23 December 2007
….dan damai di Bumi
Posted by iman under: AGAMA .
Ini cerita dari Gunawan Mohammad sekitar sepuluh tahun lalu. Saat itu Lamijah dan suaminya, Vllaznim Jaha harus meninggalkan Pristina, ibu kota Kosovo , karena orang Serbia mengusir mereka. Mereka harus masuk lewat jendela kereta yang berjejal, tak tahu persis perjalanan akan berakhir dimana. Dua tas mereka hilang, juga barang barang kenangan, foto keluarga, buku harian dan potret ayah. Namun seakan akan masa lalu tak bisa dihancurkan 100 persen, ada yang masih tertinggal. Sebuah sertifikat. Disana disebut nama “ Dervis Korkut “. Nama ayah Lamijah.
Dervis adalah korator museum Sarajewo tahun 1940an. Ketika Bosnia-Herzegovina diduduki Jerman dan orang Yahudi diburu, Ia melakukan sesuatu yang nekat. Ia menyembunyikan beberapa orang Yahudi di rumahnya. Termasuk Mira Bakovic. Gadis yahudi ini tinggal selama setahun dengan keluarga Korkut. Jika ada perwira Jerman bertandang – karena Dervis Korkut adalah orang terpandang – Mira disamarkan sebagai pembantu rumah tangga yang memakai jilbab. Keluarga Korkut adalah keluarga muslim, dan mereka bisa mengatur penyamaran dengan cara jitu.
Lalu Jerman kalah. Perang berhenti. Yugoslavia berdiri, merdeka dan selama setengah abad hidup seakan normal. Mira Bakovic pindah ke Israel. Dervis bahkan tidak pernah menceritakan fragmen masa lalu itu kepada anaknya, bahkan sampai ia meninggal tahun 1968. Tapi orang orang yang diselamatkan masih ingat – horror kemanusiaan yang sangat membekas dalam hidup mereka. Oleh sebab itu Dervis seorang muslim mendapat sertifikat tanda penghargaan dari Yad Vashem , sebuah lembaga di Yerusalem, atas usahanya mempertaruhkan nyawanya sendiri menolong orang orang Yahudi. Sertifikat itulah yang menolong Lamijah. Sebenarnya ia dan suaminya tak bermaksud ke Israel. Mereka diturunkan diperbatasan Macedonia . Gelap sampai di tanah dan selama 11 jam mereka berjalan kaki menuju tapal batas. Hari itu pikiran mereka adalah Swedia, namun pemerintah Swedia tak mau menerima mereka. Tak tahu harus kemana, di Skopje ibu kota Macedonia. Lamijah menunjukan sertifikat Yad Vasleem kepada ketua perhimpunan masyarakat Yahudi di kota itu.
Ia sebenarnya tak tahu persis isi dokumen itu. Tapi dengan cara itu ia dan suaminya dapat masuk mengungsi ke Israel. Di Bandara Ben Gurion, seorang datang menyambut; Davor Bakovic. Lelaki berumur 50 tahun itu adalah anak Mira Bakovic yang sudah meninggal pada usia 76 tahun. Ia selalu bercerita bagaimana keluarga Korkut menyelamatkan jiwanya dahulu.
“ Saya merasa seakan akan seorang saudara kandung muncul dari tempat jauh “ kata Davor. “ Lingkaran hidup saya bertaut dengan Lamijah “.
Lamijah dan suaminya Vllaznim diberi tempat di sebuah wisma tamu di tepi laut Tengah dan mereka dipersatukan dengan kedua anak mereka, Fitore dan Fatos yang terlebih dahulu diselundupkan melalui Hongaria – sesaat sebelum NATO menjatuhkan bom untuk menghentikan terror orang Serbia terhadap minoritas muslim di Kosovo.
Kisah catatan pinggir ini memang sangat menyentuh saya, yang selalu saya simpan apik dalam kliping di ruang kemanusiaan. Membentuk sebuah garis lingkaran dimana sisi ujungnya selalu ada manusia saling membunuh atas nama perbedaan. Bertemu dengan ujung lainnya ketika ada manusia menjadi juru selamat sebuah keragaman. Kita tak tahu rahasia Tuhan mengapa Ia menciptakan etnis dan agama yang berbeda, kalau pada akhirnya juga menuju sebuah jalan yang sama padaNya. Mempersaingkan religi, memaksakan kesamaan, menarik garis, menebar terror, kebencian mungkin menjadi makanan suplemen sebuah pembenaran. Dalam babad tanah jawa dikisahkan Raden Patah – putra Raja Brawijaya dari puteri Cempa – setelah masuk Islam melalui Sunan Ampel, menolak mengabdi pada kerajaan Hindu Majapahit yang ‘ kafir ‘. Ia memilih menyepi ke hutan Bintara dekat Demak. Kemudian hari ia menyerbu Majapahit dan membunuh ayahnya sendiri. Demikian juga bala tentara Spanyol dan Portugis mengatasnamakan kerajaan Kristus menghabisi serta menjarah suku suku Maya atau Inca di pedalaman benua Amerika.
Amrozi dan Imam Samudra mungkin melihat surga yang berbeda, dan keyakinannya yang kokoh membuat makna kemajemukan ini terasa getir. rapuh dan menyesakan.
Ini bukan kegilaan. Selalu saja ada ketulusan yang ditawarkan oleh mereka yang berbeda dari kita. Entah itu Davor Bakovic yang yahudi atau pastur pastur Jesuit yang mendidik saya tanpa pamrih. . Saya tidak tahu apakah Tuhan sampai hati memasukan mereka kedalam api neraka. Ketika Lamijah terdampar di Israel. Ia telah melihat rasa kemanusian telah mengalahkan dogma dogma agama. Saya juga tidak percaya kadar keIslaman saya berkurang karena mengucapkan salam Natal kepada teman, keluarga dan mereka yang merayakannya. Sebuah harapan kedamaian.
Semoga masih ada harapan di negeri yang semakin gila ini.
“ Selamat Hari Natal dan Damai di bumi “