Bahasa yang tersirat

billboard.jpgBudaya kita memang tidak selalu mengajarkan untuk berbicara ‘ straight to the point ‘, berputar putar, dan membuat kita harus waskita membaca, atau mendengar yang tersirat. Bukan yang tersurat. Mungkin memang lebih nyaman seperti itu.
Jadi kalau anda membaca sebuah Bilboard reklame Perumahan di pinggir Jakarta.
“ Hanya 20 menit dari semanggi “
Berarti makna yang tersirat adalah , menempuh perjalanan 20 menit dengan kecepatan 100 km per jam pada saat jalanan tidak macet di jam tiga pagi.
Juga sebuah iklan layanan provider telekomunikasi XL. “ Hanya Rp 0,1 per detik “.
Seorang teman yang mencari referensi di website XL menemukan yang dimaksud adalah jika kita bicara 3 menit. Untuk 2 menit pertama kita dibebankan Rp 25 x 120 = Rp 3000,-
Kemudian baru klausul Rp 0,1 per detik berlaku di menit ke 3. Rp 0,1 x 60 = Rp 6,- Jadi total yang kita bayarkan adalah Rp 3,006,-
Lalu apakah jika kita berbicara 6 menit akan dikenakan 3000 + 6 + 6 + 6 + 6 = Rp 3024,-
Tidak Juga. Karena kita membayarnya dengan skema melompat lompat.
Menit 1 – 2, dibebankan Rp 3000,-
Menit 3, dibebankan Rp 6,-
Menit 4 – 5, dibebankan Rp 3000,- lagi
Menit 6, dibebankan Rp 6,- dan seterusnya.

Bahasa tersirat itu lebih banyak membingungkan dan berpotensi mendistorsi sebuah pesan atau kesan yang tampak. Membungkus sebuah kejujuran dengan pemahaman berlapis lapis. Saat Presiden telah memutuskan bahwa Pemerintah akan membayar ganti rugi kepada tiga desa tambahan yang terkena dampak bencana Lapindo.
Kesan yang tersurat bahwa Pemerintah memikirkan hajat hidup orang banyak dan warganegaranya. Namun bisa jadi secara tersirat terlihat ada sebuah disclosure dari Lapindo Brantas Inc. Tinggal glanggang colong playu.

Saya jadi berpikir kalau isi blog saya sendiri juga beberapa blog lainnya ternyata bersuara dengan bahasa tersirat. Sebuah pilihan yang lebih baik dan elegan mungkin. Daripada saya menulis secara terus terang.
“ Pemerintah ini bangsat “
“ Gantung menteri anu “
Kembali pilihan kepada kita sendiri, dan saya selalu kagum dengan mereka yang secara terus terang menyuarakan kebenaran dengan apapun caranya masing masing. Bukankah kejujuran itu memang pahit. Jadi kalau anda mendapat kehormatan masuk dalam ensiklopedia Wiki ini , jangan keburu girang dulu. Baca dan temukan tulisan yang tersirat sedalam dalamnya.

You Might Also Like

70 Comments

  • venus
    March 4, 2008 at 11:18 pm

    “ Pemerintah ini bangsat “
    “ Gantung menteri anu “

    *ngakak*

    saya didapuk jadi ibu suri di sana. itu pujian atau penghinaan? *mikir keras*

  • syeeddath
    March 4, 2008 at 11:18 pm

    Atas nama pembangunan…. maka rakyat menjadi tumbal… (tersirat? tersurat?)

  • antobilang
    March 4, 2008 at 11:19 pm

    wakakakaka, closing-nya itu looh…..dalem :))

    di CA, pujian memang saudara dekatnya olok2… :)) *masih ngakak*

  • yoki
    March 4, 2008 at 11:19 pm

    mmhhh….distorsi atau bisa menjadi potensi pembohongan publik yah?

  • Herman Saksono
    March 4, 2008 at 11:22 pm

    postingan ini tersirat sesuatu

  • arifkurniawan as bangaiptop
    March 5, 2008 at 12:14 am

    “- Gantung menteri anu” itu jauh lebih baik Mas Iman. Daripada kalimat “Gantung anu-nya menteri”. Kasian si menteri. Walaupun masih hidup… tapi anunya bergelantungan nggambleh begitu saja. Mati enggan hidup tak mau.

    Itu mah lebih parah daripada di gantung.

    (*ini tidak tersirat loh. Hahaha*)

  • hanum
    March 5, 2008 at 12:25 am

    “Bukankah kejujuran itu memang pahit”

    Yang pahit itu bukan “kejujurannya” tapi apa yang ingin disampaikan. kalau yang ingin dijujuri (halah bahasanya) itu manis. Tentu menjadi lain “Bukankah kejujuran itu juga manis”.

  • yuki tobing
    March 5, 2008 at 1:21 am

    heheh, lucu emang budaya seperti itu, cuma toh gak semua orang Indonesia kayak gitu. ada suku-suku tertentu seperti batak, ambon (bukan maksud menyinggung SARA, saya juga batak) yang lebih memilih bicara straight forward dan tanpa basa-basi, tak peduli apakah lawan bicaranya tersinggung atau tidak, yang penting bilang yang ingin dikatakan.

  • liemz
    March 5, 2008 at 2:04 am

    Liat reklame-reklame itu, saya jadi inget kata guru saya waktu SMP dulu…
    “Ogak Ono Kecap Nomer Loro, Kabeh Kecap Nomer Siji.”

  • -tikabanget-
    March 5, 2008 at 4:25 am

    **ngangguk ke momon**
    inih pasti ada disclosure dari para petinggi CA.
    Entah CahAndong ato CahAmbyar.

  • enade
    March 5, 2008 at 5:32 am

    Wah ini tersirat. Jelas tersirat …

    *melirik isi tulisan dibawah “Mencari Jawaban”

  • wku
    March 5, 2008 at 6:48 am

    aku gak mau terseret untuk koment yang tersirat.. yang saya tau biasanya bahasa iklan tersirat yang ‘agak’ sopan pasti pake tanda * alias bintang kecil, nah itu mestinya ada syarat dan ketentuan berlaku, tapi kurang ajare bintang kecil * dibikin super kecil sampe mesti ngeliat pake kaca pembesar…

  • dewi
    March 5, 2008 at 8:05 am

    eh, soalan XL, sptnya ga gitu deh mas aturannya, setelah menit ke sekian Rp. 0,1 sampe ke menit 30 klo ga salah. setelah itu baru balik lagi kek menit pertama. tapi, ah.. namanya juga bahasa iklan.
    dan hm, mungkin krn kita sudah tercaplok oleh jargon yang bilang bangsa kita ini ramah, suka basa basi, jadi sampe hal penting pun dijadikan basa basi. apakah pemerintah beneran kasih ganti rugi? sudah sesuai dnegan keilangan atau belum? bisa buat beli lahan baru lagi atau ndak? ke semua korban atau ndak? basa basi itu.. 😀

  • Nazieb
    March 5, 2008 at 8:43 am

    Kalo soal iklan itu sih bukan tersirat lagi Mas, menurut saya itu malah menipu secara halus, soalnya ndak memberi informasi secara lengkap, cenderung membingungkan..
    Maybe..

    :mrgreen:

  • detnot
    March 5, 2008 at 8:54 am

    gantung jaksa anu

    biar lebih up to date kangmas :mrgreen:

  • aprikot
    March 5, 2008 at 8:58 am

    tpi sekarang lbh bahasa tersirat malah hampir mirip sama manipulasi kata2

  • unai
    March 5, 2008 at 9:38 am

    kitanya saja yang kadang mengabaikan bahasa yang tersirat, bukan abai tapi tak paham. hasilnya tertipulah kita

  • annots
    March 5, 2008 at 9:48 am

    tersirat ataupun tersurat, pada akhrinya rakyat/konsumen yg jadi korban *menghela nafas panjang*

  • triadi
    March 5, 2008 at 10:08 am

    menipu dan tidak mengatakan seluruhnya sama ga?

    yah seperti rencana tarif listrik yang tidak akan naik, tapi ada pesan tersembunyi. Bahwa ada pembatasan pemakaian listrik, kalo melebihi batas akan diberi “denda”

    Sudah pasti hampir 80% pelanggan listrik Rumah Tangga akan dikenai “disinsentive”
    yang 20% adalah masyarakat miskin.
    60 KWH per 30 hari = 2 KWH /hari
    dg asumsi pemakaian ;

    1. penerangan 100 watt selama 10 jam (ini sangat irit),= 1 KWH /hari
    (termasuk utk belajar)
    2. tv 25 watt selama 5 jam/hari,= 0,125/hari
    3. seterika 250 watt selama 2 jam/hari = 0.5 KWH/hari
    4. pompa air ?????
    5. dll

    Sudah sangat jelas akan meliwati jatah yang artinya bayar “MAHAL”,
    Kalau dilihat asumsi diatas maka penghematan pemakaian listrik sama dengan menyuruh ; kurangi belajar, kurangi mencari informasi,

    bahwa sebenernya ada kenaikan harga tapi halus banget…orang pinter emang “pinter”

  • olangbiaca
    March 5, 2008 at 11:35 am

    Aslkm.ww.wb. mas,

    hehe..kita juga belajar majas/gaya bahasa sewaktu sekolahan dulu…hehe..udah budaya kayaknya ya ?

    memang manusia ini unik, ada yg ngerti dgn kata2 tersurat dan yg jelas aja. ada yg ngerti dgn yg tersirat. ada juga yg ngerti dgn dua2nya.

    tentu pemakaian dua-dua perlu, adakalanya harus tersurat, gamblang dan jelas, adakalanya harus dgn gaya bahasa hiperbola,metafora ato sebagainya.

  • Totok Sugianto
    March 5, 2008 at 12:16 pm

    updated terbaru: Tarif XL bebas turun lagi lho mas semula 0,1/detik menjadi 0,00000000000…1/detik dan jangan lupa lihat syarat dan ketentuan yg berlaku lho mas supaya antara yg tersirat dan tersurat bisa klop 😛

  • meitymutiara
    March 5, 2008 at 12:29 pm

    jadi sebenernya xl ga bisa dibilang murah dooong … untuuuuung ga pake xl.

  • landy
    March 5, 2008 at 12:33 pm

    Tersirat dan tersurat ehmmmmmmmmmmm oke juga

  • edratna
    March 5, 2008 at 12:43 pm

    Kira-kira isi postingan ini tersiratnya apa ya???

  • Silly-yg sometimes-Stupid
    March 5, 2008 at 12:49 pm

    Nahhhh bener khan… jadi saya beneran tertipu kalo liat itung2ngannya. KEMASANNYA itu loh, manisss banget!!! padahal ternyata ada syarat dan ketentuan yang berlaku… hmmmm…

    waktu saya telp ke customer service-nya, saya bilang bukan masalah berapa rupiah yang udah saya keluarin untuk menjadi “korban” penipuan terselubung itu, tapi bayangin kalo hampir sebagian besar rakyat Indonesia ini “stupid” seperti saya… apa ini gak pembodohan massal namanya… Eh, mbaknya menjawab,”Iya mbak, memang demikian, sesuai dengan SYARAT dan KETENTUAN yang berlaku….”

    Hallllahhhh… udah ditraining suruh jawab gitu kali yach, jadi sampe kita kebakaran jenggot pun jawabannya akan teteup aja sama.

  • Ina
    March 5, 2008 at 12:50 pm

    saya masih harus banyak belajar ttg perbedaan antara tersirat dan tersurat.
    😀
    takutnya jadi kejebak. *angguk2 kepala sok ngerti*

  • kenny
    March 5, 2008 at 12:53 pm

    maksudnya mau bersopan tapi malah njebloske

  • lady
    March 5, 2008 at 1:02 pm

    untung saya pake xl, cuma Rp 600 bisa nlp sepuwasnyaa…

    hehe… yg ini termasuk tersirat ya 🙂 tarif itu bila nlp antara jam 23-11 😛

  • mr.bambang
    March 5, 2008 at 2:03 pm

    Up up..Sundul sundul atas, ada banyak marketing XL di blog ini rupanya.
    Kembali ke topik:
    Seharusnya mungkin kita bisa meniru salah satu adegan di film yang dilarang beredar itu. Salah satu tokoh bilang ‘darah itu merah jendral!’. Di jawa, kalau orang terlalu mbulet juga gak disuka, makanya banyak yang bilang ‘blak kutang’.
    Menteri Anu yang sering kutemui kalau pidato juga sering mbulet muter kemana mana dari awalnya, padahal yang dimaksud juga cuman itu. Haruskah digantung? Halah.

  • stey
    March 5, 2008 at 2:57 pm

    kasian si mas yang keburu kawin sama monyet ya mas?

  • Effendi
    March 5, 2008 at 4:35 pm

    “Blogger itu penipu!”

  • zam
    March 5, 2008 at 6:06 pm

    batas antara benci dan cinta itu tipis, mas..

    di wiki laknat keparat itu, yang tipis-tipis itulah yg payu..

    wikikikikik

  • gempur
    March 5, 2008 at 6:42 pm

    sepakat mas effendi.. bloger itu penipu! wkakakakakakakak…

  • w950i DaiLy
    March 5, 2008 at 10:54 pm

    hwehe..
    dan komen2 yg masuk pun punya makna tersirat..
    mari kita sirat2an 😆 *kelingan adus nang kali*

  • ikram
    March 6, 2008 at 1:00 am

    Saya kira bukan hanya budaya kita, Mas, yang mengajarkan surat-sirat sepert ini…

  • cK
    March 6, 2008 at 1:51 am

    intinya sih baca disclaimer sebelum membeli produk. sama halnya baca dulu disclaimer di wiki CA sebelum mati tertawa.. 😆

  • Hedi
    March 6, 2008 at 2:23 am

    dasar eblis laknat!!! 😀

  • icHaaWe
    March 6, 2008 at 5:24 am

    yaaahhh demi keinginan birahi menjadi seorang yg sukses sejati…yah apalagi…ngibul kek, bunuh kek, apa aja dilakuin … yg penting sukses … capek degh …

  • Mbilung
    March 6, 2008 at 6:34 am

    syarat dan ketentuan berlaku. ditulis kecil-kecil, dicetak miring. tak ramah untuk orang yang sudah tak awas seperti KITA.

  • Iman
    March 6, 2008 at 9:29 am

    stey,
    iya sekarang berhak cerai lagi…hi hi

  • Ajie
    March 6, 2008 at 9:39 am

    itu memang budaya kita mas, tersirat gak terlalu terbuka biar sopan nipunya 😀

  • mikow
    March 6, 2008 at 10:37 am

    permainan kata-kata yang hebat kan mas? 🙂

  • zakiyah umami
    March 6, 2008 at 10:45 am

    MERDEKA..!!!
    Mari kita perjuangkan ………………..apanya ya…
    Salam kenal ya, jangan lupa mampir, OCE 🙂

  • Mae
    March 6, 2008 at 10:49 am

    Kalo bikin iklan itu pake yang tersirat ato tersurat mas..

  • doohan
    March 6, 2008 at 10:55 am

    Kejujuran itu seperrti es krim….. dst nya deh…
    saya kagum sama mas iman yg selalu bersuara dengan merdu di blog ini…
    sejuk bo…

  • pitik
    March 6, 2008 at 11:16 am

    @mbilung : kita???wekekeke..

  • funkshit
    March 6, 2008 at 11:42 am

    saya udah nyoba yang tarif baru xl, 0,000000001 itu… ternyata terputus di menit ke 20 saja
    klo yang 0,1 itu terputus di menit ke 60….
    ah.. . mereka memang tidak bodoh

  • wieda
    March 6, 2008 at 12:00 pm

    hihihi…bahasa tersirat = bahasanya pujangga baru? ato bahasa penguasa baru????

  • suprie
    March 6, 2008 at 2:36 pm

    ah kata – kata bersayap… yang tersirat dan tersurat….

    btw ini postingan nya isi nya apa yah ? XL , politik , blog , atau wiki CA ?:))

  • edo
    March 6, 2008 at 5:11 pm

    heheheh…
    masalahnya mas, siapa lebih penting dari pada. so terkadang, budaya kita memang menuntut untuk lebih wise dalam menyampaikan sesuatu. megelno memang. but this is Indonesia, our beloved country…

1 2

Leave a Reply

*