Tentang Pancasila

Udara panas bercampur asap rokok bercampur dengan suara suara teriakan, gumaman dan kadang hening dari 62 orang yang bersidang di bekas Gedung Volksraad, Jalan Pejambon. Hibangase Yosio, wakil Jepang yang duduk di Dokuritu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sesekali mencatat perdebatan untuk dilaporkan kepada Gubernur Militer Jepang, Seguchi Yamamoto.
Dr.Rajiman sebagai Ketua BPUPKI melontarkan pertanyaan kepada anggota sidang,
“ Jadi apa dasar negara kita kelak ? “
Setelah Muhammad Yamin dan Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar negara, pada tanggal 29 dan 31 Mei 1945. Giliran Soekarno memukau dalam pidatonya tanggal 1 Juni. Ia sudah menyebutnya dengan kata ‘ Pancasila ‘.
“Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Inderia. Apa lagi yang lima bilangannya?
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi – saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. “


Berpuluh puluh tahun meloncat dari labirin waktu dan menjadi saksi mata perjalanan bangsa ini. Sampai sekarang Panca Sila masih menjadi sebuah tatanan utopia. Sendiri di atas awang awan sana, yang tak pernah bisa saya mengerti sampai sekarang.
Celakanya sejak saya kecil, besar dalam penulisan sejarah orde baru yang integralistik. Pancasila menjadi dogma yang bisa menangkap, memasung bahkan membunuh atas nama pembangunan nasional. Pancasila juga mencabut hak hak perdata dan sipil seseorang. Ia sekaligus menentukan hajat hidup orang banyak.
Sekian lama itu rezim orde baru menjadikannya simbol dan dogma. Ia selalu dihormati dalam acara seremonial Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, sebagai simbol kegagalan PKI.
Menggelikan, sampai brainwash ini, bisa memasuki semua sektor kehidupan saat itu. Bahkan ada sebuah film horror tahun 80an, disitu sang setan bicara tentang Pancasila kepada penduduk desa.

Soekarno sendiri mengakui dia bukan pencipta Pancasila. Nilai nilai yang terkandung itu sudah ada dalam diri bangsa Indonesia sejak lama. Disadari atau tidak. Ia mengatakan hanya sekadar ‘ penggali ‘ nilai nllai itu. Tapi ia sendiri mungkin tak menyadari bahwa bahwa nilai itu terlalu indah untuk dibayangkan, sekaligus sulit dijalani.
Ia mungkin terlalu bangga dan bahkan menawarkan ide Panca Sila kepada negara negara dunia ketika berbicara di sidang umum PBB. Baginya Pancasila adalah sebuah identitas untuk menandingi teori Marxis atau Kapitalisme liberal. Soekarno dan juga Soeharto penerusnya ) tidak pernah benar benar menjalani ide itu dalam alam nyata. Membiarkan terus menjadi dogma dogma.

Ini bisa dijelaskan mengapa paham atheis – yang menganggap agama racun – pernah eksis di di negeri ini, Pancasila juga menjadi stempel pembungkaman hak asasi manusia jaman orde baru sampai sekarang ketika Pancasila hanya termenung melihat aksi kekerasan yang diperlihatkan para pendukung sektarian seperti Front Pembela Islam.
Padahal Soekarno sendiri menyebut inti dari Pancasila adalah gotong royong.
“ Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus men-dukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Van Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, – semua buat semua ! Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan “gotong-royong”. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong! “

Suatu saat Pancasila hanya dipelajari dalam text book ide ide besar di perpustakaan yang berdebu, seperti Sosialismenya Sutan Syahrir atau Demokrasi Islamnya Bung Hatta. Padahal kita bisa mengakui nilai nilai dalam Pancasila mengandung ajaran universal yang melompat jauh. Ia bisa membebaskan primordial dan belenggu etnis dan agama.
Pertanyaannya, apakah masih relevan dengan generasi hip hop MTV atau sekian puluh partai partai politik. Siapa yang akan mengusungnya ?

Mungkin sampai akhir hayatnya, dr. Rajiman tak pernah bisa mengerti perdebatan panjang melelahkan selama beberapa hari. Karena pada akhirnya tim perumus diperas menjadi hanya Panitia sembilan yang kemudian memutuskan dasar negara ini.
Ia sudah menduga kalau Pancasila akan menjadi landasan yang sebenarnya jauh dari kehidupan bangsa ini. Dari desa bernama Walikukun, Ngawi tempat ia memutuskan mengabdikan dirinya pada kesehatan masyarakat. Dr. Rajiman menulis buku pertama yang membahas tentang Pancasila pada tahun 1948. Semua uraian dan jawaban Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dimasukan ke sebuah pengantar dalam penerbitan buku tersebut.
Sambil sesekali memandang deretan hutan jati di daerahnya, barang kali ia teringat puisi yang dibacakan Muhammad Yamin di sela sela persidangan BPUPKI.

Abadilah Republik Indonesia
Untuk selama-lamanya,
Yang dilindungi tumpah-darah
Benua kepulauan yang indah,
Antara cakrawala langit yang murni
Dengan bumi tanah yang sakti.

Di samping teman, di hadapan lawan
Negara berdiri ditakdirkan Tuhan,
Untuk keselamatan seluruh bangsa
Supaya berbahagia segenap ketika;
Berbudi setia, tenaga Merdeka
Dengan menjunjung kedaulatan Negara.

Di atas abu negara kedua
Kami membentuk negara ketiga,
diiringkan lagu Indonesia Raya;
Di bawah kibaran bendera bangsa,
Di sanalah rakyat hidup berlindung,
Berjiwa merdeka, tempat bernaung.

Kami bersiap segenap ketika,
Dengan darah, jiwa dan raga,
Membela negara junjungan tinggi
Penuh hiasan lukisan hati:

Melur-cempaka dari daratan
Awan angkasa putih kelihatan
Buih gelombang dari lautan.

Hati yang mukmin selalu meminta
Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Supaya Negara Republik Indonesia;
Kuat dan kokoh selama-lamanya
Melindungi rakyat, makmur selamat,
Hidup bersatu di laut-di darat.

You Might Also Like

65 Comments

  • willdhanne
    June 14, 2008 at 12:30 pm

    1 JUNI 1945
    PANCASILA DASAR INDONESIA MERDEKA
    BUKAN LAHIRNYA PANCASILA

    Bangsa Indonesia seharusnya lebih teliti mengenai adanya peristiwa Monas, seolah olah peristiwa tersebut adalah sekedar bentrok antara FPI dan AKKBB , padahal dibalik kejadian itu ada suatu grand design besar untuk merusak pancasila sebagai dasar indonesia, mengingat sampai hari ini tanggal 1 juni masih di peringati sebagai hari lahir pancasila, meskipun sebenarnya dan seharusnya 1 juni bukan diperingati sebagai hari lahir pancasila, melainkan 1 juni adalah peringatan Pancasila Dasar Indonesia Merdeka, karena apabila Pancasila ini telah ditetapkan menjadi dasar indonesia merdeka maka pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di NKRI akan berjalan sehingga peran dan fungsi pancasila sebagai falsafah Bangsa akan terwujud dalam bentuk sikap, yaitu sikap keberpihakan terhadap sila-sila pancasila, maknanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia akan terwujud
    Oleh karena itu peringatilah 1 juni sebagai hari Pancasila Dasar Indonesia Merdeka, bukan sebagai hari lahir pancasila karena jauh sebelum 1 juni 1945 bahkan jauh sebelum Bangsa indonesia terlahir 28 oktober 1928, pancasila ini telah ada dan merupakan jiwa, sifat dan sikap yang telah mengakar semenjak zaman nenek moyang kita, sebagaimana yang pernah Bung Karno katakan bahwa Beliau bukan pencipta pancasila melainkan beliau hanya penggali Pancasila karena pancasila itu telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Wassalam

    WILDAN

    Gerakan Mahasiswa Jakarta Raya
    081319099871

  • willdhanne
    June 14, 2008 at 12:30 pm

    PANCASILA DASAR INDONESIA MERDEKA
    DAN PROSES PENGKABURAN SEJARAH SEPUTAR MOMENTUM 1 JUNI 1945

    Sejarah membuktikan bahwa NKRI terbentuk dari Bangsa Indonesia yang lahir terlebih dahulu yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928 dan kemudian membentuk Negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebelum Bangsa Indonesia membentuk Negara Republik Indonesia terlebih dahulu Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan pancasila diletakan sebagai Dasar Indonesia Merdeka pada tanggal 1 Juni 1945.
    Peletakan Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka oleh Bung Karno melalui pidatonya yang berapi-api di hadapan siding BPUPK, mengindikasikan bahwa Pancasila adalah sifat Bangsa, sehingga kemudian Pancasila menjadi Sumber dari Segala Sumber Hukum di wilayah NKRI yang memaknakan Pancasila pun akan tumbuh menjadi Keyakinan Standar Bangsa Indonesia yang distandarkan daru keyakinan Bangsa Indonesia yang beraneka ragam oleh Hukum yang pasti tetap dan dapat diterima oleh siapapun juga yaitu komitmen untuk Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli sebagai amanat Sumpah Pemuda.
    Apabila Pancasila telah menjadi Keyakinan Standar yang memaknakan Pancasila adalah Falsafah Bangsa Indonesia atau Pandangan Hidup seluruh anak Bangsa ini, maka pada saat mana Bangsa Indonesia bersikap, akan mencerminkan usaha keberpihakan Bangsa Indonesia kepada sila-sila yang termaktub didalam Pancasila. Sehingga ketika sikap keberpihakan ini telah tumbuh maka sangat dipastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud.
    Namun seiring dengan berjalannya sejarah sikap-sikap pancasilais ini tidak pernah terlihat didalam keseharian anak Bangsa Indonesia, Pancasila hanya sekedar menjadi bacaan pada setiap pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah . Hal- hal yang demikian ini terjadi karena Pancasila, semenjak diletakan sebagai Dasar Indonesia Merdeka pada tanggal 1 Juni 1945 oleh para pendiri Bangsa, sampai hari ini belum pernah ditetapkan, terbukti dengan masih diperingatinya tanggal 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila, padahal sebenarnya sebelum momentum 1 Juni 1945 pun nilai-nilai Pancasila telah ada dan telah tumbuh serta mengakar semenjak zaman nenek moyang kita, yaitu jauh sebelum Bangsa Indonesia dilahirkan.
    Oleh karena itu, jikalau sampai saat ini Bangsa Indonesia masih memperingati tanggal 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila, maka dapat dikatakan ini adalah suatu proses pengkaburan sejarah. Bahkan Bung Karno sendiri pun tidak pernah menyatakan dirinya sebagai pencipta Pancasila, karena menurut beliau Pancasila tersebut telah ada semenjak ribuan tahun yang lalu, Bung Karno mengatakan bahwa dirinya hanya menggali Pancasila dari serpihan-serpihan yang tersisa dan kemudian bersama-sama dengan pemimpin yang lain meletakan Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka pada tanggal 1 Juni 1945.
    Maka dari itu seharusnya Bangsa Indonesia menyatakan dan memperingati tanggal 1 Juni sebagai hari Pancasila Dasar Indonesia Merdeka sehingga peran dan fungsi Pancasila dapat berjalan sebagaimana mestinya, yaitu Pancasila menjadi sifat Bangsa kemudian menjadi Sumber dari Segala Sumber Hukum di wilayah NKRI dan Pancasila dapat menjadi Falsafah Bangsa Indonesia yang menumbuhkan sikap keberpihakan terhadap sila- sila Pancasila, sehingga Pancasila pun mampu memberi ukuran atau dimensi bagaimana seharusnya rakyat Indonesia menjalani Kehidupan berbangsa dan bernegara, Maka pada akhirnya amanat sumpah pemuda yaitu Komitmen untuk Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli sebagai tujuan Bangsa Indonesia lahir, merdeka dan membentuk Negara dapat tercapai karena Pancasila merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
    Sekian

    Jakarta, 13 Juni 2008

    Muhammad Wildan
    Gerakan Mahasiswa Jakarta Raya
    (GEMAJAYA)

  • ram234
    June 15, 2008 at 2:04 am

    ke·tu·han·an n 1 sifat keadaan Tuhan; 2 segala sesuatu yg berhubungan dng Tuhan: hal-hal ~ , yg berhubungan dng Tuhan; ilmu ~ , ilmu mengenai keadaan Tuhan dan agama; dasar ~ , kepercayaan kpd Tuhan Yang Maha Esa

    coba deh mulai sekarang memilih pemimpin yang tau tuhan?, jangan yang mau revolusi terus, yang pantatnya doyan kursi prisiden, yang kepinteran sampe hilang 1 provinsi, yang diem aje, yang lulusan luar negeri. lebih baik pilih yang buta tetapi hatinya merakyat, ok!!

  • ayank
    October 26, 2008 at 10:36 am

    yah panca sila, jaman saya kecil biasa di buat guyonan jadi panca panci, gede tapi kosong..hohoh

  • willdhanne
    October 29, 2008 at 10:26 pm

    coba pahami lagi pancasila..
    atau jangan2 untuk hafal aja bangsa ini udah ga bisa?
    pancasila itu moral Bangsa Indonesia..

  • Oktaviani Puspita sari
    November 21, 2008 at 6:54 pm

    WaduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuHHHHHHHHH. Mantaaaaaaaaaaaaaaab…….
    Pengetahuan sejarahnya………………

  • Oktaviani Puspita Sari
    November 21, 2008 at 6:56 pm

    Kalau melihat situasi Indonesia di zaman sekarang, menurut you gimana??? Khan banyak kerusuhan….

  • Coleman Brady
    January 9, 2009 at 7:19 pm

    hi
    a83j2eyiiyqbf4kd
    good luck

  • Marc Bradley
    January 10, 2009 at 8:06 am

    hi
    egwzsv0ijpf3d08b
    good luck

  • Darci Peterson
    January 11, 2009 at 8:41 pm

    hi
    egwzsv0ijpf3d08b
    good luck

  • RUDI
    April 21, 2009 at 8:31 pm

    JANGAN PANCASILA DIJADIKAN SEBAGAI ALAT PEMBODOHAN RAKYAT

  • RUDI
    April 21, 2009 at 8:32 pm

    SADARLAH WAHAI PENGUASA INGAT SILA-SILA PANCASILA JANGAN KORUPSI AJA KERJA LO

  • Dewi Sari
    September 15, 2009 at 11:12 am

    Mewajibkan setiap rumah WNI memiliki foto-Garuda Pancasila-yang-beserta-kelima-silanya-yang-dibuat-dengan-bingkai sebagai cerminan dari rasa cinta dan bangga terhadap Negara Indonesia

    Kita menyadari bahwa para warga masyarakat tidak pernah ketinggalan rasa seninya terhadap nilai-nilai kebenaran dalam hal tata ruang rumah. Dalam hal ini, seperti : Adanya penataan kaligrafi-kaligrafi suci, foto-foto orang bijaksana, dan sebagainya pada ruang-ruang rumah.

    Sebenarnya, dari semua itu, terdapat sebuah karya yang Maha suci, luhur, dan indah yang terlupakan dalam tata ruang ini. Karya itu adalah foto Garuda Pancasila-beserta-kelima-silanya yang merupakan Dasar Negara, atau Pandangan Hidup Bangsa.

    Menurut Saya, foto Garuda Pancasila-yang-beserta-kelima-silanya itu harus dibuat dengan bingkai, dan kemudian digantungkan pada dinding atau dipajangkan, sebagai cerminan dari rasa cinta dan bangga terhadap Negara Indonesia.

    Diwajibkan
    Sebenarnya, adalah sebuah kewajiban bagi setiap WNI untuk memiliki foto-Garuda Pancasila-yang-beserta-kelima-silanya-yang-dibuat-dengan-bingkai ini di dalam rumah.
    Kita harus menggantungkannya pada dinding atau memajangkannya di dalam rumah, sebagai cerminan dari rasa cinta dan bangga terhadap Negara Indonesia.

     Menurut Saya, Pemerintah Indonesia harus mewajibkan setiap WNI untuk memiliki foto-Garuda Pancasila-yang-beserta-kelima-silanya-yang-dibuat-dengan-bingkai ini di dalam rumah.

    Bila sudah diwajibkan, maka dengan hanya pembayaran beberapa puluh ribu saja, kita sudah dapat memiliki dan menikmati karya yang Maha suci, luhur, dan indah ini di dalam rumah sepanjang masa.

    Demikianlah pendapat yang ingin saya sampaikan.
    Terima kasih.

  • Purse Party
    April 8, 2010 at 8:08 pm

    I have been looking around blog.imanbrotoseno.com and really am impressed by the amazing content here. I work the nightshift at my job and it is boring. I have been coming here for the previous couple nights and reading. I just wanted to let you know that I’ve been enjoying what I have seen and I look ahead to reading more.

  • unknown
    March 24, 2012 at 9:19 pm

    Pancasila bukanlah Ideologi, Pancasila Hanyalah Falsafah Kebangsaaan dan bernegara, maksa sekali jika dijadikan Ideologi, apalgi dasar Hukum , rancu, semrawut

1 2

Leave a Reply

*