Browsing Tag

Marah

mulutmu amarahmu

Suatu waktu dipertengahan tahun 80an, seorang pemilik restaurant Indonesia “ Soeboer “ di Den Haag, Belanda mengetahui bahwa Raja Solo Sri Susuhunan Pakubuwono XII sedang berada di kota itu untuk membawa rombongan kesenian dan budaya. Tentu saja sebagai orang Solo ia mengundang raja beserta keluarganya untuk dijamu dahar Indonesia di rumah makannya.
Tentu saja mereka sangat senang dan benar benar makan sekenyang kenyangnya. Bisa merasakan makanan Indonesia di perantauan memang sebuah anugrah.
Sampai suatu ketika salah seorang cucu mengatakan sudah kenyang. Perutnya tidak muat lagi. Sang raja sontak memarahi dan mengatakan – dalam bahasa jawa – yang artinya,
“ Sana berak dulu ke belakang, nanti makan lagi ! “
Si Pemilik rumah makan tertegun tak mempercayai ada ucapan sekasar itu keluar dari seorang simbol keraton yang semestinya penuh sopan santun.

Continue Reading