Browsing Category

LUAR NEGERI

Anton Shammas

Anton Shammas, seorang novelis dan penyair arab katolik warga Negara Israel menumpahkan frustasinya tentang sebuah identitas yang harus dipanggulnya. Sebuah kata “ Israel “.
Ia berasal dari desa Fassuta, di tepi Danau Galilea – utara Israel – dimana keluarganya turun temurun tinggal disana. Sebuah tempat yang penuh sejarah, ketika Yesus memanggil nelayan nelayan danau Galilea menjadi muridnya. Ia pindah ke Haifa, dan kemudian melanjutkan kuliahnya di Hebrew University, Jerusalem.

Dalam novelnya ‘ Arabesque ‘ The saga of his Arab Christian family, salah bagiannya bercerita pengembaraan keluarganya yang berimigrsi dari Syria sejak abad 19 dan bermukim di desa Fassuta, Galiliea. Hidup dalam penguasaan Kekaisaran Ottoman dan Inggris di Palestina, aneksasi Israel tahun 1948 sampai pendudukan tepi Barat dan jalur Gaza tahun 1967.
Anton Shammas terperangkap dalam sebuah kultur yang dipaksakan. Ia warga Negara Israel walau secara kultur ia tetap seorang arab yang bertanya tanya tentang identitas dirinya. Ini memang pelik, ketika akhirnya ia menemukan jawaban yang merupakan kenyataan pahit.

Continue Reading

Tentang Palestina

Nama saya Sayed. Saya bukan druze, Hisbullah, Hamas, PLO atau komunis. Saya adalah Kristen Palestina. Saya telah berjuang bersama Nasrallah dari Hisbullah sejak saya kecil. Melempar tank tank Israel dengan batu dan menyusupkan pesan pesan panglima kepada pejuang kami di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Orang tua saya terbunuh di kamp Sabra dan Shatila , dua puluh delapan tahun lalu. Kata kakek saya mayat mereka begitu menyedihkan. Kapak dan pisau kaum Falangis telah memenggalnya.

Lihat sejarah yang pernah ditulis tentang pembantaian itu. Pada tanggal 23 Agustus 1982, Bashir Gemayel salah seorang pemimpin Kristen Maronit terpilih menjadi presiden Lebanon. Ia harus menjembatani kelompok Falangis – faksi milisi Kristen – yang terbagi dua kubu. Memihak Israel dan disatu sisi memilih Suriah.
Bashir Gemayel menolak tekanan Israel dan tidak memberikan kuasa kepada tentara Israel untuk menyerahkan gerilyawan Palestina yang bermukim di Lebanon. Hingga tak berapa lama sebuah bom membunuhnya.
Kelompok Muslim dan Palestina menyangkal terlibat dalam kejadian ini. Sementara Isreal mempersalahkan Palestina. Ini membuat kelompok Falangis kembali bersatu dan mencurigai Palestina. Walau banyak pihak percaya justru agen Mossad berada di balik pembunuhan Presiden Lebanon ini.

Continue Reading

Melihat Amerika

Ketika pertama kali berkunjung ke Amerika,yang dilakukan oleh Bung Karno adalah menuju pusat perfilman Hollywood serta membawa anaknya – Guntur Soekarnoputra – ke Disneyland.  Sejak mahasiswa, Bung Karno sudah terpikat dengan film film Amerika. Ia mengakui belajar bahasa Inggris dari kebiasan menonton film film Amerika.  Waktu itu ia hanya mampu membayar tiket bagi penonton dari balik layar. Jadi Gambarnya terbalik.
Amerika memang sebuah negeri membuat orang berdatangan. Konon ada peradaban modern dan harapan disana. Siapa tahu ? Amerika juga menjadi negara dunia, sehingga pemilihan Presiden disana menjadi perhatian seluruh dunia.  Kemenangan Barack Obama dianggap menjadi kemenangan murid murid SD Besuki atau orang orang Afrika.

Amerika bisa menjadi sombong dan seenak udelnya sendiri mengatur tata ekonomi, militer, konstelasi politik sampai urusan dapur negara lain. Ini menjadi menarik karena – setelah komunis rontok – Amerika dijadikan musuh bersama oleh sebagian Islam, sosialisme dan aliran anti kapitalisme dan imperialisme baru.  Pertanyaannya sekarang. Siapakah yang bisa bertahan dari gempuran ideologi dan pengaruh Amerika ?

Continue Reading

Teror dan Bom

Ketika Perdana Menteri Israel Ben Gurion membentuk Mossad pada tahun 1951. Ia mengatakan di depan Knesset – Parlemen Israel – bahwa ancaman terror akan menjadi perang baru. Sebuah perkembangan bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran.

Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.
Pada pertengahan abad ke-19, Terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh.

Continue Reading

tentang Cina

Saat ditinggalkan oleh Gong Li yang memilih konglomerat Singapore, sutradara -nominasi Oscar – Zang Yimou menulis quotenya yang beredar di kalangan perfilman. Lelaki tidak menangis, tapi hatinya berdarah.
Kini Zang Yimou mungkin sudah melupakan hatinya yang pernah berdarah darah. Ia telah membuat seluruh rakyat daratan Cina menangis terharu melihat pembukaan Olimpiade Beijing yang paling spektakuler dalam sejarah Olimpiade. Zang Yimou yang ditunjuk untuk merancang upacara pembukaan Olimpiade, membuat sebuah disain seperti layaknya jalan cerita film. Sebuah catatan perjalanan bangsa cina sejak jaman dahulu kala sampai sekarang.
Melihat acara ini seperti kita melihat film film besutannya. Seperti menonton ” The Curse of Golden Flower “. Ada nyawa disana, juga emosi dan gelora yang meledak ledak. Dengan kata lain Cina memang ingin menunjukan kepada dunia bahwa, mereka adalah bangsa modern, besar dan layak ditakuti.

Continue Reading

MALAYSIA

Beruntung saya menemukan sebuah kaset jadul yang berisi Pidato Bung Karno pada peringatan Maulud Nabi tahun 1964 di mesjid Istana. Dengan bersusah payah membersihkan jamur di pitanya, akhirnya bisa saya pindahkan ke audio file di hard disk saya. Walau acara keagamaan, tapi Bung Karno masih sempat sempatnya menyelipkan pidato politiknya yang berapi api. Saat itu Bung Karno menyampaikan kemarahan yang luar biasa dalam acara Maulid saat itu, setelah dilaporkan para demonstran di Kuala Lumpur merobek bendera merah putih dan menginjak injak lambang Burung Garuda. Sampai saat ini, beberapa kali Indonesia yang mengklaim sebagai saudara tua harus mengalah kepada adik kecilnya di utara. Sebenarnya sejarah hubungan love and hate kedua negara sudah dimulai lebih dari empat puluh tahun yang lalu.

Ketika menerima kemerdekaan dari Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957, negeri itu bahkan tidak mempunyai lagu kebangsaan. Dengan gagah berani dan percaya dirinya, mereka mencomot lagu keroncong Indonesia yang berjudul “ Stamboel Terang Boelan “, sebagai lagu kebangsaan dan mengganti liriknya. Presiden Soekarno dengan kesantunan seorang pemimpin besar negara tetangga, segera mengumumkan lagu idola buaya keroncong itu tidak boleh lagi dinyanyikan sembarangan di seantero Nusantara ( Tempo Edisi 15-21 Oktober 2007 ).

Continue Reading