Kopi Berontoseno

Secara tradisional ketika dunia periklanan belum maju, perusahaan Indonesia belum berpikir menggunakan pemasaran modern untuk mendongkrak citra mereknya. Kini dengan menggeliatnya – globalisasi – komunikasi pemasaran. Walau bukan satu satunya tapi periklanan lewat media massa punya pengaruh cukup besar. Setidaknya menciptakan brand awareness.

Bagi masyarakat, sesuai hukum demand dan supply , umumnya menganggap semua produk sama, sampai konsep pemasaran di gunakan untuk keluar dari bungkus commodity trap seperti itu. Jadilah Kopi ABC, Nescafe dan tentu saja Kopi Brontoseno.

Merek merupakan nilai utama pemasaran. Dalam sebuah kompetisi pemasaran yang sangat ketat peran merek akan meningkatkan pemasaran.  Sayangnya di Indonesia tradisi mengedapankan merek agar menjadi ekuitas yang kuat, belum sepenuhnya disadari.  Merek hanya sebuah nama, dan bagian dari produk.  Digunakan agar bisa dibedakan dengan produk lain.

Bagi saya, pemilik produk kadang justru tidak percaya diri menggunakan nama merek dari bahasa sendiri.  Hanya sedikit merek lokal yang diciptakan untuk pasar Indonesia. Sampoerna harus menyesuaikan dengan target pemasaran kosmopolitannya dengan label A Mild misalnya.  Padahal raksasa Unilever tetap mempertahankan merek Citra untuk cream pemutihnya.
Saya merasa takjub dengan penemuan merek kopi Brontoseno. Tidak funky, tidak gaul tetapi percaya diri. Mungkin sama dengan Sabun Sumber Ayu yang dipandang sabun kelas bawah, sementara pembantu di rumah selalu membeli sabun Lux. Walaupun kerap dipositioningkan sabun kecantikan para bintang film. Sementara Luna Maya atau Dian Sastro memakai sabun upper class lainnya atau bahkan produk keluaran Body shop.
Pasta gigi bermerek Siwak sepertinya minder berhadapan dengan apapundent. Ciptadent atau Pepsodent.

Saya juga salut terhadap Gudang Garam, Indomie, Larutan cap Kaki tiga, Mandala air atau Kuku Bima. Nama nama lokal yang bisa bersaing dengan produk luar.  Juga produk luar yang memakai nama lokal seperti Toyota Kijang.
Dengan manajemen mutu yang terkontrol, kualitas produk, dan harga kompetitif. Produk murah belum tentu murahan. Apalagi dibuatkan iklannya.
Jadi kapan pemilik kopi Brontoseno menghubungi saya ? Mudah mudahan ia membaca postingan ini.

You Might Also Like

54 Comments

  • ali
    January 5, 2011 at 3:26 pm

    TAHU SURABAYA POST……YANG PASTI TAMBAH OKE DAN MANTAB,BACA BERITANYA DISORE HARI,PASTINYA DENGA SECANGKIR KOPI BRONTOSENO……LEBIH PAS DAN MANTAB KORANNYA JUGA KOPINYA.

  • witikno
    March 24, 2011 at 10:50 am

    mau tanyak mas
    kalao agen kopi brontoseno disurabaya dimana ya? TRIMASIH

  • karliono
    May 12, 2015 at 11:21 am

    Tolong info alamat lokasi dan notel Bpk, karena saya mau lihat dan coba produk jenis kopi lain buatan Brotoseno.
    Terimakaih.

  • Sri Dewi Suryana
    May 21, 2018 at 8:28 pm

    Terima kasih atas informasinya,kanyaknya mereknya ngak terkenal ya,Apa kopi berontoseno ini sudah lama dipasarkan??

1 2

Leave a Reply

*