Penanaman Modal Asing

Setelah jatuhnya orde lama. Runtuh juga kebanggaan identitas yang selalu digadang gadangkan. Berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri. Jauh sebelum kemerdekaan, ide berdikari Swadesi dari Mahatma Gandhi sudah memikat Soekarno.
Tentu sebagian masih ingat retorika pidatonya, “ Go to hell with your Aid “.
Akhir kekuasaannya, ia meninggalkan hutang sebesar 2 milyar dollar yang sebagian besar merupakan pembelian persenjataan yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang kekuatan senjatanya patut diperhitungkan.
Kebijakan rezim baru memang bertolak belakang. Tawarkan negeri ini ke seluruh dunia. Kalau perlu gadaikan isi dan kekayaan alamnya. Tidak ada yang salah jika intinya adalah mencari sumber sumber kemakmuran bagi rakyatnya.
Poster di bawah ini adalah, sebuah iklan mengenai ‘ Republic of Indonesia ‘ pada tanggal 17 January 1969 di harian New York Times, Amerika Serikat. Dalam iklan itu ditulis murahnya harga buruh sebagai salah satu daya pemikat modal investasi asing. Kemudian ada juga pemanis, mengatakan sebagai salah satu negara di muka bumi yang sangat kaya dengan cadangan alamnya. We’re still not sure exactly how rich, only 5 % our country has been geologically prospected.


Setelah hampir 40 tahun. Mungkin iklan yang bisa disampaikan adalah harga buruh tetap murah. Kemudian hanya 5 % yang cadangan alam yang masih tersisa, karena 95 % lainnya sudah habis minyak buminya serta sudah digunduli hutan hutannya.
Warisan hutang ratusan milyar dollar – tidak tahu kapan bisa dilunasi – yang rakyatnya masih jauh dari kemakmuran. Masih antri minyak goreng dan bahan pangan. Suku Amungme di Papua masih menjadi tamu di tanahnya sendiri menyaksikan raksasa Freport terus bertambah kaya raya. Terakhir, jumlah orang miskin di negeri ini terus bertambah sampai 40 juta manusia sementara korupsi semakin merajalela.
Sungguh sebuah kado yang indah bagi bangsa yang sedang merayakan peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional.

You Might Also Like

53 Comments

  • wku
    May 7, 2008 at 12:02 pm

    jangan2 gara2 iklan inilah aset negeri kita hingga kini banyak dikuasai asing, bisa jadi inilah iklan paling berpengaruh sepanjang sejarah.. laku keras dah…

  • Rystiono
    May 7, 2008 at 12:06 pm

    Ya ampun…ternyata ada to iklan kaya’ gini…

    Kalo gitu…nanti anak cucu kita makan apa yo??/

  • sluman slumun slamet
    May 7, 2008 at 12:12 pm

    seratus tahun kebangkitan nasional, seratus tahun penderitaan rakyat
    selamat hari kebangkitan nasional, mohon maaf lahir dan bathin

  • Alex
    May 7, 2008 at 12:19 pm

    ass.

    Ini adalah bentuk pengelolaan negara yg amburadul………….pemimpin yg korup

    semua pasti akan di pertanggungjawabkan di pengadilan Akhirat.

  • Alex
    May 7, 2008 at 12:22 pm

    reformasi yg diharapkan bisa memakmurkan rakyat..ternyata reformasi sudah kehilangan makna dari sebuah kata-kata. yg bercokol di atas sana masih wajah-wajah lama.

    moga saja negeri ini mendapatkan pemimpin yg ia mencintai rakyatnya dan rakyatnya mencintainya. spt. Umar bin Abdul Aziz dl tempo 2 tahun lebih sedikit ia mampu memakmurkan rakyatnya, hingga tak ada yg mau menerima zakat dan sedekah. moga saja. ini doa.

  • Donny Verdian
    May 7, 2008 at 12:22 pm

    Artikel ini mbikin saya semangkin yakin seyakin-yakinnya bahwa peran Orde Baru adalah memangkas kemajuan yang telah ditunjukkan oleh Orde Lama.

    Andai sistem masih seperti yang diterapkan di Orde Lama mungkin kita setidaknya bisa jadi negara yang memiliki karakter yang kuat, nation building yang OK.

    Meski selama itu pula mungkin US dan konco-konconya itu ya tetap merongrong.
    Ndak ada pilihan lain, tampaknya…

  • escoret
    May 7, 2008 at 12:40 pm

    gitu ya…???
    pdhl aku juga jual tribal ke luar….

    *ah..sudahlah…..

  • Erwin Baja
    May 7, 2008 at 1:15 pm

    Hi Mas..
    Seperti pernah saya tulis di blog saya, seandainya ada mesin waktu supaya saya bisa kembali ke malam 30 September 1965 dan mencegah terjadinya peristiwa itu… Bayangan saya, jika kejadian malam itu dan yang menyusul sesudahnya tidak terjadi, hari ini kita bangsa dan negara Indonesia berdiri sebagai salah satu negara terbesar, paling sejahtera, dan paling disegani di dunia…

  • Hedi
    May 7, 2008 at 2:38 pm

    lucu dan tragisnya, situasi kayak gitu justru dibuat oleh orang2 kita sendiri

  • EsTehTawar™
    May 7, 2008 at 3:20 pm

    Sekarang tinggal ampas nya deh. :mrgreen:

  • tukangkopi
    May 7, 2008 at 3:24 pm

    minyak bumi masih banyak mas..cuma kalo pengelolaannya terus-terusan amburadul ya kita gak akan pernah sempet buat nikmatin

  • satria
    May 7, 2008 at 3:33 pm

    @erwin baja:
    Percuma mas berandai-andai, gak ada gunanya

  • lance
    May 7, 2008 at 4:13 pm

    masih ada harapan ? perbaikan ?I doubt it

  • iman brotoseno
    May 7, 2008 at 4:19 pm

    tukang kopi,
    minyaknya gak ketemu ketemu dibornya, yang dapat malah lumpur he he

  • Nayantaka
    May 7, 2008 at 4:20 pm

    lha sudah kebacut, terus gimana mas?

  • andrias ekoyuono
    May 7, 2008 at 4:34 pm

    sebuah positioning statement yang salah, jadinya ya negeri kita cuman jadi tempat mencari keringat murah dan tempat mengeruk kekayaan alam.
    Jadi inget, katanya di era orde baru, Intel pernah berencana bikin pabrik di Indonesia, tapi ditolak karena bersifat padat modal dan padat teknologi, bukan padat karya. Bener gak ?

  • si_omen
    May 7, 2008 at 5:03 pm

    lha ini dia iklan yang ga patut ditiru, menjual kekayaan alam RI demi keuntungan segerombolan oknum orba yang berkedok “demi kemakmuran rakyat”

  • danalingga
    May 7, 2008 at 6:08 pm

    Waduh! 😯

    Ternyata dulu diobral. 😥

  • Nyai Blorong
    May 7, 2008 at 7:57 pm

    Wuah, artikal mas iman diatas itu cekak aos, tapi gamblang !
    Apa generasi muda sekarang ini kebanyakan tidak melek matanya ya? Generasi hilang, generasi linglung, generasi munafik atau generasi ketiduran ?
    Ayolah, bangun pemuda/pemudi Indonesia ! Jangan hanya kaya kripik mlempem.

    Yg sudah bangun , tulis banyak2 artikel spt yg ditulis mas Iman diatas itu!

    Yg pernah saya baca, Bung Karno pernah bilang : ” Jangan mau menjadi bangsa tempe !”

    Jangan kuatir, tanah air kita, walaupun sudah dikeruk dan diobral selama 32 th., tetap masih bisa dibangun! Kalau kita lihat negeri2 melarat SDA seperti Korsel,Vietnam,Jepang bisa maju asal pimpinannya bener. Jangan mau pimpinan warisan orba kaya sekarang.

  • Epat
    May 7, 2008 at 8:41 pm

    Setelah semua sumber daya alam habis nantinya, kan masih ada sumber daya manusia yang bisa dijual juga 😀 dan pastinya juga…..jual murah! itu pasti….wong negeriku! halah….

  • taufikasmara
    May 7, 2008 at 8:47 pm

    Mas Iman… kalo gitu sebaiknya pemerintah sekarang bikin iklan kayak tahun 1969 itu, tapi tentang lumpur lapindo. buat judulnya “Lumpur Anget… Oleh-oleh Khas Indonesia. Langsung Dari Perut Bumi”. (bahasa Inggrisnya apa tuh ya, Mas?)

  • darma
    May 7, 2008 at 10:22 pm

    Sebetulnya PMA sudah ada sejak jaman Bung Karno, dulu ada Caltex, Stanvac, BPM, Unilever, KPM dan BK oke oke aja tuh…tidak pernah mempermasalahkan keberadaan Caltex, Stanvac, BPM, Unilever dll. Saya rasa ketika republik ini baru lahir kita memang butuh PMA karena kita butuh kapital yang besar, manajemen yang baik, SDM karena dulu pendidikan hanya dinikmati segelintir elite.

    Tapi yang menjadi tragedi adalah ketika rezim Soeharto memperpanjang kontrak Freeport yang harusnya berakhir tahun 1997 tapi diperpanjang lagi 30 tahun tahun 1995 sehingga baru berakhir tahun 2025, itu benar benar keputusan yang tolol coba kasihkan PT Aneka Tambang duit yang bejibun nggak akan lari ke Amerika, insinyur Indonesia mampu kok menanganinya. Tambah ngenes lagi kalau kita melihat harga emas dunia yang naik akhir akhir ini dan akan terus naik di masa datang sementara kontrak baru selesai tahun 2025 dan Indonesia tahun segitu cuma dapet lobangnya doang……

  • Totok Sugianto
    May 7, 2008 at 10:49 pm

    lalu apa yg bisa kita lakukan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu? saya hanya bisa berharap semoga kesalahan2 masa lalu tidak akan terulang di masa datang. saatnya kita harus bisa belajar dari kegagalan2 kemarin

  • mitra w
    May 7, 2008 at 11:32 pm

    trus bagusnya diapain yak ni negara?? 🙁

    atau, bagusnya gw ngapain yak??

  • aaqq
    May 8, 2008 at 12:31 am

    seperti iklan negara2 timur tengah yang sedang menjamur saat ini di CNN..
    sama saja ya.. hanya beda media saja.
    eniwe.. saya selalu salut dengan tulisan situ mas..
    selalu dapet bahan yang gak kepikiran sama orang lain buat cari 😀
    ngomong2.. saya boleh minta sumber aslinya gak mas?
    atau saya save as langsung saja?
    buat tambahan di paper penelitian saya.
    thanks sebelumnya 🙂

  • iman brotoseno
    May 8, 2008 at 12:45 am

    aaqq,
    Maksudnya sumber aslinya ? …sumber asli penulisan he he ada di kepala saya.
    Tapi kalau darimana saya dapat poster itu…Ada dalam Buku Tahta Untuk Rakyat – Sri Sultan Hamengkubuwono IX – Penerbit Gramedia.
    Ya silahkan meng save as…monggo

  • aaqq
    May 8, 2008 at 12:51 am

    iya itu maksud saya mas.. buat citationnya..
    thanks buat informasinya 🙂

  • leksa
    May 8, 2008 at 5:10 am

    si tukang kopi itu diatas bilang masih banyak minyak, karena dia yang ngitung log bor sehari2nya Mas,… ya jelas selalu nganggepnya minyak masih banyak, wong juga dibayar buat ngitung banyak 2 :p …

    Btw,.. tambang alam emang sudah mengkeret,… terasa dari keluhan senior pertambangan negeri ini, yang pernah tersebut ke telinga saya “ga kebayang dulu mudahnya nyari perusahaan tambang butuh pekerja,.. karena mereka kebingungan selalu dapat order ngolah tambang baru..”

    lha sekarang,.. harus mikir rumit2, mahal2 kalo mau nyari doang,.. maskin sedikit resourcesnya…

    negara dapat bapuk sial ya begono… liat saja kisah Arun Aceh….

  • evi
    May 8, 2008 at 7:12 am

    orde baru meninggalkan utang LN yg buanyaaakkkk…. entah kapan lunasnya, mungkin sampai cucu kita jg belum lunas. lah, skrg aja cuma mampu nyicil bunganya aja.
    sekarang mending utang LN stop, kecuali hibah. tapi negara jual SUN. ya….samimawon. 🙁

    mbuh ah mumet.

  • evi
    May 8, 2008 at 7:18 am

    nambah lagi.

    yg lucu kira2 5 thn yll, negara menerima loan dari LN, tapi justru digunakan untuk membiayai beasiswa ke luar negari yg disponsori oleh beberapa instansi pemerintah.
    juga untuk membayar listrik, sewa komputer di salah satu instansi. edyannn! ini sih jeruk makan jeruk. untung sekarang semua itu sudah dihentikan.

  • wieda
    May 8, 2008 at 8:19 am

    “tahta Untuk Rakyat”? wow….bukuku yg itu semoga masih tersimpan rapi di Semarang……..jadi ingin baca buku itu lagi….

  • iway
    May 8, 2008 at 8:26 am

    lho negara kita punya minyak ya?

  • Nazieb
    May 8, 2008 at 8:59 am

    And after 63 years, you’ll be so sorry for that ads.. 🙁

  • Moh Arif Widarto
    May 8, 2008 at 11:40 am

    Mas Iman sendiri setuju adanya PMA atau enggak, Mas?

  • siska
    May 8, 2008 at 7:59 pm

    hmm miris ya, ‘kado 100 thn kebangkitan nasional’…..

  • kenny
    May 8, 2008 at 8:14 pm

    malah hampir terlupakan klo indonesia dulu negara yg kaya sumber daya alamnya, yg tergiang giang cuma negara terkorupsi hiks

  • iman brotoseno
    May 8, 2008 at 10:44 pm

    Arif,
    Jelas setuju..kalau benar hitungannya dan adil. Tetapi kalau mekanismenya masih timpang seperti Freeport ya tidak setuju. Lucunya Freeport masih disebut pertambangan tembaga, padahal hasil sampingannya yakni emas nggak pernah dibahas. Belum lagi proses transparansi dan jatah saham buat nasionalnya terlalu sedikit dan ditunda tunda terus.
    Lihat Hugo Chavez di Venezuela, mirip seperti Bung Karno menasionalisasi para perusahaan PMA, dan dibuat syarat yang menguntungkan dalam negeri. Toh mereka juga nurut.
    Kita hanya satu yang kurang. Nyali !

  • yuswae
    May 8, 2008 at 11:23 pm

    Betul mas, bangsa ini kurang nyali, suka menjual-tak memproduksi, dan terlalu konsumtif…

  • Ray
    May 9, 2008 at 12:57 am

    Merdeka.. merdeka.. merdeka.. rasanya sudah 100th lamanya kita merdeka, bahkan jauh sebelum kemerdekaan itu sendiri, kalo menurutku momentum kemerdekaan (17-8-45) itu sendiri malah awal dari keterpurukan, lihatlah, sekarang kita terjajah.. dijajah oleh bangsa asing dengan mudahnya, dijajah oleh kebudayaan mereka, dijajah oleh idiologi dan konsep kapitalis mereka.. dan parahnya kok ya kita terjajah oleh saudara kita sendiri 😀

    ahh.. sudahlah mas.. saya tak mikirin keluarga saya dulu, bagaimana mereka besok dapat makan, semoga apa yang saya kerjakan tidak merugikan orang lain, dan sukur sukur malah bisa membantu dan berguna bagi bangsa dan negara, meski hanya setetes. *amin*

  • icHaaWe
    May 9, 2008 at 2:36 am

    wah kayaknya iklan ini niy asal muasalnya yg bikin tenaga kerja kita cuma laku sebagai house maid, pembantu, tukang bersih2 … huuuh memalukan!!!

    ya ampuuunn.. kayaknya pemimpin kita sekarang harus bener2 menjalankan sunatan massal…eh salah tobatan masal

    ah tp susah jg negara kita mau maju semajunya..rakyat nya jg banyak yg memble …. liat aja generasi muda jaman sekarang..apa sih prioritas yg ada diotak mereka2? gak jauh dr urusan “Gaul”, “pacaran” … bleeehhh capekkk degh

    Trus juga Orang Indonesia merasa terjajah oleh bangsa asing.. tp tetep aja mendewakan “Bule'”

  • Nyai Blorong
    May 9, 2008 at 4:55 am

    Yg paling susah, bangsa kita sekarang ini dijajah budaya korup dan munafik……
    Emang bener, Chavez , Morales dkk. bisa dicontoh !

  • Hans
    May 9, 2008 at 10:32 am

    wiiiihhh… pahit sekali bacanya ini 😀

  • cempluk
    May 9, 2008 at 10:56 am

    kebangkitan nasional yang memprihatinkan utk di rayakan…
    saya hanya bisa berdoa sebagai anak bangsa ini, Ya Allah, Bangkitkan lah Negeri kami dari keterpurukan ini… Jadikan lah negeri ini makmur, rakyat nya bergelimang rejeki..amin..

  • Nyai Blorong
    May 10, 2008 at 6:08 am

    Betul jeng/mbak/bu Cempluk, itu harapan kita semua.
    Tapi kalau semua hanya berdoa setiap hari, siapa yg akan membangun rumah gadang NKRI kita ini ? Allahpun akan marah dan bosen kalau kita bisanya cuman berdoa terus.
    Kita butuh pemimpin yg bisa membuat rakyat ini cancut taliwondo, bergotong royong,berholobis kuntulbaris membangun kembali rumah gadang kita yg telah dirusak selama ini.
    Mudah2an saja tidak terlalu lama datangnya sipemimpin yg dirindukan rakyat kita itu.

  • mpokb
    May 11, 2008 at 9:08 am

    dijual sih dijual, tapi kok pembagiannya nggak merata…? yg satu kekenyangan sampai buncit, yg lain busung lapar.

  • raka
    May 11, 2008 at 12:20 pm

    Nanam modal, tumbuh apa ya mas? tumbuh rumput apa tumbuh duit? kalo benar sih oke2 aja, ntar nanam modal malah berbuag utang…

  • elly.s
    May 11, 2008 at 5:27 pm

    tinggal kita yang harus ngelunasin hutang2 para koruptor ituh…

  • bangsari
    May 13, 2008 at 10:28 am

    cen ra mutu negoro ini. huh.

  • iman brotoseno
    May 13, 2008 at 10:24 pm

    bangsari,
    hanya satu negaramu, bukan negaraku, juga bukan negara mereka

    * halah

  • Tomi Yahya
    May 16, 2008 at 2:04 pm

    Neo-Kapitalisme telah mengendalikan bangsa kita. Cara melunasi hutang dengan menjual aset BUMN ke pemodal asing dan komisinya dinikmati sendiri.

    Indonesia tempat dimana aku dilahirkan, tempat aku dibesarkan, tempat aku di tempa. Walaupun banyak kisah duka, walaupun keadilan belum ditegakkan, aku masih tetap cinta Indonesia.

    Saat nya mengembalikan esensi dari kebangkitan nasional, seperti yang senantiasa Bung Karno dengungkan. Bukan kebangkitan individu, bukan kebangkitan golongan, bukan juga daerah. Tapi Bangkitlah seluruh bangsa Indonesia.

    Darimana itu semua dimulai. Bung Karno memulainya dari diri sendiri. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan mendedikasikan Hidupnya bagi Bangsa ini.

1 2

Leave a Reply

*