Dulu ketika Bung Karno mengangkat Jendral Soemitro menjadi panglima di Kalimantan Timur, pesannya hanya satu. “ Tolong jaga kilang kilang minyak di Balikpapan sana “. Tak beberapa lama, jenderal itu justru menangkapi orang orang komunis dan beberapa pimpinan onderbouw serikat buruhnya.
Bung Karno diam saja. Menurut sang jenderal, mungkin sepanjang kilang kilang minyak tidak terganggu, dan tetap berproduksi. Dia tak perduli. Pragmatis memang. Itulah kota Balikpapan, kota minyak, yang sejak dulu menjadi sumber pemasukan devisa negeri ini.
Jadi kalau dulu minyak yang ‘ dijaga ‘ , sekarang jaman sudah berubah. Justru antusias masyarakat tentang nge-blog yang harus ‘ dijaga ‘.
Bagaimana menjaga minat nge-blog ini memang tidak sia sia. Saya melihat semangat yang luar biasa dalam roadshow sepuluh kota – blogshop – di Kalimantan Timur. Sejak mendarat di Balikpapan, dukungan media massa setempat, komunitas blogger Balikpapan, yang dikomandani Alfa dan Bambang Herlandi , juga STIKOM.
Khusus di Balikpapan, ternyata peserta Blogshop paling banyak diminati oleh ibu ibu rumah tangga dan guru guru sekolah. Ini sekaligus menunjukan bahwa penetrasi blog sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Ada yang lebih gila lagi. 3 orang blogger dari Komunitas Blogger Kalimantan Selatan. Wawan, Farid dan Dillah . Dengan mengendarai motor, rela menempuh perjalanan 12 jam melalui hutan dan jalanan yang rusak. Demi bisa mengikuti Pesta Blogger di Balikpapan.
Semangat ini yang harus dijaga. Bayangkan, tanpa berbekal makanan, tidur di mesjid dan kadang kesulitan mencari bensin di pedalaman, menjadikan perjalanan mereka bagaikan kisah pioneer pioneer membuka hutan rimba belantara Kalimantan jaman dulu. Terus terang saya ingin mengundang mereka bertiga datang ke Jakarta kelak. Tanpa harus memikirkan biaya.
Solidaritas blog juga membuka mata tentang arti persahabatan. Setelah acara panggung gembira malam harinya di depan Kampus STIKOM. Kami, beberapa teman dari B Blogger dan Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan, berpesta lagi dengan sea food di tepi pantai. Apalagi kalau bukan kepiting super, udang, cumi, kakap, baronang dan berbagai hidangan lainnya.
Keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan darat menuju Samarinda. Ternyata antusias masyarakat ‘ calon blogger ‘ tidak salah. Ada lebih dari 80 peserta yang mengikuti blogshop. Terbesar dari jumlah peserta sepanjang 4 kota – Malang, Semarang, Bandung dan Balikpapan – sebelumnya.
Ini tentu saja berkat support dan kerja keras Komunitas Blogger Kaltim dan Dinas Kominfo Propinsi. Disini kami bertemu Ade Fadli, motor komunitas local yang menjembatani kebutuhan panitia dan penyelenggaraan acara.
Bagi saya Ade, seperti Jenderal Soemitro. Galak dan temperamen. Jika Jendral Soemitro sempat mengajak berkelahi Jend Hario Kecik yang digantikan di penginapan Jendral Soeharto. Kelak Jendral Hario Kecik menjadi pelarian di Russia, sebelumnya akhirnya kembali dan ditangkap penguasa orde baru.
Ade juga mengajak dan hampir menerjang para kawan kawan wanita dari event organizer Maverick. Mengamuk di depan pejabat Kominfo, sebelum ditenangkan kawan kawan dari komunitas lokal.
Sungguh disayangkan, jika kerja kerasnya terhapus oleh urusan sepele. Masalah jadwal dan run down acara. Ketika ditengah tengah acara pelatihan, tanpa seijin Ade. Salah seorang pejabat Dinas Kominfo meminta coffee break bagi peserta. Ini yang membuatnya marah. Bagi saya tidak menjadi masalah. Bahkan agak aneh, jika harus bersikeras dengan masalah waktu yang sebenarnya bisa sangat flexible.
Lebih disayangkan lagi, jika ia harus mengancam dan memaki gadis gadis itu yang sudah gemetaran dan hampir terkencing kencing ketakukan. Ia juga membanting amplop di depan wajah salah seorang gadis itu. Itu bukan salah mereka, karena mereka juga harus mengakomodasi permintaan pejabat Dinas Kominfo propinsi untuk beristirahat sebentar.
Saya yang saat itu sedang didalam, tiba tiba didatangi oleh Adrianto dari komunitas Samarinda, untuk menenangkan Ade.
Ia berteriak teriak meminta kawan kawan dari Maverick untuk tidak masuk ke dalam ruang pelatihan Blogshop.
Hari itu juga ia membuat postingan . Begini kutipannya.
“ mafia blogger. mungkin lebih baik menyebutkannya. sebagai sekumpulan orang yang mengaku sebagai top-blogger Indonesia, yang sebagian adalah memang pegiat jurnalis dan perusahaan komunikasi. pesta blogger, dengan sebuah simbol one spirit one nation. bukanlah memiliki semangat “
Lebih jauh lagi.
“ blogger. kemerdekaan ada di dalamnya. bukan harus dipaksa oleh kedutaan besar negara penjahat perang internasional. “apa yang mereka cari?” tanya seorang kawan. sederhana, ketika hampir sebagian besar informasi detail telah dapat terbaca di dunia maya, maka dengan mudah untuk mengetahui arus yang ada di bawah akar rerumputan “
Bagi saya pribadi. Kejadian ini bukanlah masalah. Its nothing personal. Pernik pernik kehidupan sangat biasa. Juga postingan itu. Bukankah semua orang sesuai prinsip blog, berhak menyuarakan apapun. Sekritis apapun.
Namun ada yang patut diluruskan. Ini hak jawab dari saya. Pertama tentu saja saya bukan top blogger. Saya hanya manusia sial yang tertimpa beban harus meninggalkan pekerjaan – yang jelas jelas memberi pemasukan – untuk memikirkan Pesta Blogger ini. Kedua tidak ada pemaksaan oleh kedutaan sebuah negara penjahat perang itu. Tak ada pesanan postingan sama sekali tentang pencitraan Amerika. Juga tidak ada pendiktean.
Yang saya lihat ada orang asing yang memberi bantuan sponsor, juga memberi buku buku tentang jurnalisme kepada setiap komunitas blogger. Apa ada yang salah. Mungkin saya juga pragmatis. Bahkan para pelajar , peserta calon calon blogger bergembira mengajak perwakilan kedutaan besar untuk makan siang bersama, berfoto bersama.
Bagi saya integritas dilihat dari cara beretika dan tali silaturahim. Besok kita memasuki bulan ramadhan. Sudah selayaknya bermaaf maafan. Untuk rekan Ade yang meninggalkan acara tanpa berpamitan. Saya atas meminta pintu maaf bagi saya dan rekan rekan panitia event organizer. Saya tidak memungkiri kerja kerasnya membantu kelancaran Pesta Blogger di kotanya.
Kawan kawan Blogger Samarinda juga telah meminta maaf atas kejadian ini. Tak ada yang salah. Hanya setan setan yang salah , masih berusaha menggoda di awal bulan suci ini.
Selain kemeriahan peserta di Samarinda. Ternyata ada yang lebih menyenangkan. Sebuah yaho mesengger masuk ketika saya sedang memandu acara diskusi. Ada pesan masuk dari seorang teman blogger Samarinda yang tak pernah bertemu sebelumnya. Seorang gadis manis berjilbab. Ia hanya ingin berphoto bersama. Ah..Sungguh manis permintaaannya.
Bagaimanapun juga Bumi Etam memang mengesankan. Sekaligus menggegerkan. Semangat persahabatan ini yang harus kita jaga. Bukan permusuhan. Ayo , kawan kawan Bumi Etam. Saya tunggu di Jakarta.
59 Comments
kw
August 24, 2009 at 9:27 pmhebat euy! mereka. selalu ada evengelist di suatu tempat. salut buat mereka
SETAN
August 24, 2009 at 10:38 pmSAYA PROTES KERAS!!! SYA NGGAK SUKA SITU NYALAH2IN SAYA!
*ngaleos*
ps: mas, mas…. kapan napaktilas bintang mawar lagih? ihik!
SETAN
August 24, 2009 at 10:38 pmSAYA PROTES KERAS!!! SAYA NGGAK SUKA SITU NYALAH2IN SAYA!
*ngaleos*
ps: mas, mas…. kapan napaktilas bintang mawar lagih? ihik!
SETAN
August 24, 2009 at 11:02 pmhalah… setan gatek. komeng aja ndobel gitu.
edratna
August 25, 2009 at 2:14 pmAdalah hal wajar jika terjadi perbedaan, yang penting semua dapat diselesaikan secara baik-baik.
Wahh ternyata sampai Balikpapan dan Samarinda ya…semoga ngeblog merupakan kegiatan yang semakin digemari untuk seluruh kalangan.
Blogshop Balikpapan & Samarinda » FANY’s Freewriting
August 26, 2009 at 8:47 am[…] Pesertanya pun cukup antusias dan mudah mengerti. Saya suka! Bikin semangat ngajarnya. Walaupun di luar ruangan sempat ada keributan, tapi acara blogging workshop di dalam ruangan bisa dihandle dan cukup lancar […]
dita.gigi
August 27, 2009 at 12:31 ammas iman… mau donk foto bareng… 😆 *eh ndak nyambung yaa*
tikno
September 3, 2009 at 2:18 amSukses buat semuanya. Salam sukses juga buat Mas Iman.
Budaya blogging juga menumbuh kembangkan budaya menulis. Saya pikir ini hal yang sangat positif.
blontank poer
September 16, 2009 at 11:12 pmKita belajar bersama saja, deh.
Blogshop di Samarinda kita jadikan case study untuk berkaca.
Mana yang kurang diperbaiki, yang sudah bagus tinggal ditingkatkan.
Kang Iman, inilah yang mendewasakan semua pembaca dan pelaku blogging.
Bagi yang berhati lembut dan bertutur sejuk, kemungkinan besar kurang sreg dengan gaya dan cara Mas Ade. Ada tatakrama, ada etika yang sudah terlupa.
Percayalah, kerja kalian tak sia-sia.
Gusti Allah mboten sare, Tuhan tak (pernah) tidur.
Banyak catatan (termasuk dari saya) itu pasti.
Sebab catatan-catatan seperti itulah sebenarnya manifestasi sebuah harapan.
Kebetulan, ditimpakan pada inisiator dan penggerak PB.
Ada yang kurang? Pasti. Itu fitrah (juga nafsu) manusia: tak pernah puas.
Kenapa saya ikut kontes blog dan nulis di PB? Sebab saya tak anti-PB.
Kenapa harus membuat catatan? Sebab saya puya harapan.
Tentu, sangat subyektif karena semua berpulang pada harapan saya.
Kang Iman, aku percaya sampeyan…..
Yakin saja dengan apa yang sampeyan kerjakan.
Saya apresiet, walau juga dengan sejumlah catatan.
Perbedaan itu rahmat, dan itu yang akan memperkaya kita dalam menyongsong masa depan.
🙂
salam dari Solo,
-bloggerNdeso-