infotainment, majalah dan tabloid gossip. Tapi Vivink selalu meminta jawaban. Ia bisa ngambek kalau saya lama menjawabnya di YM.
“ Mas main ke BHI dong “
“ Mas no Hp mu piro ? “
Sampai sore kemarin saya menerima sms dari Vivink, meminta saya datang ke Bunderan Hotel Indonesia, tempat dia akan berkumpul dengan teman temannya. Komunitas BHI yang legendaris. Tentu saja saya janjikan setelah acara bersama Ida Arimurti di Delta FM selesai. Tetapi bukan Vivink kalau tidak posesive. Sehingga saya harus mematikan hp saya, takut frekwensi sms bisa mengganggu acara siaran.
“ Vink..Aku mau siaran dulu “.

Akhirnya saya bertemu Vivink, di depan teras fountain air mancur Grand Hyatt Hotel, di pinggir jalan protokol. Sebuah tempat yang begitu familiar hampir sepuluh tahun yang lalu. Pada masa periode Mei – November 1998, ketika tempat ini bersama gerbang lobby hotel Mandarin, Indonesia dan Grand Hyatt menjadi titik titik pangkalan tukang ojek . Menjadi armada transportasi bagi jurnalis, kameramen dari seluruh penjuru dunia yang melaporkan kerusuhan dan pergolakan dasyat di negeri ini. Karena transportasi lumpuh, maka ojek digunakan untuk menembus gang gang pojokan kota menuju daerah konflik. Saya teringat begadang bersama rekan jurnalis dan kameramen TV dari Inggris, di tempat ini. Dan sekarang ditempat yang sama, saya duduk bersalaman dengan gadis mungil yang bola matanya melompat lompat meminta jawaban. Tentu saja, saya berterima kasih dengan Vivink, kalau bukan karena dia, tentu saya tidak sempat berkenalan dengan teman teman baru Hadik , Endik , Bambang , Mita , Pitoh disamping Iqbal dan Ipul yang sudah saya kenal lebih dahulu. Pertemuan ini memang menyegarkan, dan saya menikmati teh manis, dan sate kikil pinggiran jalan. Melihat perjuangan sisi lain manusia manusia yang membangun kesempatan di kota besar ini. Dan saya percaya bahwa kita bisa eksis dan bernafas karena perjuangan hidup ini. Sesulit apapun. Juga jauh lebih penting, bahwa orang orang seperti Vivink bisa melihat bahwa manusia film seperti saya adalah biasa biasa saja, sama seperti manusia manusia yang dilihat di setiap tikungan kehidupannya. Tak perlu menduga duga mengenai akhlak ataupun sisi kehidupan yang berbeda.

Sayang sekali Vivink harus pulang lebih cepat. Padahal saya tahu ia masih ingin menikmati di sini, sebagaimana saya ingin dia lebih lama di sini. Tapi sebagai istri yang sakinah, ia memang tak bisa membiarkan suaminya menunggu di rumah. Ia juga tak sempat bertemu dengan buanadara – selebriti blogger baru – yang tiba tiba muncul menyusul kopdar ini. Namun Vivink, tetaplah Vivink. Sebelum pulang ia masih saja posessive.
“ Anakmu piro mas “
“ Mas, lahir tahun berapa “
“ Mas, lho itu HP mu yang lain ya,..piro nomere mas “
I love u Vivink.

You Might Also Like

53 Comments

  • Ayi
    December 7, 2007 at 2:31 pm

    Jadi sebetulnya mas iman itu suka ya ama yg lugu dan naif. Aku jg lugu, mass… Hehe..
    Lam knal ya mas, tulisanmu ringan dan segar… farfum kalleee..

  • givmesmile
    January 9, 2008 at 3:11 pm

    kunjungan persahabatan….pengen kenal…boleh ?

  • ebeSS
    January 19, 2008 at 11:05 pm

    tulisan saya hari ini mengacu juga dari sini, terimakasih . . . 🙂

1 2

Leave a Reply

*