( CATATAN PERJALANAN ) ANAK LAUT ALOR

Kiko kembali menjalani hari harinya sepulang sekolah dengan melihat perangkap bubu miliknya di kedalaman 10 meter. Kulitnya bertambah legam terbakar matahari, tak menghalangi bersama adiknya mengayuh sampan kecil terombang ambing di laut lepas. Rupanya hari ini ikan enggan masuk ke dalam perangkap bubu bambu miliknya. “ Ah memang belum waktunya, mungkin esok atau lusa.”
Kiko adalah anak alam yang percaya bahwa laut Alor akan memberikan nafkah padanya. Alam yang memberi secara adil dan menetapkan hari baik baginya. Kiko menarik nafas dalam dalam di permukaan sebelum menyelam kembali untuk melihat perangkap bubu lainnya, yang tak jauh dari tempat bubu pertamanya. Masker kayu dengan kaca mata plastik yang sudah berlumut dipinggirnya, menjadi saksi kehidupan anak anak alam pulau Alor. Mereka biasa menyelam sampai kedalaman lima belas meter, sampai sekitar satu menit. Laut adalah segalanya, yang menjaga mereka dan memberikan nafas kehidupan bagi mereka.

Senyum mereka mengembang menatap kami manusia manusia modern, ketika mereka mengayuh sampan kecilnya kembali ke pantai. Ia harus membantu ayahnya menambal sampan kecil yang bocor. Ia juga harus menggulung benang benang untuk tenunan kain ibunya yang akan dijual ke kota. Dan hari semakin terik, dari kapal phinisi ” Putri Papua “, saya melihat sebuah persahabatan antara alam dan manusia. Sampai kapankah ini masih bisa bertahan ? untuk saling menjaga tanpa merusak, untuk menerima apa yang alam bisa berikan.

You Might Also Like

3 Comments

  • dian mercury
    October 21, 2006 at 10:57 am

    wow..cantiknya…jd pengen kesana

  • morishige
    December 12, 2007 at 10:23 pm

    film dokumenternya udah ada belum, mas?

  • Renting Property
    April 12, 2010 at 6:17 pm

    You really make it seem so easy with your presentation but I find this topic to be really something which I think I would never understand. It seems too complicated and very broad for me. I am looking forward for your next post, I will try to get the hang of it!

Leave a Reply

*