Hiruk Pikuk yang usai

jawa4Gadis itu bernama Inggrid Kansil. Saya cukup mengenalnya bertahun tahun lalu ketika sering menjadi model iklan saya. Setelah dia memutuskan menikah dengan Syarif Hassan, politikus dan ketua fraksi Demokrat di DPR, Ingrid lebih berkonsentrasi ke rumah tangganya. Apalagi kini ia menjadi anggota DPR hasil pemilu legislative lalu.

Ada yang menarik bahwa, ia masih membalas ucapan selamat saya dulu atas kemenangan SBY dan partainya. Saya hanye mengutip kitab Niti Praja – yang menjadi acuan orang Jawa – dalam ‘ History of Java ‘ dari Sir Thomas Raffles.

“ Tapi jika seorang raja mengabaikan untuk memberikan kebaikan dan perlindungan bagi rakyatnya, dia telah menyebabkan dirinya ditinggalkan oleh rakyat dan dalam beberapa tingkatan kehilangan kepercayaan mereka. Merupakan kebenaran yang tak bisa dipungkiri bahwa tidak ada seorangpun akan percaya atau tertarik pada seseorang yang tidak bisa dijadikan gantungan “.

Pemilu baru saja usai. Sekali lagi SBY membuktikan masih dipercaya sebagian besar rakyat. Tanpa mengurangi kekisruhan DPT, kecurangan atau apapun. Kita belajar salah satu elemen paling penting dalam demokrasi. Legowo, kerelaan mengakui sang pemenang.

Berbeda dengan kemenangan Obama yang disambut dengan harapan dan ekpektasi luar biasa dari seluruh bangsanya. Kemenangan SBY seperti anti klimaks. Tak ada harapan apa apa, tidak ada kejutan baru. Suasana adem ayem, berbanding terbalik dengan tensi dan hiruk pikuk pemilu – legislative dan presiden – hampir sepanjang separuh tahun ini.
Ternyata rakyat sudah percaya dan berada dalam comfort zone bersama SBY.

Ini memang kemenangan individu SBY. Mega Prabowo bisa terus mengutak atik gugatan tentang kecurangan. Yusuf Kalla bisa saja manyun, melihat kemarin SBY dengan gagah menerima penyerahan sebagian unit panser buatan Pindad ke Mabes TNI. Padahal dulu, JK yang memaksa kontrak pembuatan panser ini untuk diserahkan ke dalam negeri.
Sekali lagi. The Winner takes it all.

Era 80an, pemikir John Naisbitt sudah memperkirakan bahwa masyarakat – dunia – kelak akan mengalami era kemenangan individu. Sistem masyarakat bersifat massal, monolitik sampai ide tentang partai partai akan kurang popular.
Ini adalah kemenangan SBY , bukan kemenangan partai Demokrat. Jika konstitusi kita memungkinkan Presiden sampai 3 kalipun. SBY akan menang sepanjang calon calon penantang yang muncul dari stock itu itu saja.

SBY mesti tidak terjebak dalam bagaimana meneruskan suksesi kepemimpinannya di masa depan. Bekerja saja memenuhi janji kampanye. Lapindo masih di pelupuk mata. Keadilan masih jauh. Tidak usah terlalu berepot repot memikirkan Ibas – puteranya – agar matang di politik dan memaksa menjadi penerusnya.
Partai Demokrat juga mesti belajar, bahwa partai yang terlalu tergantung dengan individu seseorang akan sangat rentan ditinggalkan massa pemilihnya.
Inggrid Kansil juga berharap ada perubahan dan kebaikan bangsa ini. Sesuai yang ditawarkan partai dan pemimpinnya.

Sebagaimana lanjutan kitab Niti Praja.
“ Raja yang baik harus melindungi rakyatnya dari semua bentuk penganiayaan dan penindasan, dan harus menjadi sinar dari rakyatnya, bahkan seperti matahari menyinari dunia. Kebaikannya harus mengalir jernih dan penuh, seperti air terjun di gunung, yang ketika mengalir menuju laut memperkaya dan menyuburkan tanah yang dilewati .”

Kita masih menunggu janji janji kampanye itu. SBY mestinya tahu bahwa masalah menjadi pemimpin bukan sekadar meneruskan pemerintahan lima tahun kedepan. Tapi bagaimana namanya akan terus dicatat dalam sejarah, jika ia bisa menjadi matahari dan sekaligus air terjun.
Mudah mudahan ia tak ragu ragu. Selamat bekerja. Lanjutkan !

*photo pangeran madura dari sini

You Might Also Like

35 Comments

  • racheedus
    July 11, 2009 at 8:17 pm

    Untung saja SBY bukan Ahmadinejad atau Soekarno. Coba kalau seperti kedua orang itu, bisa-bisa Washington akan ikut bikin ribut. Meski menang telak 60 % lebih juga, tetap aja diributin.

  • kombor
    July 11, 2009 at 9:08 pm

    Tumben saya terima umpannya dan baru seorang yang komentar.

    Saya menyayangkan capres yang lain tidak memberi selamat atas hasil quick count. Perkara ada kecurangan dll, itu bisa digugat di pengadilan. Akan tetapi, menyelamati hasil quick count saya kira merupakan wujud sifat kesatria. Pemimpin harus memiliki sifat itu. Bukan malah bersifat perajuk dan cengeng.

    Toh, quick count hasilnya sejak 2004 dapat dipertanggungjawabkan.

  • Dana Telecom
    July 11, 2009 at 10:48 pm

    Selamat bekerja untuk menepati janji, wahai sang presiden. 😀

  • bung tobing
    July 11, 2009 at 11:00 pm

    Yap, JK telah menunjukkan kedewasaannya dengan memberi ucapan selamat pada SBY, mari kita lihat apakah Mega-Pro akan meneruskan segala hiruk pikuk ini atau bisa dengan legowo menyelamati SBY.

  • ikhsan
    July 11, 2009 at 11:16 pm

    lanjutkan

  • mbakDos
    July 11, 2009 at 11:20 pm

    mungkin memang harus dibikin buku Menjadi Pemimpin for Dummies, mas :mrgreen:

  • dina
    July 11, 2009 at 11:25 pm

    Waaa…susah yaa jadi Raja..

  • Eka
    July 11, 2009 at 11:28 pm

    Selain SBY. masih ada raja-raja lainnya. Gubernur, walikota, bupati, kapolda, anggota DPR.
    Juga PNS yang tersebar didepartemen dan pemda. Presiden boleh ganti tiap 5 tahun. Tapi masa kerja PNS > 20 tahun.
    Paradigma PNS dan pemerintah untuk melayani rakyat bukan dilayani masih jadi impian rakyat.

  • Iwan Awaludin
    July 12, 2009 at 12:58 am

    Ternyata, rakyat Indonesia memang bersifat qonaah. Sudah merasa cukup dengan apa yang didapatkannya sekarang. Alhamdulillah.

  • edratna
    July 12, 2009 at 8:10 am

    Pada saat saya mau mencontreng, saya berdoa…
    “Semoga siapapun yang terpilih, adalah Pemimpin yang dapat membawa kemajuan bangsa Indonesia…”

    Saya tak mempersoalkan siapapun yang terpilih, karena bagi saya, siapapun, yang penting dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan berharap, lembaga legislatif bersifat kritis untuk mengawal pemerintah tetap menjalankan tugasnya dengan baik.

  • kunderemp
    July 12, 2009 at 10:46 am

    Dari awal saya tidak terlalu tertarik dengan quick count, tetapi saya melihat 2 TPS di samping rumahku. Dan SBY memang menang mutlak hingga 70%. Dan saya melihat wajah-wajah sumringah mengatakan “Lanjutkan!” begitu kemenangan SBY jelas.

    Saya tidak memilih SBY, tetapi begitulah rakyat di lingkungan saya memilih. Dan itu jujur, adil, tidak ada masalah, tanpa serangan fajar (karena saya sudah jalan2 di sekitar TPS dari pagi harinya).

    Tentu saja, Pilpres kemarin ada masalah seperti orang-orang tanpa KTP karena dari daerah lain. Tetapi bukankah itu juga kesalahan administrasi kependudukan kita? Kenapa harus salahkan KPU? Ini kesalahan semua. Toh, aku sering menemui orang-orang dengan mudah meremehkan fungsi KTP.

    Lalu ada masalah para pasien dan dokter di RS juga tidak bisa memilih. Ini kesalahan KPU dan KPU harus mempertanggungjawabkan. Tetapi, jumlahnya berapa persen sih dari keseluruhan penduduk Indonesia?

    Saya melihat penghitungan suara di TPS, dan hanya ada dua jenis suara tidak sah di TPS di dekatku. Yang satu adalah mereka yang berniat golput, dan yang satu lagi adalah pemilih SBY yang terlalu semangat dari mencontreng dua kali atau menulis kata-kata lain di foto SBY. Apa yang ada di foto Kompas sehari setelah pemilihan, juga terjadi di TPS di dekat rumah saya.

    Saya tidak pernah setuju ketika orang-orang bilang “SBY menang”. Pemilu bukanlah lomba merebut kekuasaan. Yang benar, rakyat Indonesia masih mengharapkan SBY menjadi presiden.

    Dua hari setelah pemilu, saya datang ke tukang pangkas. Dan sebuah pertanyaan iseng saya tentang “Paguyuban Pangkas Rambut” yang stikernya saya lihat. Ternyata, paguyuban itu sudah ada sekitar dua tahun (jauh sebelum pemilu) dan para tukang cukur dari Garut itu sangat terkesan dengan SBY. Jadi semua janji-janji Bu Mega dan Jusuf Kalla itu ketinggalan langkah karena ternyata SBY sudah melakukannya dengan para tukang cukur.

    Nah.. kalau begitu,
    apakah saya mau mengatakan bahwa Rakyat Indonesia tidak rasional?

    Jadi, sepakat atau tidak sepakat dengan SBY, seperti inilah pilihan rakyat dan sebagai yang tidak memilih beliau, kita harus menghargai keinginan rakyat dan tetap mengawal ketat pemerintahan yang akan datang, tidak segan untuk mengritik bila ada kebijakan yang salah.

  • -may-
    July 12, 2009 at 10:48 am

    Satu sebenarnya yang saya suka dari JK: beliau itu usahawan sejati 🙂 Itu mungkin yang membuat beliau lebih santai kalah; karena kekalahan cuma step back, dan kemenangan bukan segala2nya… hehehe… Seperti bisnis saja, kadang untung besar, kadang profitnya kecil, kadang rugi 🙂

  • reza
    July 12, 2009 at 1:48 pm

    comfort zone : buat siapa?
    sayang sekali rakyat indonesia terlambat mengenal jusuf kalla

  • yuraida
    July 12, 2009 at 9:33 pm

    SAYANG SEKALI YANG PINTER HARUS KALAH SAMA YANG GANTENG, HEHEHE

  • nika
    July 12, 2009 at 11:00 pm

    yes I feel comfort..

  • arham blogpreneur
    July 12, 2009 at 11:09 pm

    wah.. kata katanya menghanyutkan saya 🙂 …. mengutip pernyataan diatas, mau bertanya

    menurut mas Iman, “sampai kapan masyarakat kita kan iconic ?” sampai kapan segment grass root kita bisa lepas dari faktor Individu dan
    sampai kapan segment pemasaran iklan kita yang menonjolkan individu berlangsung ?

  • wisnu sumarwan
    July 13, 2009 at 1:09 am

    Saya bukan orang yang tertarik politik (bahkan saya cenderung skeptis terhadap situasinya, sekalipun saya sebenarnya juga menaruh harapan besar). Saya hampir tidak peduli pada janji ketiganya. Saya hanya berharap agar siapapun (termasuk presiden terpilih) dapat berusaha keras memenuhi janji mereka. Saya tahu, bahwa tidak semua janji mungkin akan ditepati, tetapi jika memang gagal menepati janji, please…. beri alasan yang jelas dan cukup masuk akal…

  • didut
    July 13, 2009 at 9:15 am

    semoga 5 tahun lagi kita punya calon pemimpin yg lebih muda 😀

  • andrias ekoyuono
    July 13, 2009 at 9:31 am

    sama seperti kunderemp, itu juga terjadi di TPS ku. Begitu juga ketika daku bertukar cerita dengan sodara2ku yang tinggal di jakarta maupun luar daerah.

    Sebenarnya rumus incumbent cukup mudah, rakyat sudah pintar menilai dan menimbang apakah layak diberi kesempatan lagi atau tidak. Begitu pula yang terjadi di pilkada2.

  • DV
    July 13, 2009 at 9:50 am

    Tiada yang baru di bawah matahari yang sama 🙂
    4L masih berlaku, entah hingga kapan 🙂

  • dony
    July 13, 2009 at 10:14 am

    yah begitulah 😀
    tapi jangan juga kita bilang pemilih 60% sby itu tidak pintar dan rasional 😀

    semoga indonesia lebih baik ke depannya.
    mari kita kawal bersama

  • wieda
    July 13, 2009 at 10:17 am

    semoga presiden ini bisa membawa kearah yg baik negeri ini…..semoga Indonesia menjadi negara yg aman tentram lohjinawi…amin

  • kw
    July 13, 2009 at 1:18 pm

    selamat kepada pak sby dan tim 🙂
    (* ibas juga kelak digadang-gadang jadi penggantinya….. waduh…….

  • kanglurik
    July 13, 2009 at 3:24 pm

    yach inilah proses demokrasi yang sedang berjalan dineri kita. Smoga dari tahun ke tahun mengalami perbaikan….
    Doa saya dan mungkin sebagian besar warga bangsa ini….
    Salam kenal Pak iman

  • Epat
    July 13, 2009 at 8:44 pm

    mari kembali bekerja dan mengawal segala sesuatunya, agar warisan kedepan lebih baik dari apa yang sudah ada sekarang ini.
    mas iman, 2014? 😀

  • Iklan politik dan pencitraan promotion marketing strategy | online business marketing, Online Marketing strategy
    July 13, 2009 at 9:29 pm

    […] saya pun setuju, jika "Ini memang kemenangan individu SBY " , dan andai saja grass root kita masih begini begini aja, sampai kapanpun personal branding […]

  • pensiun kaya
    July 14, 2009 at 5:16 am

    ternyata yang meLANJUTKAN memang menang dengan LEBIH CEPAT LEBIH BAIK karena masih dianggap PRO RAKYAT, meskipun sebenarnya tanpa JK, SBY tidak bisa LANJUTKAN, tapi LANUTAN:-) j/k..(just for kidding)
    selamat buat SBY, semoga bisa mengemban amanah rakyat dengan baik…

  • stey
    July 14, 2009 at 9:52 am

    semoga bisa melanjutkan semua yang ada menjadi lebih baik..cuma itu aja harapan saya..

  • lady
    July 14, 2009 at 10:01 am

    pertama kali melihat sosok inggrid kansil di iklan2. semakin tidak asing dgn wajahnya krn banyak bgt iklan yang dibintanginya. kmd merambah presenter, sinetron, terakhir dia terjun ke politik. sepertinya dia akan semakin bersinar 🙂

  • dhodie
    July 14, 2009 at 10:19 am

    Ingin rasanya saia bilang: “Saia nggak bertanggung jawab jika SBY tetap seperti kemaren yang terkesan serba ragu-ragu. Alasannya karena saia tidak milih beliau”. Ah tapi biar bagaimana pun ini lah hasilnya, suka atau tidak suka kita mesti menerimanya 🙂

  • ichanx
    July 14, 2009 at 10:34 am

    dukung mas iman jadi presiden taun 2014!!! yeaaahhh

  • anderson
    July 14, 2009 at 5:29 pm

    Sekarang hiruk pikuk nya akan beralih ke siapa yang akan jadi menteri ini dan itu. Ibarat setelah peperangan, berikutnya adalah bagi-bagi hasil rampasan perang. Mudah2an semua pihak bisa legowo…

  • Pemilih.com
    July 15, 2009 at 8:43 pm

    Iman Berotoseno: Hiruk Pikuk yang usai…

    Berbeda dengan kemenangan Obama yang disambut dengan harapan dan ekpektasi luar biasa dari seluruh bangsanya. Kemenangan SBY seperti anti klimaks. Tak ada harapan apa apa, tidak ada kejutan baru. Suasana adem ayem, berbanding terbalik dengan tensi dan…

  • Silly
    July 16, 2009 at 9:16 am

    Comfort Zone. Yeah, itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan hal ini. Kita tidak berani melihat perubahan, even itu sangat-sangat visible. 😀

  • Agus Suhanto
    August 22, 2009 at 5:23 pm

    salam, sy Agus Suhanto, tulisan yg bagus 🙂
    salam kenal yee

Leave a Reply

*