Idul Fitri menjadi cultural dan festive, karena itu kita menyebutnya hari Raya. Bahasa arabnya Yaummul Haflah, hari pesta. Setelah sebulan berpuasa, menahan lapar dan godaan. Puncaknya adalah Ramadhan, Allahu Akbar Hari Raya. Kotbah di masjid menjadi tidak penting, karena ibu ibu harus pulang lebih dulu memanaskan opor ayamnya serta harus membelah belah ketupatnya. Sementara ia semobil dengan sang bapak, anaknya. Mau tidak mau mereka juga harus permisi lebih dulu.
Kini saatnya balas dendam di hari kemenangan. Menyantap aneka ragam gulai dan penganan selama seminggu. Walhasil kolesterol, dan penyempitan jantung menunggu di ruang tunggu dokter bulan depan.
Menarik, menurut Radea Juli A Hambali, idul fitri tidak hanya sarat makna spiritual , tetapi menjadi locus dari semangat pembebasan berdimensi sosial. Tentang bagaimana membebaskan masyarakat dari jerat kemiskinan, ketidakberdayaan, kesewenangan dan perilaku zalim yang dapat merusak tatanan masyarakat madani.
Kalau dulu Hadratus Syaikh, KH Hasyim Asy’ari sudah membebaskan pola pandang ulama ulama di NU yang menganggap terompet dan tambur adalah haram. Menurut pendiri Pondok pesantren Tebu Ireng, alat kesenian ini justru bisa menjadi syiar kebesaran Islam.
Saat ini yang dibutuhkan implementasi semangat pembebasan ini adalah kesediaan umat Islam menjadi teladan par excellence dalam hal toleransi dan tenggang rasa terhadap kehadiran ‘ yang lain ‘ dan menempatkannya dalam aktivitas kehidupan. Inilah fitrah sesungguhnya.
Persoalan kebangsaan dan keadilan sosial menjadi urgensi bentuk kehadiran Islam ditengah masyarakatnya. Saya menjadi teringat teologi pembebasan yang diusung para kaum Yesuit di Amerika Selatan – justru dituding marxis – sebagai bagian dari proses perlawanan atas penindasan dan ketidakadilan.
Kadang kala kita umat Islam sudah kehabisan energi bertempur dengan sesamanya mengenai urusan khilafiyah. NU menganggap memegang Al Qur’an harus berwudhu, sementara Muhamdiyah tidak, masalah hisab sampai urusan Ahmadiyah. Bukannya tidak penting, tetapi kita menjadi lupa ada tanggung jawab sosial disekeliling kita.
Saat kita mengunyah sambel goreng ati di pesta idul fitri semestinya kita tahu ada korupsi yang merajelala, 40 juta orang miskin di negeri ini dan kesetiakawanan yang mulai surut.
Biarlah manusia berpesta dalam puncak kemenangannya di hari raya. Ini bagian fitrah dari manusia. Setiap hari kita sibuk lari dariNya. Beranikah kita membebaskan diri kita sendiri, bergetar untuk kembali ke fitri. Walau sebenarnya fitrah manusia tidak ada, hanya Allah yang Maha Akbar.
Selamat Hari Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin.
68 Comments
marshmallow
September 30, 2008 at 1:56 pm…Saat ini yang dibutuhkan implementasi semangat pembebasan ini adalah kesediaan umat Islam menjadi teladan par excellence dalam hal toleransi dan tenggang rasa terhadap kehadiran ‘ yang lain ‘ dan menempatkannya dalam aktivitas kehidupan. Inilah fitrah sesungguhnya…
Apa maksudnya arti fitrah itu bisa berbeda-beda sesuai zaman, Mas? Hmm…
Tapi bisa jadi kalau mengingat kondisi perpecahan di kalangan umat Islam sudah kian menguatirkan, dipicu oleh ketidaksediaan menerima kehadiran “yang lain” itu.
Sekaligus mau mengabarkan kalau cerita dengan backdrop negeri asing yang pernah “dipesan” sudah tersedia di rumah saya, menunggu dijemput.
Ied mubarak!
Ecko
September 30, 2008 at 2:08 pmJujur saya gak baca postingnya karena buru2 warnet dah mo tutup. 🙂
Cuma mo ngucapin met lebaran. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin ya…
goop
September 30, 2008 at 2:20 pmselamat idul fitri, mohon maaf lahir dan batin, mas 😀
mikow
September 30, 2008 at 2:27 pmkami sekeluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin
siska
September 30, 2008 at 2:52 pmSelamat Hari Raya Idul Fitri…
Mohon maaf lair dan bathin 🙂
zen
September 30, 2008 at 2:53 pmPuasa adalah zakatnya materi dan zakat adalah puasanya materi: lebaran menggenapkan keduanya. Selamat lebaran, mas bro!
Dony
September 30, 2008 at 3:01 pmKita rayakan dengan semangat saling berbagi
azaxs
September 30, 2008 at 4:25 pm*Kullu ‘am wa antum bikhoir…*
minal aidin wal faidzin pak… maaf juga kalo ada kesalahan selama ini….
Ocha
September 30, 2008 at 5:00 pmCuman mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri buat mas Iman dan keluarga.
gum
September 30, 2008 at 6:09 pmsemoga gegap gempita pesta kita esok hari tetap menyadarkan kita akan realita2 yang njenengan sebutkan itu pak.
mohon maaf lahir batin.
mari berharap ridhonya atas ibadah kita sebulan kemarin.
Lendi
September 30, 2008 at 6:12 pmMet Idul Fitri Bwt mas Imam dan smua pembaca blog ini… Minal Aidin Walfaidzin…
Anang
September 30, 2008 at 7:02 pmmohon maaf lahir batin mas… lebur semua salah dan silap di hari nan fitri…
Hedi
September 30, 2008 at 7:07 pmBerkeTuhanan dan beragama pada hakikatnya mengandung tiga hubungan; manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan mahluk hidup lain. Vertikal, horisontal dan diagonal. Semuanya penting.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin
Donny Verdian
September 30, 2008 at 7:43 pmSelamat Idul Fitri Mas Iman, selamat kembali ke fitrah Anda sebagai manusia …
Tuhan memberkati perkawanan kita pula …
Aki Herry
September 30, 2008 at 8:05 pmSelamat Idul- Fitri,
Mohon maaf lahir dan batin
harriansyah
September 30, 2008 at 9:12 pmmaaf lahir bathin ya
budiernanto
September 30, 2008 at 10:00 pmasalkan semua ibu-ibu pemasak opor dan penghafal Al-Quran tetap menganggap Muhammad adalah nabi terakhir itu tidak menjadi masalah.
saya mengucapkan selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin, semoga tahun depan bertemu lagi.
MaNongAn
September 30, 2008 at 10:20 pmSalah satu tipu daya Syaiton adalah memecah belah ummat agar mereka tersesat. Al-Qur’an dan Hadist sudah mengingatkan hal ini. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang diberikan rakhmat bukan termasuk golongan yang sesat. Aamiinn.
Minal Aidin Wal Faidzin, Taqobballahu Minna Wa Minkum, Taqobbal Yaa Kariim.
.::he509x™::.
Ray
September 30, 2008 at 11:57 pmSeiring Ramadhan yg beranjak, dgn kerendahan hati ini memohon maaf utk setiap kata & tulisan.
Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa shiyamakum, ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin.
Met Idul Fitri 1429H, mohon maaf lahir batin.
Nayantaka
October 1, 2008 at 12:13 am………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
saya mungkin bisa menghitung jumlah titik-titik ini, sebagaimana halnya saya mungkin bisa memperkirakan jumlah butiran pasir dalam genggaman tanganku,
namun, bisakah saya menghitung jumlah titik-titik dosa
berapa juta sakit hati saudara karena perilaku saya
berapa laksa luka yang tersayat oleh kata-kata saya?
seluruh bintang yang terbentang di gugus bima sakti mungkin tak mampu mewakilinya
setak mampunya buih-buih ombak di lautan membilangkannya
sebulan laku diri
semoga mampu membakar sebagian daripadanya
dan
sepatah kata maaf
terikrar dari lisan
sebagai ungkapan ketulusan hati
semoga mampu membenamkan sebagian yang lainnya
ke dalam samudera permaafan sesama saudara
“Selamat Idul Fitri 1429 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin”
Dewa-Dewi-Jasmine
aminhers
October 1, 2008 at 12:17 amMohon maaf lahir batin jika ada salah ucap dalam tulisan2 saya.salaam
nico
October 1, 2008 at 4:18 amMas,aku tak mampir ke rumah ya. Pen nyicip kue lebaran:D*halah*.
Met lebaran mas, maafin kalo ada salah2 kata, tingkah dll. Salam buat keluarga maas..
mantan kyai
October 1, 2008 at 5:16 amminal aidin wal faizin. mohon maaf lahir batin.
RoSa
October 1, 2008 at 5:40 amlebaran kali ini ndak bisa nyicipin sambal goreng ati…:(
but alas, maaf lahir bathin ya Mas…semoga jiwa2 ini kembali menjadi fitri dan putih, Amin
moh arif widarto
October 1, 2008 at 5:53 amSelamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin.
edratna
October 1, 2008 at 2:21 pmTadi pagi mendengarkan sebelum sholat Ied, maka panitia mengumumkan perolehan Zakat, dll….dari dana yang ada, alokasinya: sekian untuk pondok pesantren, sekian untuk yayasan yatim piatu dsb nya. Saya jadi berpikir, jangan-jangan memang tak ada atau jarang yang langsung ke rakyat miskin….jika demikian adalah wajar jika ada yang bersedia memberi zakat langsung, banyak fakir miskin berdesak-desakan untuk memperoleh sekedar uang Rp.20.000,-.
Saya sendiri, selain zakat fitrah, lebih banyak memberikan langsung, entah berupa anak asuh yang dididik sampai SMA/STM, dikursuskan, sampai bisa nyopir, kemudian setelah dia mendapat pekerjaan dilepas. Juga jika ada saudara yang kurang mampu, karena ayahnya meninggal, anaknya disekolahkan sampai tamat S1, syaratnya harus bisa masuk PTN, maklum suami hanya PNS dan saya sendiri bukan seorang Direktur atau apa, hanya seorang karyawan (sekarngpun sudah pensiun). Paling tidak mencoba berbagi langsung…..entah bagaimana caranya agar uang yang diberikan melalui zakat bisa sampai ke orang miskin, namun digunakan sebagai pemberdayaan, bukan sekedar konsumtif.
Hari Lebaran, tak sekedar merayakan kemenangan, namun kita juga introspeksi, apa yang bisa dapat kita lakukan, untuk menolong sesama.
Mohon maaf lahir dan batin….
Ipul Anwar
October 1, 2008 at 2:21 pmSelamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir bathin ya.. mas
Dilla
October 1, 2008 at 4:59 pmSlamat merayakan lebaran bersama keluarga, mas iman..
Maaf lahir batin ya..:)
kenny
October 1, 2008 at 5:18 pmselamat idul fitri, maaf lahir dan batin mas
Daus
October 1, 2008 at 8:32 pmMas, Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Mas email saya koq ga dibales???
iman
October 1, 2008 at 8:38 pmDaus,
email yang mana ya ….??? kok nggak terima
Daus
October 1, 2008 at 8:58 pmSaya lupa tangalnya kapan ngirim e-mailnya coba mas cek lagi fevrier21_21@yahoo.com
Helene
October 1, 2008 at 10:09 pmEid Mubarak buat mas Iman dan keluarga.
silly
October 2, 2008 at 6:55 amMas Iman,
Sebagai org yang pernah nyampah2 diblog ini, saya minta maap yah, lahir dan batin. Sekaligus minta amplop lebarannya dong, khan Mas Iman bagi2 amplop toh??? 😛
Anyway, makasih banyak untuk sekapur sirihnya. Speechless, sumpah!!! Thanks a lot yah.
Maaf lahir batin, semoga kita semua fitri kembali.
nothing
October 2, 2008 at 7:42 ammohon maaf untuk semua salah yang pernah ada
dan semoga tercipta keadilan untuk seluruh umat manusia
Brahmasta
October 2, 2008 at 11:45 amMohon maaf lahir batin juga..
Ramadhan dan Idul Fitri sepertinya tidak memperbaiki akhlak kita. Yang terasa hanya haus dan lapar. Benar seperti ditulis di atas. Kita kebanyakan hanya sibuk berpesta di hari raya ini.
septian
October 2, 2008 at 2:25 pmMas Iman. Selamat Idul Fitri.
enade
October 2, 2008 at 5:09 pmSelamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin.
samsul
October 2, 2008 at 6:52 pmminal aidin wal faizin mas, mohon maaf lahir dan batin… 🙂
sawali tuhusetya
October 2, 2008 at 6:55 pmKami sekeluarga turut mengucapkan selamat hari raya idulfitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bisa kembali ke fitrah-Nya, amiin. Salam silaturahmi.
aRuL
October 2, 2008 at 9:40 pmmet idul fitri…
maaf lahir batin….
yah semoga lebaran ini penuh makna mas 🙂
fauzansigma
October 3, 2008 at 1:35 amsemoga lebaran kali ini lebih bermakna…. apalagi klo mereka dan kita semua membaca tulisan mas Iman yg satu ini..
met idul fitri mas.. maaf lahir batin
rani
October 3, 2008 at 3:38 ampemahaman saya, setelah tauhid, islam itu mendahulukan hablum minannaas dari hablum minallah. tapi mungkin juga saya salah.
met lebaran mas. maaf lahir batin ya
Luigi Pralangga
October 3, 2008 at 6:37 amterlepas skenario global yang tengah danterus berupaya mendiskreditkan citra Islam itu sendiri, masih banyak [jumlahnya] kalangan muslim yang kurang berpendidikan dan hanya melihat dari sudut pandang yang pendek.. tugas kita-lah yang notabene kurang dari 10% ini untuk senantiasa memberdayakan mereka secara positif.
Education.. education and education, is the key to nation’s character building!
Selamat hari Raya Idul Fitri 1429H, semoga Alloh SWT menerima amal ibadah puasa kita semua. Lebaran ini saya masih harus tinggal dan bertugas di negeri si bau kelek ini.. Salam hangat dari afrika barat!
meong
October 3, 2008 at 7:14 pmtulisan yg bagus!
saya sndiri, uda sjk smu, ga semangat menyambut lebaran. selain stress hari raya, jg males bgt dg nuansa pesta2. bah, apa yg musti dirayakan? emg lolos ujian ramadhan? sampe2, maling dan copet bekerja 2x lipat pas ramadhan, spy bs ‘lebaran’.
saya rindu kesejatian.
tragedi zakat, mnrtku jg cermin bhw ketdkpedulian thd yg lbh lemah& kuatnya ego keakuan jg menjangkiti masy. ekn lemah.
Juliach
October 3, 2008 at 8:50 pmJangan-jangan uang yg mereka bagi-bagi untuk anak-anak dan kaum miskin itu dari hasil korupsi ya?
Aduh kasihan juga!
Btw, Selamat merayakan Idul Fitri dengan suka cita, maaf lahir dan batin.
Akhmad Guntar
October 4, 2008 at 8:38 amtaqobalallahu minna wa minkum
Mohon dimaafkan segala salah. Semoga Allah jadikan kita insan yg jauh lebih baik, lebih mulia, dan lebih berguna bagi sebanyak mungkin manusia. Amin
za
October 4, 2008 at 4:42 pmmulai dari 0 ya mas…
mohon maaf lahir batin….;)
angki
October 4, 2008 at 6:35 pmMaapkeun lahir dan batin Kang Iman
kyai slamet
October 4, 2008 at 7:12 pmhmmmm…. harusnya akhir ramadhan adalah kemenangan bagi kita semua, si kaya dan si miskin. bukan hanya kemenangan pengusaha retail dan angkutan saja!
***salaman***