Dalam sidang lanjutan Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 25 Febriuari 1970. Waktu itu atas pertanyaan Jaksa penuntut. Hans Bague Jassin , atau biasa dikenal HB Jassin mengatakan, bahwa meskipun diceritakan oleh Kipandjikusmin dalam ‘ Langit Makin Mendung ‘ itu bertentangan dengan aqidah agama Islam yang dipeluknya, tapi Jassin sebagai seorang sastrawan yang katanya hidup dalam dunia imajinasi tidak bisa melepaskan diri dan untuk tetap menghargai karya imajinasi seorang pengarang.
Keteguhan HB Jassin dijuluki Paus Sastra Indonesia, sebagai pemimpin majalah Sastra untuk tetap tidak membuka jati diri siapa sesungguhnya penulis yang memakai nama Kipandjikusmin.
Diceritakan dalam cerpen yang dimuat dalam majalah Sastra, terbitan bulan Agustus 1968. Nabi Nabi di sorga merasa bosan, lalu memutuskan untuk mengirim utusan turun ke bumi. Nabi Muhammad yang telah dipilih sebagai wakil utusan dipanggil Tuhan untuk diminta penjelasan.
Muhammad menjelaskan bahwa ia dirasa perlu mencari tahu mengapa akhir akhir ini sedikit sekali manusia yang masuk surga. Tuhan menjelaskan keadaan dunia yang makin bobrok dan tak ada gunanya lagi dilihat. Namun Nabi Muhammad bisa meyakinkan Tuhan, bahkan disertakan bersama Muhammad, si Malaikat Jibril yang bertindak sebagai pengawal.
Maka dimulai melihat negeri Indonesia yang 90 % penduduknya beragama Islam, namun memiliki pelacuran yang besar juga sarang kejahatan, konspirasi komunis ( waktu itu masih belum lama pemeberontakan komunis terjadi ) dan berbagai macam kemaksiatan.
Cerpen itu dituduhkan oleh Pengadilan dan beberapa tokoh Islam, telah menghina terhadap abstraksi dan Kemulian Tuhan serta Nabinya, Muhammad Saw. Jassin tetap bersikukuh tak mau membuka nama penulisnya dan berani menanggung akibat diseret ke pengadilan. Walau ia dibela oleh sastrawan lainnya, tak mengubah vonis penjara selama setahun.
Dalam usia muda Jassin sudah menulis kritik sastra dan telah jadi seorang cendekia. Kebetulan bakatnya menarik Sutan Takdir Alisjahbana, yang kemudian menawarkan pekerjaan di penerbitan Belanda, tahun 1940. Kelak berbagai majalah sastra di zaman itu sampai jaman modern, mendapat sentuhan tangan dan pikirannya sebagai redaktur.
Ketekunannya membaca, meneliti, dan menulis kritik sastra, membuat pendapatnya ditunggu-tunggu banyak sastrawan di masa itu. Kecintaannya terhadap sastra, buku membuatnya tetap merawat puluhan ribu dan kliping sastra di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, dalam sebuah ruangan pengap dan nyaris terlupakan di pojokan Cikini.
Jassin beruntung pada masa itu FPI belum ada, jadi tidak ada demo pawai menghalalkan darah dari laskar putih putih tersebut. Juga belum ada JIL yang membela atas nama kemerdekaan berpikir juga.
Pengadilannyapun cenderung biasa biasa saja. Tidak ada gerombolan laskar jihad yang menunggu di luar sidang. Hiruk pikuk justru terjadi di media massa ketika beberapa penulis dan sastrawan yang membela seperti Goenawan Mohamad, Bahrum Ramkuti, Mochtar Lubis dll disatu sisi dengan Buya Hamka dll di sisi lain.
HB Jassin memang sudah meninggal. Dia juga tak tahu jika Pusat Dokumentasi Sastranya terancam bangkrut karena hanya mendapat jatah 50 juta rupiah setahun dari pemerintah DKI, yang ironisnya keputusan itu ditanda tangani Gubernur Fauzi Bowo sendiri. Bandingkan dengan jaman Gubernur Sutiyoso, PDS HB Jassin masih mendapat jatah 500 juta setahun.
Bang Foke menjanjikan uang subsidi 1 milyar setahun setelah mendengar kekisruhan ini. Konon Malaysia – lagi lagi – berencana membeli dan memboyong seluruh puluhan ribu buku dan klipling kipling sastra, seandainya Pusat dokumentasi sastra ini benar benar di tutup. Sekali lagi negeri rumpun tetangga itu memang lebih berpihak pada kesusasteraan. Bahkan mereka sangat mengenal tulisan penulis dan sastrawan Indonesia sejak di bangku sekolah.
Lagian siapa perduli dengan sastra di sini ? Siapa yang masih memuja bait puisi Amir Hamzah, ketika ia menumpahkan rindunya pada Tuhan. Aku manusia. Rindu rasa. Rindu Rupa. Siapa juga yang masih percaya dengan pesan moral yang luar biasa dari cerpen Robohnya Surau Kami – AA Navis.
Dalam ‘ Langit Makin Mendung “ versi Kipandjikusmin, dari atas awan yang empuk bagi kapas. Nabi dan Jibril melihat sebuah negara seperti neraka yang dinamakan Indonesia. Mereka terbang turun ke bawah melihat pelacuran di daerah Planet Senen. Melihat pengeroyokan terhadap pencopet yang justru dilindungi orang berbaju hijau. Semua kepincangan kepincangan sosial yang tiada tara busuknya.
Mungkin sesuatu yang tak berubah. Langit jaman sekarangpun makin mendung. Terlalu gelap malah. Rakyat tak tahu apa yang sebenarnya dipertikaikan para elite politik. Apakah urusan resufle, angket pajak dan segala macam tetek bengek menyangkut hajat hidup secara langsung masyarakat ?
Bagaimanapun Jassin dianggap bersalah. Bisa dibayangkan kasus yang dihadapi Jassin terjadi jaman sekarang. Apa yang akan dilakukan FPI ? Jika kekerasan atas nama agama menjadi nafas hidup sehari hari bangsa ini. Dimana Pemerintah dan dimana hukum ketika sebagian kaum warga minoritas membutuhkan. Ketika orang orang kecil menjadi kambing hitam. Juga dimana negara ketika gereja di bakar, dan orang orang Ahmadiyah dibunuh. Apakah kita mentolerir ini, apapun keyakinan mereka.
Manusia pada akhirnya dihadapkan apakah dia akan bertahan dengan segala kepalsuan atau seperti Don Qixot berjuang melawan kebatilan. Seorang pencuri kelinci divonis pengadilan negeri Bojonegoro selama 7 bulan penjara. Hukum tiba tiba terasa tegas terhadap rakyat kecil.
Kita juga mengetahui Socrates harus minum racun atas putusan pengadilan Athena, karena tuduhan ia menyebarkan pikiran dan ajaran sesat. Yang menjadi menarik adalah pernyataan Socrates bahwa ia tetap harus mematuhi putusan pengadilan meskipun merasa tak bersalah. Socrates mematuhi putusan pengadilan itu karena lembaga itu sah.
Logika ini yang sebenarnya menggelitik. Walaupun jalan mendaki yang berat. Kitapun masih harus seperti Socrates , tak sedikitpun kehilangan harapan kepada lembaga penegak hukum , karena tinggal mereka yang kita punya dan sekaligus percaya.
Pada pledoi pembelaaannya. Jassin menulis “ Kami telah dilaintafsirkan dan karena perlainan tafsir itu orang mengira kami telah menghina mereka, menghina kepercayaan mereka yang adalah kepercayaan dan keyakinan kami juga. Kami dengan tulus ikhlas meminta maaf kepada mereka yang mengganggap bahwa kami telah menghina, dan kami pun memohon maaf kepada Allah Maha Kuasa, yang kamu tahu adalah Maha Pengampun dan Maha Pemaaf “
Akhirnya Majelis Hakim menjatuhkan putusannya.
Kepada Hans Bague Jassin, dijatuhkan hukuman : Satu tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun. HB Jassin melakukan banding.
Sampai sekarang surat vonis belum diterimanya. Bahkan Keputusan Pengadilan Tinggi – hingga ia wafat – belum pernah diketahuinya.
27 Comments
Sheed
March 23, 2011 at 1:22 amPertamax!! Kirain postingan tentang Langit Musik, hehehe. Coz hampir sama dgn judul postingan mbk ajeng “Langit Tak Lagi Mendung”:D
DV
March 23, 2011 at 4:10 amAh, tulisan yang menarik, Mas!
Semalam nonton MetroTV dan ngeliat wajahnya Foke bilang “Maaf, saya nggak tau!” dan ternyata dia yang tanda tangan tho….
Wah!
Iman Brotoseno
March 23, 2011 at 6:46 amDV,
Jaman Sutiyoso dapat jatah 500 juta setahun, Begitu Foke naik dipotong tinggal 250 jt, lalu diprotes jadi dinaikin Rp 350 jt. Tapi tahun 2009 turunlagi 175 juta, tahun 2010 turun lagi 165 jt. tahun 2011 tinggal 50 jt. Menurut Foke, kesalahan itu akibat adanya reorganisasi. He he
nindityo
March 23, 2011 at 8:34 ammakasih pencerahannya mas.. menarik banget..
Ingat Sastra « The Non-daily News
March 23, 2011 at 10:07 am[…] ini diilhami dari tulisan Mas Iman dan tulisan opini di Kompas hari ini. Jadi ingat janji masa sekolah dulu untuk berburu buku sastra […]
orbaSHIT
March 23, 2011 at 10:26 amFOKE merupakan salah satu pejabat negeri ini yang gagal,goblok dan tidak tahu malu namun sangat beruntung bisa menjadi orang namor satu di propinsi DKI,menerima upeti dari para pengusaha untuk membuat perda atau kebijakan daerah yang ngaco… selama memerintah tidak ada kebijakan yang berhasil secara signifikan…
Antyo Rentjoko
March 23, 2011 at 10:59 amSebagai bagian dari demokrasi, kebebasan berpikir dan menyatakan pikiran harus dirawat bersama. Tetapi seperti halnya ironi dalam demokrasi, kebebasan menyatakan pendapat bisa dipakai sebagai kendaraan untuk kemudian mematikan kebebasan itu. Gampangannya, ketika masih berjuang, dia menuntut kebebasan. Setelah memegang kekuasaan, dia akan membungkam siapa saja atas nama kebenaran nan tunggal. Eh dia siapa? Ehm. You know lah, Bung. Hahaha.
ajengkol
March 23, 2011 at 1:38 pmSungguh sangat ironis dan miris
edratna
March 23, 2011 at 2:07 pmDan sekarangpun langit makin mendung…cuacapun tak bisa diperkirakan, kadang panas, kadang mendadak hujan.
Cerita tsb masih sesuai dengan gambaran saat ini …
Goop
March 23, 2011 at 7:48 pmmembaca adalah jendela dunia
apabila bahan bacaan tak ada, maka jendela kita hanya akan menyajikan pemandangan kali ciliwung yang buthek
tak berpikir jernih, asal tanda tangan, mungkin juga cerminan pikiran yang buthek!
itikkecil
March 24, 2011 at 9:06 ammasih miris dengan kenyataan bahwa Alex Asmasoebrata management mendapatkan jauh lebih banyak daripada HB Jassin…
Vicky Laurentina
March 24, 2011 at 10:40 amHalo Pak Iman,
Di negeri kita, sastra tidak dihargai tinggi. Tidak dulu, tidak sekarang. Imajinasi Jassin tidak dihargai, maka dia masuk penjara. Mungkin semestinya dulu Jassin jadi warga negara Malaysia saja, karena di sana keilmuannya akan sastra lebih bermakna daripada di negerinya sendiri.
Memang sulit membuat fiksi yang kontroversial. Selain karena pangsa pasarnya belum tentu besar, juga kadang-kadang malah didemo sampai diancam akan dicelakai segala. Saya rasa ini juga salah satu upaya pembungkaman kreativitas kita.
footprint
March 25, 2011 at 3:38 pmSalam kenal buat mas Iman..
Akhirnya kembali membaca tulisan mas Iman yang menurut saya selalu ditulis dari sudut pandang yang unik..
Kuro
March 25, 2011 at 4:05 pmYa begitulah Indonesia. Ha ha ha ha …. *tertawasinis*
Uly Siregar
March 26, 2011 at 3:27 pmI love, love, this posting. That’s it, I just want to tell you that.
Uly Siregar
March 26, 2011 at 3:28 pmLove, love this posting. That’s it, just want to tell you that.
wku
March 27, 2011 at 7:50 pmbang foke dulu dikira ahli macet dan ahli banjir, nyatanya dia sama sekali ndak ahli… nah apalagi bicara sastra, sama sekali ndak ahli banget lah yo… 🙂
Tikno
March 31, 2011 at 9:49 pmPosting yang berkualitas dan juga topik yang menarik.
Karya sastra juga cermin kekayaan budaya.
sibair
April 6, 2011 at 10:01 amIndonesia kadang perlu di sentil dulu oleh malaysia untuk mengingatkan bawasannya sastra itu wajib di hargai. Tapi pemerintah kita itu suka harus di beri masalah dulu baru di kerjakan.. klo kebudayaan kita gak banyak di klaim malaysia juga pemerintah kita acuh terhadap budaya kita.. miris!
kamaropini
April 8, 2011 at 9:05 amjangan sampai sastra lama kita juga jatuh ke tangan pihak lain dari negeri ini, sayang, akan sulit kita nanti mencari sastra sebagai pembelajaran bahasa yang kompleks.
world wide news channel
February 22, 2018 at 7:12 amIf you prefer reading world wide news channel, why
don’t you use an online news aggregate to assist boost
your comprehension skillls in the neew vernacular.
Until yyou get a fset under you, you have to minimize the information youu take in, and TV nws is the first
to go. Over the arrival months I’ll bee writing a series of articles revealing the secrets
to advertising (all the tasks a journalist won’t would love you
to know.
Download Lagu K-Pop
March 12, 2018 at 12:39 amI am actually thankful to the holder of this web site who has
shared this wonderful post at at this time.
non.albuquerque.ru
July 10, 2018 at 10:31 pmДизайн очень приятный, работает быстро, не зависает.
my web page :: онлайн казино рулетка на реальные деньги без вложений – non.albuquerque.ru,
www.floridarealestatedirectory.com
July 24, 2018 at 4:49 amUse the code 75CASINO and get $75 free bonus.
Leland
November 2, 2018 at 11:47 amTOEFL Ibt Group, Hybrid & Particular person Courses in UAE.
Android App Store
June 30, 2019 at 3:12 amThis design is wicked! You most certainly know how to keep a reader entertained.
Between your wit and your videos, I was almost moved to
start my own blog (well, almost…HaHa!) Wonderful job. I really enjoyed what you had to say, and more than that, how you presented it.
Too cool!
Earnestine
March 29, 2020 at 3:04 pmSetuju sih gaan sama informasi ini. Soalnya nilai yang dijelaskan pada artikel ini masuk kedalam pikiran saya.
Jadi lebih mudah memahaminya.
Feel fee to visit my homepage … agen slot online terpercaya (Earnestine)