Browsing Tag

Habibie

Habibie

If someone insults you, take it as a compliment that they spend so much time thinking about you, when you don’t give a second thinking about themHabibie

Tiba tiba seantero negeri kebakaran jenggot karena ucapan mantan Menteri Penerangan Malaysia yang mengecam BJ Habibie sebagai ‘anjing imperialis’ . Ini sehubungan dengan undangan Mantan Deputy Perdana Menteri Anwar Ibrahim ke BJ Habibie untuk memberikan pidato di perhelatannya. Mungkin BJ Habibie juga tidak perduli. Bisa jadi dia teringat Soekarno – Hatta pun kerap disebut ‘ budak fasisme ‘.
Tapi siapa yang ingat, kalau BJ Habibie dulupun ketika menjadi Presiden RI pernah menyinggung Lee Kuan Yew dengan menyebut Singapore sebagai ‘ little red dot ‘.

Manusia Indonesia memang pemarah. Supir nabrak motor, pasti digebuki si supir walau yang salah mungkin pengendara motornya. Bonek nyasar bisa dikeroyok. Ibu Ibu Garut juga marah, karena hak hak perempuan yang dilecehkan sang Bupati. Bukan karena kawin siri atau istri kesekian, tapi karena proses perceraiannya dengan melalui SMS. Padahal tahun 50an KOWANI, Korps Wanita Indonesia marah dan melakukan demo karena mengkritik keputusan Bung Karno mengawini Hartini. Ibu Ibu Indonesia tidak terima kalau presidennya melakukan poligami.
Sutan Syahrirpun marah karena merasa kebisingan dengan suara falsnya Sukarno yang bernyanyi nyanyi di kamar mandi, di tempat pembuangannya. Lalu dia berteriak. ‘ Tutup mulutmu ‘. Sejak itu Sukarno tambah dendam.

Continue Reading

Gus Dur

Hari telah larut malam, pada hari Senin 10 Oktober 1999. Ketika sebagian masyarakat bertanya tanya apa yang akan terjadi dalam panggung politik Indonesia kelak. Sebelumnya pertanggungjawaban Habibie ditolak sebagian besar anggota majelis. Suasana saat itu sudah sepi dan hanya ada sekelompok kecil sedang berlatih di ruang auditorium Gedung MPR/DPR.
Mereka berlatih simulasi pelantikan Megawati sebagai Presiden. Ada 2 orang yang berpura pura menjadi ajudan Megawati berjalan di lorong tengah auditorium, kemudian mengambil posisi tengah di podium sebagaimana pengambilan sumpah.
Kelompok ini juga berlatih seandainya Habibie dilantik kembali jadi Presiden. Karena lelah, kelompok ini ingin beranjak pulang, dan seorang ajudan Presiden menanyakan bagaimana jika terpilih adalah Gus Dur. Namun sebagai jawaban, ia hanya mendengar gelak tawa singkat. Mereka meninggalkan ruangan dan tidak berlatih simulasi jika Gus Dur terpilih menjadi Presiden.

Bagaimanapun Gus Dur tidak masuk hitungan, suara partainya, PKB hanya 13 persen. Terlebih ia mengalami gangguan kesehatan. Baru sembuh dari stroke, dan praktis buta. Ia juga sulit untuk berjalan. Tampaknya tak ada gunanya melakukan latihan kalau Gus Dur menang.
Esok semua ramalan itu terbalik. Gus Dur memenangkan pemilihan Presiden. Dua hari kemudian majalah Economist memuat potret dan judul dengan huruf tebal. “ Astaga, Gus Dur yang terpilih : Presiden baru Indonesia yang mengejutkan “.

Gus Dur memang selalu mengejutkan, bagi negerinya, masyarakat dan orang orang yang berhubungan dengannya. Ketika semua orang menghujat dan menghalalkan darah Arwendo Atmowiloto yang memasukan Nabi dalam angket orang terpopuler, di tabloid Monitor tahun 1990. Hanya Gus Dur yang membelanya.
Ia mengatakan, Arswendo memang tolol melakukan hal ini, namun bukan berarti harus memenjarakan dan membreidel harian itu. Cukup diboikot saja tabloid itu.

Continue Reading