Mantap sudah keputusan yang saya buat. Sholat ied saya lakukan hari selasa pagi kemarin di Masjid Al Azhar bersama anak lanangku. Bukan versi pemerintah yang menetapkan 1 syawal hari Rabu tanggal 31 Agustus. Ini bukan karena saya pengikut Muhamadiyah. Ini masalah kepraktisan saja. Makanan sudah dimasak sejak siang, dan secara spiritual dan emosional saya sudah mempersiapkan kalau Selasa tanggal 30 adalah hari raya.
Terlebih juga, tidak salah merayakan kemarin. Wong Pemerintah memberi kebebasan kepada umat. Jadilah saya sepakat dengan Muhamadiyah. Kalau melihat pada lelucon di twitter. Ini mungkin mashab JK β Jusuf Kalla β dengan jargonnya. Lebih cepat lebih baik.
Saya malas juga membahas sahih tidaknya perbedaan dua kubu tentang 1 syawal. Bukan itu masalahnya. Jauh lebih penting dua duanya juga sepakat inilah hari kemenangan setelah sebulan penuh melawan hawa nafsu. Silahturahmi dan saling memaafkan. Inilah kearifan lokal yang tidak ada di negara negara lain, bahkan di Arab sendiri. Ada ciri kebersamaan, gotong royongnya.
Para pemudik, tetap saja bergembira bertemu handai taulan. Tidak salah, karena Idul Fitri di Indonesia bersifat kultural. Kita memanggilnya hari raya. Bahasa Arabnya Yaumul Haflah, hari pesta.
Urusan mengintip bulan memang bukan sekali ini saja. Dari dulu orang sudah ribut menentukan tanggal jatuhnya lebaran. Namun secara adminstrasi dan tetek bengek duniawi itu bukan urusan Islam. Karena Islam tak akan bergeser sedikitpun dari kebenaran. Islam tak akan berubah satu inci karena salah paham.
Kata Cak Nun β Emha Ainun Nadjib. Laa raiba fiih. Tak ada keraguan padanya. Kalau orang ragu, itu urusan dia. Islam tidak rugi. Islam bebas dari untung rugi. Hanya manusia yang terikat untung rugi.
Jadi jangan ragu. Mau memilih sholat ied. Ya monggo. Asal jangan mengugat mereka yang berbeda. Yang penting, Lebaran tak akan kelewatan.
Satu permintaan dari saya. Jika ada salah kata dan sikap, mohon dibukakan pintu maaf sebesar besarnya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobbal Allahu minna wa minkum
8 Comments
efahmi
August 31, 2011 at 2:05 pmselamat lebaran, selamat liburan, mohon maaf lahir dan batin ya mas iman… π
DV
August 31, 2011 at 3:32 pmSelamat menyambut hari raya Idul Fitri, Mas Iman!
sandalian
September 3, 2011 at 9:28 amKalau dipikir, cara pemerintah ini cukup arkaik dalam menentukan tanggal 1 Syawal.
Disebutkan bahwa pemerintah menggunakan perpaduan hisab dan rukyah. Lucunya, jika hasil hisab belum meyakinkan, digabung dengan hasil rukyah. Tapi jika hasil rukyah berbeda dengan hisab, yang digunakan tetap yang rukyah. Lalu di manakah gabungan/perpaduan dua cara tersebut? π
Selamat lebaran Mas Iman, maaf lahir dan batin π
boyin
September 7, 2011 at 2:29 pmsaya paling seneng lebarannya diundur tgl 1 karena hotel saya lebih rame tingkat kunjungannya ke depan…heee…
penunggu kios
September 10, 2011 at 8:14 pmwawwwww,,,,
good, makin ok aja dech…!
mampir2 yaw bos, heeeee
@imam, Nganjuk-Jatim. (blogger nganjuk)
edratna
September 18, 2011 at 7:34 amSi mbak sudah mulai masak sejak selesai sahur hari Senin….ehh tahu-tahu Lebaran mundur…apa boleh buat, saya seperti mas Iman, hari Selasa Lebaran….tapi karena masjid dekat rumah mengikuti pemerintah, saya sholat Ied baru hari Selasa.
Awalnya suami dan si sulung ikut Lebaran hari Rabu..ehh anak bungsuku telpon dari Jepang, kalau dia sudah sholat Ied…kata ayahnya, bapak belum Lebaran nduk….hehehe.
Si sulung, yang masih puasa penasaran, lihat internet ternyata di Arab sudah Lebaran…jadi dia membatalkan puasa dan ikut makan ketupat opor…..rame deh, tak perlu dipersoalkan.
Mohon maaf lahir batin ya mas Iman…..
edratna
September 18, 2011 at 7:35 amRalat…maksudnya sholat Ied hari Rabu….
pinkina
September 19, 2011 at 9:38 pmmaaf lahir batin mas iman