KENAPA SUTRADARA IKLAN DIBAYAR MAHAL

Banyak orang bilang, kenapa seorang sutradara iklan dibayar sangat mahal hanya untuk mengerjakan film dengan durasi pendek, 60 detik atau 30 detik. Bahkan ada yang hanya 5 detik ! Sebenarnya agak susah dijawab secara matematis, karena tidak ada yang standar baku mengenai nilai sebuah profesi sutradara iklan. Seorang sutradara pemula, mungkin menerina 10 – 30 juta per hari, harga ini berjenjang sampai ke sutradara level atas, yang bisa menerima 70 – 120 juta per hari. Dan kalau syutingnya total 5 hari ya kali 5 saja.

Semua itu dihitung termasuk persiapan pre production dan editing di post production, yang mungkin bisa memakan waktu berminggu minggu misalnya. Jadi dengan segala macam tetek bengek mulai dari recce, talent scouting, set construction, sampai post production, dengan mengatur schedule loncat sana loncat sini, seorang sutradara iklan paling banter hanya bisa mengambil pekerjaan 2 atau maksimal 3 job sebulan. Syukur syukur per job untuk 2 – 3 hari syuting, karena job sehari syuting dan job 3 hari syuting, sama saja proses persiapannya dan paska produksinya. Secara teknis tidak ada perbedaan dengan sutradara film layar lebar atau video klip misalnya, ia juga harus membentuk sebuah rangkaian gambar yang secara visual bernilai seni dan ada unsur hiburannya.

Tapi kenapa bisa mahal ?

Pertama, sutradara iklan harus mempunyai pemahaman tentang dunia advertising, bagaimana mengkomunikasikan konsep biro iklan agar dapat diterima oleh target market produk itu. Bagaimana membuat film yang sejalan dengan strategi komunikasi yang telah dirancang biro iklan atau klien. Karena durasinya yang pendek, maka tiap frame harus mempunyai arti yang kuat.

Kedua, sutradara iklan harus bisa menjelaskan ide idenya secara komprehensif di depan biro iklan atau klien. Jelas disini membutuhkan teknik skill of presentation.

Kemampuan bahasa asing akan menjadi nilai tambah, mengingat banyak klien orang asing atau menjadi bagian dari multinasional company.

Ketiga, film iklan adalah salah satu bagian dari mata rantai pemasaran suatu produk. Dan ini sangat penting untuk bisa mendongkrak angka penjualan, sehingga klien yang mungkin sudah menghabiskan biaya promosi puluhan atau ratusan milyar setahun tidak akan ragu ragu membayar mahal seorang sutradara untuk mencapai tujuannya.

Keempat, sutradara iklan sering disebut sutradara pelacur karena harus berkompromi mengenai nilai nilai visual dengan pihak biro iklan dan klien. Banyak sutradara layar lebar ternama tidak mau memasuki dunia ini, karena takut mengorbankan idealismenya. Kompromi ini costs a lot !

Kelima, supply sutradara iklan tidak terlalu banyak di Indonesia. Harga harga diatas adalah untuk sutradara local Indonesia, bukan sutradara asing yang banyak berseliweran di Jakarta yang honornya dibayar pakai dolar.

Kalau dilihat mungkin jumlah sutradara lokal yang cukup established mungkin sedikit, walau ada beberapa muka baru yang mulai bermunculan. Jadi sebagai β€˜ the happy selected few people ” bisa saja menerapkan hukum ekonomi.

Namun pada akhirnya, uang bukan segala galanya, kadang ada hal yang menjadi konsiderans seorang sutradara. Ada yang menerima honor hanya 1/3 dari normal fee,karena memang kliennya tidak punya uang dan konsepnya sangat menarik buat show reel saya sendiri. Lalu buat iklan iklan Public Service Announcement ( PSA ), kita juga dibayar dengan harga discount atau bahkan tidak sama sekali.

You Might Also Like

8 Comments

  • dian mercury
    October 10, 2006 at 12:07 am

    kenapa sutradara asing jauuuuuuh lebih mahal dibanding lokal ? pls sebutkan salah satu hasil karya dari sutradara asing tsb.

    melihat iklan2x di america, pengen aku lempar itu TV. menjijikan. ngoceh aja kayak sebagian besar iklan indonesia. boring, gak bermutu. di eropa lebih bermutu.bahkan singapore lebih ok drpd iklan america

  • Iman Brotoseno
    October 10, 2006 at 12:33 am

    iya sih,..kalau buat trendsetter iklan eropa dan asia, even australia lebih bagus daripada iklan amerika.

  • soleh
    October 10, 2006 at 5:25 pm

    kadang-kadang suka iri juga, kalo denger cerita berapa penghasilan sutradara iklan. hehehe. penghasilan jurnalis sebulan masih belum bisa ngalahin penghasilan per hari sutradara. πŸ˜€

  • aris
    October 12, 2006 at 11:48 am

    kompromi cos alot ada di dunia ‘fiksi’ juga kok [layar lebar/tv] cuma bedanya klien iklan lebih tinggi menghargainya, mas… πŸ™‚

  • Tina
    October 13, 2006 at 4:46 pm

    Halo Iman, salam kenal juga ya.. Thanks dah mampir.. Aku mau baca2 dulu ya..

  • kukuh-hendriawan
    August 30, 2008 at 1:08 am

    Hi All…..
    Boleh gabung kan.
    Biar kebawa keren dan beken kayak mas IMAM

  • Ariesia Maretiana
    December 20, 2008 at 11:00 pm

    dear mas iman,
    aku punya temen sutradara yang ingin bisa terlibat dalam pembuatan iklan.baik iklan komersil,layanan masyarakat or iklan partai.gimana ya caranya?
    aku jamin, temenku ini punya talenta yang ok karena saat ini dia sedang bekerja di tv station dan pernah mendapatkan beberapa penghargaan.
    please reply me at my mail.

    tx a lot!!!

  • fadhli
    April 5, 2012 at 11:20 am

    Nice info Mas Iman, kebetulan saya mahasiswa komunikasi yg mempelajari advertising. jadi suplai sutradara iklan di Indonesia itu gak banyak ya. bikin iklan yg menarik mang gak gampang juga

Leave a Reply

*