Beruntung saya menemukan sebuah kaset jadul yang berisi Pidato Bung Karno pada peringatan Maulud Nabi tahun 1964 di mesjid Istana. Dengan bersusah payah membersihkan jamur di pitanya, akhirnya bisa saya pindahkan ke audio file di hard disk saya. Walau acara keagamaan, tapi Bung Karno masih sempat sempatnya menyelipkan pidato politiknya yang berapi api. Saat itu Bung Karno menyampaikan kemarahan yang luar biasa dalam acara Maulid saat itu, setelah dilaporkan para demonstran di Kuala Lumpur merobek bendera merah putih dan menginjak injak lambang Burung Garuda. Sampai saat ini, beberapa kali Indonesia yang mengklaim sebagai saudara tua harus mengalah kepada adik kecilnya di utara. Sebenarnya sejarah hubungan love and hate kedua negara sudah dimulai lebih dari empat puluh tahun yang lalu.
Ketika menerima kemerdekaan dari Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957, negeri itu bahkan tidak mempunyai lagu kebangsaan. Dengan gagah berani dan percaya dirinya, mereka mencomot lagu keroncong Indonesia yang berjudul “ Stamboel Terang Boelan “, sebagai lagu kebangsaan dan mengganti liriknya. Presiden Soekarno dengan kesantunan seorang pemimpin besar negara tetangga, segera mengumumkan lagu idola buaya keroncong itu tidak boleh lagi dinyanyikan sembarangan di seantero Nusantara ( Tempo Edisi 15-21 Oktober 2007 ).
Sebagai pemimpin besar, jangankan sebuah lagu. Pesawat MIG saja dipinjamkan ke Pakistan, atau mengirim senjata satu kapal selam penuh ke Aljasair, untuk membantu kemerdekaan negara negara Asia Afrika. Sejak awal sesuai semangat politik Bung Karno, ia selalu mendukung dekolonisasi negara yang hendak merdeka, sehingga ia tidak menentang gagasan Malaysia. Bahkan dalam Manila Accord antara Tungku Abdul Rahman dari Malaysia, Presiden Macapagal dari Philipina dan Bung Karno, disepakati bahwa status daerah Kalimantan Utara akan dibicarakan lebih lanjut melalui referendum rakyatnya. Namun secara fait accompli pada tanggal 29 Agustus 1964 Tungku Abdul Rahman dan Inggris mengumumkan penggabungan Kalimantan Utara sebagai bagian dari federasi Malaysia . Bung Karno tentu saja marah, dan sejarah selanjutnya mencatat Sejarah mencatat politik konfrontasi terhadap Malaysia telah menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit. Ribuan sukarelawan disusupkan lewat laut dan udara melalui Johor, Singapura, Sabah dan Sarawak. Pasukan Marinir, maupun reguler bertempur di hutan hutan Kalimantan dengan pasukan gurkha dan tentara Inggris, sebagai perang yang tak pernah diumumkan antara Inggris dan Indonesia. Perang selama 3 tahun yang karena sifat kerahasiaan dan tidak hadirnya wartawan dalam pertempuran, menyebabkan tidak banyak orang luar memahami, betapa dahsyat pertempuran yang terjadi. ( Thomas Geraghty, Who dares wins, the story SAS 1950 -1980 )
Setelah orde lama tumbang, kedua negara itu memulai hubungan baru. Awal 70-an Indonesia mengirim dosen, guru untuk membangun infrastruktur pendidikan di Malaysia yang saat itu baru memiliki satu universitas. Karya sastrawan Indonesia menjadi buku bacaan wajib di sekolah sana. UU Penanaman Modal Asing tahun 1967 menjadi blue print pembangunan investasi mereka juga. Mereka belajar industri perminyakan melalui Pertamina, Undang Undang Migas menjadi model yang ditiru plek ketiplek oleh Petronas. Mereka juga mengirim orang untuk belajar kedokteran, teknik di UI, ITB, UGM, Unpad, Airlangga, bahkan juga mengirim ke sekolah film di IKJ, serta menjiplak UU Perfilman Nasional kita. Coba lihat sekarang, gantian mahasiswa kita yang belajar di perguruan tinggi Malaysia. Pertamina sudah ngos ngosan mengejar Petronas menjadi pemain kelas dunia. Mereka juga memasuki perbankan dan industri telekomunikasi kita. Di dunia film, banyak orang film Malaysia yang mencari nafkah di Indonesia dan kita sekarang yang belajar film dengan mereka. Sekarang si saudara muda sudah menuai hasilnya, membuat mereka maju sebagai bangsa yang mandiri sehingga melahirkan perubahan pola pikir. Generasi baru Malaysia sekarang hanya melihat Indonesia sebagi pengekspor pembantu, buruh, TKI serta biang kerok kebakaran hutan saja. Ini membuat secara mental mereka lebih superior dan menjadi dengan gampangnya menyepelekan hubungan ras serumpun antar bangsa ini. Terus terang rasa kebangsaan saya terusik dengan masalah masalah ini. Mulai pencaplokan pulau Sipadan – Ligitan, kasus Ambalat, TKI yang dianiaya dan diperkosa wasit karate kita yang di gebukin, istri diplomat yang ditahan , batik yang dipatenkan oleh mereka, sampai terakhir pemakaian lagu Rasa Sayange hanya menjadi excuse dari sebuah bangsa yang merasa besar dengan huruf b kecil. Aroma emosi terlihat pada komentar masyarakat Malaysia pada sebuah postingan seorang blogger kondang di Kuala lumpur . Ada yang bilang Indonesia tak tahu terima kasih sudah dibantu sewaktu bencana tsunami, ada yang bilang silahkan ambil lagu itu lagi asal 2 juta TKI di Malaysia disuruh pulang lagi. Lihat juga komentar komentar dua bangsa ini , sehingga pemakaian alasan sebagai saudara serumpunpun sudah tidak tepat lagi. Rumpun yang mana ? Masing masing kita adalah entity yang berbeda, dengan budaya yang berbeda pula, hanya sebagian kecil persamaan budaya melayu di Sumatera atau dayak di Kalimantan.
Saya bertaruh pihak Malaysia tidak akan serta merta mencopot lagu itu, walaupun perusahaan rekaman Lokananta, di Solo sudah mengeluarkan bukti bahwa mereka pernah merekam lagu Rasa Sajange tahun 1962 sebagai bagian dari souvenir selama Asian Games 1962 di Jakarta. Ini masalah pride dan kebanggaan yang harus dipertahankan oleh mereka juga. Mana mungkin mereka mau mengakui lagu itu milik bangsa lain. Tentu saja haram bagi bangsa yang merasa superior. Tinggal kepada kita sendiri, bisakah kita merefleksikan diri sebagai bangsa yang besar dengan huruf B besar ? Perang secara fisik sudah memang sudah bukan jamannya , tetapi bukankah ada cara lain. Bisakah dunia blogger menjadi pemicu semangat kebangsaan kita ? mestinya bisa karena sudah ada momentum komunitas blogger Indonesia untuk melahirkan issue issue ini. Jika komunitas blogger di luar sana bisa melahirkan Blog Action Day mengenai issue lingkungan hidup, mengapa kita tidak memulai untuk issue kebangsaan kita sendiri. Ini juga bisa merupakan proses pembelajaran dari kasus ini untuk mulai mendata kekayaan budaya sendiri. Tetapi diam diam saya juga mengimpikan pemimpin kita memiliki sepersepuluh saja semangat dan amarah yang dimiliki Bung Karno.
Sambil membalas email untuk konfirmasi kehadiran ke chairman Pesta Blogger , bulu kuduk saya merinding mendengar suara Bung Karno,..” dilaporkan oleh radio Kuala Lumpur, woh Republik Indonesia,,.. Presiden Soekarno sudah tak di dengar lagi,..apa benar demikian saudara saudara ? Saya baru pulang dari Africa,..saya bisa berkata kepada saudara saudara,..belum pernah ! nama Republik Indonesia begitu tinggi seperti mercu suar bagi negara negara new emerging forces. Indonesia memberikan konsepsi, Panca Sila, berdikari…Justru di Afrika ide berdikari, woodohh dikagumi saudara saudara..Perkataan presiden Soekarno bahwa the crowning of independence is not membership of united nations, but the ability to stand on our own feet, mereka rakyat Africa dan orang mesir berkata..its rang through Africa..artinya menggelegar seperti beledek mangampar ampar..!, saya tantang Kuala Lumpur, mana suaramu !..Kalau boleh saya katakan Malaysia adalah negara tanpa konsepsi ! dalam hal pertahanan berulang kali , Hei Inggris tolonglah kami, Hei Australi tolonglah kami, Hei New Zealand kalau kau betul betul anggota Commonwealth, tolonglah kepada kami..tolong, tolong, mana berdikarinya saudara saudara ? sama sekali tidak !
122 Comments
elly.s
October 25, 2007 at 10:53 pmAduuuh maaf terlambat baca n terlambat komen….
Maxlum sibuk ma ramadhan n lebaran.
Negara ini memang lack of creativity mas…
Semuanya nyontek n njiplak. Terbaru mereka pakai Punjabi bersaudara utk membuat sinetron berjudul “Durani”, agar bisa “membakar” ala2 sinetron kita.
Dan kalau untuk “national Anthem” pun mereka plagiator apa ada yg boleh percaya kalo lagu rasa sayange itu lagu mereka? ha..ha..ha..
Seperi kata Keny walaw saya banyak teman2 Malaysia yg baik2..tapi secara umum mereka melihat kita sebagai negara yg berada “jauh” dibawah mereka. Mereka mengangggap segala keruwetan dan kriminalitas adalah akarnya dari warga Indonesia yg memang harus diakui banyak disini.
Lega banget kemaren nemuin artikel dikoran berbahasa Inggris mereka “STAR” pengakuan bahwa 80% kejahatan dan kriminal dilakukan oleh warga tempatan dan hanya 20% dilakukan warga asing.
“Warga asing” lho dan bukan warga Indonesia…dan penelitian berikutnya dikatakan hanya 2% dilakukan oleh warga indonesia.
Kalau saya presiden atau menteri… 1 hal saja “kunci” dari semua ini. yaitu..Hentikan pengiriman TKI dan TKw kemalaysia! Karena itulah pangkal segala permasalahan mengapa sampai Indonesia dipandang sebelah mata oleh mereka. Kita hanya dikenal sebagai negara pengekspor pembantu dan pengekspor penjahat.
Kalau memang tak bisa dihentikan sepenuhnya paling tidak yg kemalaysia saja dulu dihentikan.
Mereka lupa disamping TKI dan TKW ada ratusan ribu Expatriate Indonesia yang bekerja sebagai dokter, pilot, dosen, engineer dan pegawai Petronas di malaysia ini. Dan mereka semua pada dasarnya adalah untuk mengcover kelakuan orang melayu yang semua orang sudah tahu yaitu pemalas.
Tanpa harus menafikan bahwa tidak semuanya begitu tapi ya.. most of them.
Sementara warga Cina Malaysia bekerja keras..warga melayu lepak2 (santai2) diwarung n dikedai dari pagi sampai pagi. dan menganggap kerja kilang (kerja pabrik) adalah hina dan hanya pantas utk warga asing spt Indonesia, burma, siam, vietnam, pakistan, india, bangladesh dll.
Saya sudah 6 tahun lebih disini..dan bila berbicara soal kewarganegaraan mereka akan dgn sinis berkata..”alaaaah tukarlah kerakyatan (kewarganegaraan) tu kepada malaysia….enak kan duduk (tinggal) sini..senang(mudah) buat duit…”
Dan mereka akan sangat surprised dgn jawaban saya..karena saya menjawab begini ” dibagi duit berapapun saya tak terfikir nak bertukar kerakyatan…rindu saya kepada tanah air diatas segalanya..dan sebelum disini saya dan suami telah bekerja mantap diIndonesia..kami kesini hanya mencari pengalaman tambahan. Disini memang senang nak buat duit..tapi bukan berarti tak ada rakyat malaysia yg cari duit di Indonesia”
Resta
October 26, 2007 at 10:25 pmdasar malingsia
djoko
October 26, 2007 at 10:45 pmklo Tika banget komentar disini pasti : “Oh bangsa malaysia yang maling ituh……”
edo
October 27, 2007 at 2:16 pmwhew.. speechless. very inspiring. mas imam, jika diperkenankan, mohon ijin untuk memperoleh copy pidato sukarno tersebut.
kita memang seperti perlu untuk membangun pride bangsa secara lebih berkualitas. prilaku anak kecil tidak perlu dibalas dengan cara anak kecil..
anyway, mohon ijin untuk blog mas imam saya link..
AndeAnde Lumut
October 28, 2007 at 9:47 amMereka sebut orang2 kita “indon” yang oleh cak nun setara dengan sebutan “niger” / “negro” pada masa perbudakan kulit hitam, Mereka curi “pakaian” batik kita, kini mereka curi Rasa Sayange kita, alasan apalagi yang tersisa untuk tidak membenci mereka, tetapi saya lebih benci jika bangsa ini tak kunjung mentas dari keterpurukan ini, kita akan semakin ditertawakan jika hanya bisa marah2 tapi tiap tahun masih kita kirim rakyat kita untuk menyapu lantai rumah mereka, atau menggarap perkebunan mereka, biarkan mereka tertawa, biarkan mereka terlena, kita akan ambil hak kita kembali, kita pastikan apa yang seharusnya menjadi milik kita, kembali seperti seharusnya. Malaya kalian bukan musuh kami, tapi jangan kalian terus injak kepala kami, jangan kalian perkosa harga diri kami… lagi dan lagi.
mbah keman
October 28, 2007 at 1:49 pmJangan Hanya Marah2, Berkomentar yang lucu hehehe. Pake di kencingi segala…
lah Buktinya bangsa kita sekarang di malaysia jadi Budak.. TKI sana kan budak statusnya …
Lahk. kita itu apa yang mau di banggakan…Koruptor tertinggi, penduduk terbanyak dll gak Mutu blas
Berikan Bukti Real,
Cabut semua TKI yang ada Mundur..
Ganti dengan Tentara dari Indonesia
Hehe.. perang nih ceritanya
leksa
October 29, 2007 at 9:29 pmMas Iman terbakar oleh nasionalisme, jika dibilang yg tua lebih “ngerasa” perihnya konflik kita dengan malaysia, saya bisa memahami, Mas,..
Sejarah kita mencatat untuk kisah Indonesia – Malaysia. Saat ini pun saya tetap merasa perih di hati, kakak dari temen saya juga masuk penjara gara2 di”kacangin” kontraktor sono,..
Negara kita ribut2 dimasa GAM ,membuat konflik panjang yang menderitakan rakyat Aceh. Tidak ada pemberontakan tanpa ada nya asupan dukungan asing. Saya tau cerita ini karena saya berasal dari sana.
Sebuah skenario besar juga jika gerbang Malaka dibangun sebuah pelabuhan bebas dengan Aceh – Sumatra di dalamnya. Paling tidak dengan konflik berkepanjangan tersebut waktu untuk “Maju” di Sumatra jadi molor..(ditambah buruknya orde baru dalam memimpin..).Bener2 apes memang..
Namun, saya sendiri lebih kasihan, jika dengan kondisi “terlanjur” era global seperti sekarang, malah muda mudi seperti saya tidak paham bagaimana menjaga agar yang buruk tidak terulang…
Sakit memang sakit,.. tapi bodoh paling bodoh jika kita tidak belajar dari sejarah…
nyuwunsewu
October 31, 2007 at 11:29 amBung Karno
Penjambung Lidah Rakjat Indonesia
Aku ini tak ubahnja seperti anak ketjil, berilah aku sebuah pisang dengan sedikit simpati jang keluar dari lubuk hatimu. Tentu aku akan mentjintaimu untuk selama-lamanja. Akan tetapi berilah aku seribu djuta dollar dan disaat itu pula engkau tampar mukaku dihadapan umum, maka sekalipun ini njawa tantangannya aku akan berkata kepadamu, ,,Persetan!”
Salam kenal mas,
Arief Rachmat
Ryane
November 4, 2007 at 3:56 pm*speechless MODE ON*
*shaking MODE ON*
Anonymous
November 8, 2007 at 9:19 pmBisa gak diupload sehingga kita di sini semuanya bisa mendengar pidato Bung Karno ? Sehingga kita generasi muda bisa mendengarnya dan bisa menambah semangat nasionalisme kita sebagai bangsa untuk memajukan Indinesia. Kalau sudah tolong dipost linknya. thanks a lot.
Anonymous
November 10, 2007 at 4:08 pmbego banget orang indon seperti kita ya dong… bodoh lagi tolol..
kita indon miskin tak seperti malaysia yer dong.. donkey..
kita seperti babi diberi makan tahi yer dong… bodoh nya kita oarng Indin yer donkey
dee
November 14, 2007 at 1:17 pmmas …minta tolong di upload itu pidato Bung karno ya!!!kita 2x yang baca aja bisa bayangin gimana cara Bung Karno berpidato dari tulisan anda….penasaran….
Upload mas!!
annie
November 15, 2007 at 10:05 amMas, akyu jadi terharu, boleh minta linknya ya di blog ku… makasih…
morishige
December 12, 2007 at 10:34 pmmerinding saya membaca kutipan pidato bung Karno itu..
asia tour guide
December 14, 2007 at 1:18 ami am looking to travel cheap in asia and was advised against tour packages but your post has given a different perspective, thanks .
Black
December 27, 2007 at 8:04 pmPokoknya di Indon hanya perlukan uwang…. Semua comment and bantahan hanya kerna uwang.. kiranya Malaysia beri uwang sama ini stupid Indon semua isu nya selesai… stupid culture punya Indon
anti maling
December 31, 2007 at 3:27 pmmaling lagi maling lagi 😀
Iwan Awaludin
January 11, 2008 at 12:08 pmKeren euy pidatonya Bung Karno. Ada yang punya link script pidato-pidato Bung Karno ga ya?
Payday Loan
January 18, 2008 at 9:55 pmSensible readers will approve this exclusive info concerning MALAYSIA while many visitors already remarked that the exclusive info is useful. I appreciate all the aid you gave.
kikiajalah
January 27, 2008 at 11:04 amdi kampus sayah,,
banyak BANGED!!anak malaysianya…
padalhal kamus sayah ada di indonesia dan letaknya agak jauh dari perkotaan..
jd apa arti ini smua ya??
pas saya tanyakan kepada mreka,kenapa mau kuliah di INDONESIA??
mreka jawab..karena PIHAK PEMERINTAHAN DI MALAYSIA,nawarin beasiswa yang banyak untuk anak2 yang mau kuliah di INDONESIA..
ironisnya..asrama tempat tinggal anak2 malaysia di kawasan kampus sayah,tampilan dan fasilitasnya sangat kontras dengan yang dihuni oleh anak2 INDONESIA ASLI!!
apa artinya ini??
apa kabar sih Departemen PEndidkan Nasional dalam hal seperti ini??
biasa2ajadey
January 28, 2008 at 1:32 pmMas, salut buat posting ya, hebat banget
malingsia lagi nih,
aku punya sepupu yang asli indo tapi udah lahir di malingsia
eh sekarang gak mau ngaku2 indo, udah sok jadi warga negara malingsia
padahal pembokapnya dari indo
mitra w
January 28, 2008 at 7:31 pmluar biasa memang Bung Karno itu..
Iqbal
January 30, 2008 at 7:55 amNice report! Now I understand why, despite the flaws he made, Soekarno is still the icon of Indonesian strength and nationalism. He is still considered a true and charismatic leader of Indonesia.
Desita
January 31, 2008 at 12:19 pmCuma sedang berpikir, Negaraku, Terang Bulan, sama Mamula Moon duluan mana ya, Pak?
cialis levitra viagra
February 17, 2008 at 7:25 amHi
http://www.canadianmedsusa.com Viagra is a medication used to treat erectile … Sildenafil … Viagra pills are blue and diamond-shaped with the words “Pfizer” …
cialis levitra viagra
G’night
budhi ms
April 2, 2008 at 9:14 amDahsyaaat!!
adityasani
April 6, 2008 at 11:13 pm“kita ingin menjadi bangsa yang seperti tiap hari digembleng oleh keadaan! digembleng! hampir hancur lebur! bangun kembali! digembleng! hampir hancur lebur! bangun kembali! hanya dengan jalan yang demikianlah kita bisa menjadi satu bangsa … yang benar-benar bangsa yang otot kawat balung besi!” (Bung Karno, pidato beliau pada Maulid Nabi 1963)
HIDUP INDONESIA!!
Alpha
April 17, 2008 at 3:16 pmSaya kuliah dengan mahasiswa malaysia di UNPAD.
Ada yang bilang… Malaysia ndak akan bisa jalan kalau TKI di tarik…. perekonomian pasti lumpuh.
la wong jumlahnya nggak main2… dan orang sana nggak ada yang mau kerja si strata terbawah….
Mau Bikin mereka gonjang-ganjing? Ayo rame2 pindahkan TKI kita dari sana!!!! Yeah….!
Alpha
April 17, 2008 at 3:23 pmEh… tapi kayaknya kita tinggal lihat saja apa yang akan terjadi pada tetangga kita itu….
Dunianya udah mulai terbalik waktu BN nggak mayoritas lagi….
Bahkan hal yang kita perjuangkan disini (politik multi partai), masih bikin mereka kaget…. bangsa itu sebenarnya rapuh.
masni
May 9, 2008 at 11:45 amreys bangga amat ya jadi yg pertama he……heeeeeee, komennya donk? wah mas imam bagus amat tulisannya. kayaknya malaysia tuh jahat amat ya sama kita, saya salut deh sama presiden pertama RI, banyak sisi baiknya yg belum kita tahu semua. mas imam kalau bisa cari lagi cerita tentang Bung Karno yg hebat tuh ya.
Anita
May 27, 2008 at 4:34 pmMaaf klo lancang ikut nimbrung. Blog yg bagus. Cukup “ngenes” klo ngebaca nasib bangsa kita dalam konteks hubungannnya dgn malingsia satu ini. Sebenernya saya sepakat bahwa Malaysia itu kelewatan , tapi yang lebih mengusik saya apakah benar bangsa kita adl bangsa yg menghargai bangsanya sendiri. Sepertinya saya sendiri ga terlalu yakin…..karena sepertinya rakyat kita lebih bangga “berasesori” yg serba kebarat-baratan. Ibarat kata klo bisa ngedance atawa salsa kenapa harus tari jawa atau tari bali, kuno !? Ga gaya alias ketinggalan jaman. Jadi saya sendiri suka geli klo org sewot klo lagunya diserobot atau negaranya dicaplok. Lha wong mereka sendiri hapal lagunya saja mungkin enggak coba tanya anak sekarang , angkat tangan klo ada yg sampe hapal hee.he.he. Siapa berani taruhan klo ada konser penyanyi dari luar negeri di tandingin sama acara2 kebudayaan seperti yg di Taman Mini mana yg lebih ramai dikunjungi???? Ini bukanya saya setuju klo lagu itu di klaim lagu malaysia lohhh. Tapi lebih mengimpikan bahwa bangsa kita lebih bangga atas identitas dan hasil karyanya sendiri. PR kita yg utama adalah mendidik generasi muda kita utk menghargai dan mau memajukan bangsanya sendiri. Semoga harapan saya bisa terwujud , salah satunya dgn kesadaran yg dibangun dgn adanya blog seperti punya mas Imam ini. Salut Mas, terus berkarya dan jgn sampai “pindah jalur” ya……
malon (malay bloon)
July 1, 2008 at 2:24 pmi hate malon dengan rasis mereka, i hate malon dengan gaya okb mereka yang noraks bin boraks, ihate malon dengan kepongahan dan kesombongan mereka, i hate malon dengan kebiadaban mereka we are indonesia not indon, jumlah orang kaya di indonesia jauh lebih banyak dari negara malon karena penduduk indonesia banyak, jumlah tenaga ahli dari indonesia lebih banyak dari malon karena penduduk indonesia banyak (perlu maloners tahu ratusan enginering expert di petromaks adalah dari Indonesia, pilot di malon eyeliner adalah dari Indonesia) , yang meraih penghargaan baik bidang imu pengetahuan, sosial, budaya banyak berasal dari indonesia, gue belum pernah dengar orang malon, kita kaya tapi nggak sombong, kita pintar tapi tak sombong, kita menguasai IT tapi nggak sombong, jangan gara2 tki kita dianggap bodoh dan terbelakang, malon adalah bangsa yang nggak punya entitas budaya, bangsa yang tidak punya kepribadian, malon adalah bangsa yang tidak tahu balas budi, gue dari dulu ngga pernah merasa serumpun dengan malon, dan gue pernah sudi dibantu sama malon, gue berdoa mudah2an gempa heba dan tsunami yang dahsyat melanda kuala lumpur agar mereka mandi dalam lumpur, agar mereka tahu diri bahwa musibah bisa menimpa siapa saja, i hate malon (malay bloon)
malon (malay bloon)
July 1, 2008 at 2:29 pmi don’t why kalau dengar kata malon bawaanya mual n pengen muntah
malon (malay bloon)
July 1, 2008 at 2:31 pmi hate malon i love Indonesia 270 juta penduduk indonesia siap meratakan malon sama dengan tanah,
malon (malay bloon)
July 1, 2008 at 2:35 pmjangan pernah sebut malaysia tapi sebut dengan malon, inga inga bahaya laten malon, perkataan indon adalah pelecehan seksuil jangan mau di panggil indon, malon sama jahatnya dengan komunis, mengaku serumpun dan muslim tapi perlakuan kayak orang kafir
faisal
July 26, 2008 at 10:24 amsalam mas Imam, trims atas tulisannya yan ok banget. sewmoga Allah memperbanyak orang seperti anda! amien. kalo mas Imam bilang ada kaset rekaman pidato bung karno yang telah berhasil diselamatkan….saya jadi penasaran mau dengarnya karena sebetulnya saya adalah seorang soekarnois baru yang seedang jatuh cinta dengan pribadi sang proklamator itu. saya sangat berharap mendapatkan rekaman2 pidato2 beliau hingga saya pernah mendatangai yayasan bung karno pimpinan salah satu putra beliau tapi sayang mereka tidak mempunyai rekaman tersebut. bahkan saya pernah membaca disalah satu tulisannya pak Oemardhani mantan Kasau yang menncari rekaman pidato bung karno di hadapan sidang dewan keamanan PBB yang cukup fenomenal saat itu. dalam kesempatan ini dapatkah saya mengcopy rekaman yang ada pada mas Imam tersebut, jika dapat saya sungguh berterimakasih dan bagaimana saya dapat mengambilnya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
Ar130
September 22, 2008 at 2:16 pmbagi gw sich dari pada tari bali mending tari bugil he,he,he,anita kamu cw pa cowox chi…….?
INDON BANGSA KULI
October 14, 2008 at 4:00 pmSILAKAN PERANG DENGAN MALAYSIA….takut ya…???.jangan menyalak macam anjing mahu perang dong….tapi TNI takut….apa BANGSA INDON SEMUA TIDAK ADA HARGA DIRI YA..????..menghina MALAYSIA TAPI TETAP MENADAH TANGAN MINTA DIBERIKAN PEKERJAAN DI MALAYSIA…????..JADI SAMA AJA TARAF BANGSA INDON SAMA SEPERTI PELACUR yang dalam hatinya marah pada lelaki hidung belang..tapi MULUTNYA MEMINTA PELANGGAN….
Ganyang MalingSia
October 15, 2008 at 12:12 pmMALING ASIA INI BAGAI OKB (ORANG KAYA BARU), MEREKA LAGI EFHORIA DENGAN SEGALA KESOMBONGANNYA, KARENA MEREKA SEBENARNYA ADALAH NEGARA YANG DIPAKSAKAN, ALIAS NEGARA HADIAH…. TIDAK ADA BUKTI SEJARAH YANG MENUNJUKKAN BAHWA MEREKA ADALAH BANGSA BESAR. DENGAN (COBAAN) SEBAGAI NEGARA BARU KAYA, MEREKA SUDAH MERASA BESAR… APADAHAL NEGARA KAYA SEKALIPUN BISA HANCUR !!
SOK SUPERIOR !!
NGAJAK PERANG ? EMANG BISA PERANG ? PERANG-PERANGAN MAKSUDNYA ? SAMA ANAK KU AJA YA,,,
INDON BANGSA KULI
October 24, 2008 at 9:05 amhahaha….indon takut perang ya…??buktinya SIPADAN dan LIGITAN diambil MALAYSIA ,,,TNI dan 235 JUTA BANGSA INDON BADOH TAKUT …….TIMUR-TIMUR aja merdeka dari INDON….TNI TIDUR ya….MALU D……aku cabar TNI dan 235 JUTA BANGSA INDON RAMPAS KEMBALI SIPADAN DAN LIGITAN…….APA BISA…..????..3 JUTA TKI AJA merempat di MALAYSIA……kalau KAMU masih ada harga diri…bawa 3 juta TKI INDON keluar dari MALAYSIA…SEPERTI TKI BANGSA SAMPAH AJA…..
orang banjar
November 13, 2008 at 8:45 amnak lawan ATM? no way man!TNI jawa lawan aceh saja terkencing-kencing,tak boleh menang.anda sekelian kalau datang menyerang bersenjatakan setakat rencung buluh, datang dengan berenang ramai-ramai nyeberang selat melaka,hentikan sajalah niat jahat mu itu.umpama nyorong kepala sendiri kat guillotine-perbuatan yg sia-sia.bertindak pakai otak,kang,bukan pakai otot.lebih baik pegi tanam jagung,bagi makan anak-anak mu yg kebuluran itu.
danube
August 29, 2009 at 7:16 pmlahh…. jaman soekarno beda dgn jaman sekarang gan.. berdikari apanya INDOnesia.. ?? utangan tambah gede.. sda jatuh ketangan asing.. perkebunan sawit dijual ke malaysia..hak guna usaha utk sawit 90 tahun ..!! telekomunikasi indonesia jaringan fisik udah disusupin malaysia dgn XL nya..
mulailah nasionalisme dr dalam.. baru keluar.. perbaiki dulu dalam negeri..
itu bank centuri di tombokin 6.7 trillyun dr duit rakyat.. !! itu dibahas.. !! jgn ribut ama malaysia ajah..
dalang2 pembalakan liar yg melibatkan orang2 dalam yg hasil kayunya dijual ke malaysia..itu dibahas..
ributin masalah lagu dan bendera kebangsaan itu udah nonsence.. sesama tukang jiplak jgn ribut.. !! bikin malu ajah…
Blimbingsari
September 1, 2009 at 4:35 pmdanube anda benar2 cerdas dan rasional.Anda tidak takut berpijak dibumi nyata.Orang seperti anda yang bisa mengubah nasib anak bangsa agar maju pada mendatang,bukan orang2 yang taunya melolo kayak anjing gila…ulah ganyang itu sepatutnya udah dikuburin ama seperti bung karno sendiri.Dunia sekarang butuhkan kecerdasan bukan hanya kekuatan lolongan….
yutoro
September 2, 2009 at 12:02 amyang benar itu benar yang salah itu salah. apakah bangsa indonesia tidak pernah mengerti tentang takrif melayu di malaysia? pengertian melayu di malaysia adalah luas bukannya seperti melayu di sumatra.di malaysia jawa itu melayu,banjar itu melayu,bugis itu melayu,minang itu melayu begitu juga aceh,batak dan sebagainya.Apakah bangsa indonesia tidak boleh menerima hakikat bahawa yang melaku penderaan terhadap TKI itu hampir seratus peratus adalah warga malaysia keturunan cina.apakah cepatnya bangsa indonesia lupa bahawa sekitar tahun 1997 mereka telah melakukan pembantaian terhadap etnic berketurunan tionghua.apakah bangsa indonesia tidak mengerti bahawa bangsa cina adalah sering berhubung walau pun dimana saja mereka menjadi warga negara.nah hasilnya mereka telah melakukan penderaan fizikal terhadap bangsa indonesia sebagai membalas perbuatan bangsa indonesia tehadap keturunan mereka pada 1997 tempohari.dan saya dan sebilangan besar warga negara malaysia berketurunan melayu sudah tentu amat terhiris hati akibat perbuatan warga negara kami berketurunan cina.apakah bangsa indonesia sememangnya tidak pernah mengerti tentang realiti sebenarnya dimalaysia?
Blimbingsari
September 5, 2009 at 7:27 pmNah,tentu WNI tersinggung dengan bicara INDON BANGSA KULI.Kemudian orang2 seperti Ganyang MalingSia akan membalas pula dengan kata2 yang tidak kurang ‘hebatnya.’Lalu kapan habisnya donk?Sebenernya kita membuka aib kita sendiri,lalu musuh2 sebenar kita terus mentertawakan kita.Bego….
poe
October 28, 2009 at 3:15 pmnegara seperti halnya sebuah rumah tempat ibu bapak anak2 hidup dan tinggal,, ada sebuah rumah yang telah dibangun dengan sebuah konsep yang hebat oleh orang2 seperti bungkarno dan rekan sepertjuangan lainnya namun ketika mereka tua dan tidak didengarkan lagi naiklah ibu bapak yang mengusai rumah kita, mengerti mental kita yang telah lama di perbudak bangsa asing dan ingin selalu di pelihara agar melanggengkan kekuasaan mereka, memeperkenalkan sebuah terobosan sitem jawa dalam birokrasi,, bukan sebuah konsep Indonesia yang di rumuskan oleh tetua terdahulu,,, sekarang ketika tidak disegani romantisme tersebut tetap timbul,, ubah sistem yang menghancurkan kita,,, jangan salahkan negara lain karena kta lemah,,, buatlah negara kita kuat sendiri dengan tangan sendiri,,, bergeraklah para pemuda negri janganhanya teriak menghabis kan energi tuk merongrong negri dijalan2 ibukota,, selamat hari sumpah pemuda!!!
batu_nisan
November 1, 2009 at 1:07 amUntuk danube, Blimbingsari, poe dan yang lainnya: silahkan kalian tangani yang kalian mampu, biar kami dengan cara ini membela Negara-Bangsa kita, setuju khan? Kalau Kami “hanya mampu bersuara” dan “meribukan hal yg kecil” ini dengan “pihak luar” maka biarkanlah, toh tidak mengganggu “aksi nyata” kalian khan? Lagipun “hal-hal kecil itu” adalah komponen-komponen pembentuk entitas yang BESAAAAAAAAAAAR, rumah kita, keluarga kita, INDONESIA.
Kepada Yth. Yutoro : Melayu, apa itu Melayu? Apakah Jawa Kristen, Batak Kristen, Lombok Hindu masih Anda anggap Melayu? Tolong luruskan lagi apa sebabnya Anda membedakan Negara-Bangsa Malaysia ke dalam kotak-kotak Cina dan Melayu dalam konteks penganiayaan dan kezaliman terhadap saudara-saudara Indonesia kami di sana? Andaikata memang pelaku penganiayaan dan kekejian tersebut hanya etnis Cina apakah mereka bukan Malaysia? Kemarahan kami hanya kepada Malaysia bukan Cina, paham? Anda jangan mengorbankan saudara sebangsa-senegara Anda sendiri, itu makin menjijikkan. Terlebih kenyataannya bukan hanya Malaysia Cina saja yang berbuat keji tapi …. , baca ini http://asbapera.blogspot.com/2009_04_26_archive.html atau ini http://fareed.indowap.net/view.php?bid=20906&sid= dan ini http://genenetto.blogspot.com/2007/08/pengalaman-menakutkan-melancong-di.html.
Jangan kaget untuk melihat hakikat.
Blimbingsari
November 4, 2009 at 5:16 pm@ batu nisan,kami tidak faham apa yang anda marahkan pada negara M’sia? Perihal penyiksaan TKI itu perihal individu.Ia terjadi dimana2,Japan,Hong Kong,Arab Saudi dll. termasuk diIndo’sia sendiri.Hal Manohara permasalahan rumah-tangga dan akhlak individu,sekarang udah terungkap kebenaranya.Hal2 berkenaan budaya hanyalah permasalahan kefahaman serta teknikal.Hal Ambalat memang sudah menjadi pertikaian sejak dulu (masalah tertunggak),cuma baru sekarang diketengahkan secara serius olih kedua pemimpin negara.Saya rasa warga Indo’sia terlalu emosional,fanatik dan pehuh pra-sangka.Cobalah rasional dan profesional dong!
batu_nisan
November 5, 2009 at 12:44 pm@Blimbingsari, kok yang dikutip hanya “marahnya” saja? Satu kali bisa dimaklumi, dua kali, tiga kali … hmmmmm… kok banyak sekali ya? Emosional, fanatik, penuh pra-sangka, rasional dan profesional itu khan perihal individu upss…. termasuk perihal mengorbankan saudara sebangsa-senegaranya untuk menunjukkan “hey, ini soal individu, bukan kami yang berbuat tapi mereka, tak mungkinlah kami” namun kenyataannya tidak demikian.
Blimbingsari
November 6, 2009 at 7:52 pmPepatah melayu ada mengatakan ‘karena nila setitik,rosak susu sebelanga.’Yes,setuju bangat pendapat mu yang mengatakan ‘jangan dikutip marahnya’ saja.Kalau kita melihat dari sudut positif,maka banyak hal yang bagus2 bisa kita lihat,namun kiranya kita hanya melihat pada sudut yang negatif,semuanya akan dilihat buruk.Sebagai contoh,bantuan diPadang tidak dilihat dari sudut bantuan itu sendiri,tetapi dilihat dari sudut negatif,maka nampaklah bantuan itu tidak baik berbanding yang diberikan negara lain.Pokoknya tidak bersyukur,emas saja bisa dilihat sampah.