Browsing Category

100 Tahun Kebangkitan Nasional

Kebangkitan Nasional jilid 2 melalui media sosial

..tiap tiap mahluk, tiap tiap ummat, tiap tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti akhirnya bangkit. Pasti akhirnya bangun, pasti akhirnya menggerakan tenaganya,kalau ia sudah terlalu sekali merasakan celakanya diri teraniaya oleh suatu daya angkara murka. Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa. Walau cacingpun tentu bergerak berkeluget keluget kalau merasakan sakit “

Demikian sekelumit pembelaan Bung Karno di Jl. Landraad Bandung tanggal 18 Agustus 1930. Pidato yang disusun selama 45 hari dengan tulisan tangannya sendiri dikenang sebagai “ Indonesia Menggugat “ kelak menjadi dokumen penting dalam melawan kolonialisme imperialisme di berbagai belahan dunia.
Bangsa ini pernah sekali bangkit dari tidurnya panjang di masa penjajahan. Salah satu faktor dari dalam negeri adalah pelaksanaan Politik Etis yang dijalankan oleh perusahaan Hindia Belanda sejak akhir abad ke-19, dalam usahanya sebagai balas jasa terhadap bangsa Indonesia yang telah memberikan kekayaan terhadap negeri Belanda.

Politik Etis dilaksanakan dengan maksud untuk menyejahterakan rakyat Indonesia, terdiri dari edukasi, trasmigrasi, dan irigasi. Dalam pelaksanaannya. Politik Etis lebih banyak ditujukan untuk menguntungkan kolonialisme Belanda sendiri. Dalam bidang pendidikan, misalnya agar nantinya pemerintah kolonial Belanda mendapat pegawai yang cakap dengan upah murah. Justru dengan pendidikan akhirnya bangsa indonesia menjadi melek dan tahu seharusnya melepaskan diri dari penjajah dengan menggunakan disiplin organisasi, sehingga lahirlah organisasi organisasi pergerakan nasional Indonesia, seperti Budi Utomo, Sarikat Islam dan Indische Partij.
Selain itu ada faktor dari luar negeri yang mendorong lahirnya organisasi pergerakan nasional Indonesia adalah peristiwa kemenangan Jepang atau Rusia dalam peperangan di Tsushima pada tahun 1905.

Continue Reading

Siapa Pahlawan ?

Masih relevankah arti Taman Makam Pahlawan. Dahulu memang ada pejuang, tentara, tokoh negarawan yang berhak dikuburkan disana. Lalu ketika perubahan jaman, sudah tak ada lagi pejuang tersisa. Siapakah yang berhak dikubur disana ? Sekarang asal memiliki bintang mahaputera, atau bintang bintang jasa dari pemerintah. Keluarga bisa meminta agar jenasah dikuburkan di Taman Makam Pahlawan.

Tak harus pahlawan dalam arti tokoh heroik yang membela hidup dan mati dalam pertempuran membela negara.
Pahlawan juga bisa menurut selera jaman. Koruptor Pertamina jaman, Taher sampai sekarang masih di TMP Kalibata. Karena waktu ia meninggal, belum divonis bersalah. Juga tokoh komunis Nyono, juga masih dikuburkan disana semasa Pemerintahan Soekarno.

Continue Reading

Sumpah Pemuda

Orang Indonesia memang terlanjur suka bersumpah. Dari sumpah pemuda, sumpah cinta, sumpah jabatan, sumpah dibaiat, sumpah perkawinan sampai sumpah pocong.  Ketika saya mengatakan sebuah fakta sebuah kejadian. Lawan bicara saya tidak merasa perlu untuk menyelidiki lebih dalam, kecuali memastikan. “ Sumpeeh Loe “.
Semuanya hanya sampah di mulut yang kadang kadang bisa dilanggar, dan sekaligus perlu.

Beberapa tahun silam, dalam sebuah perayaan peringatan hari Sumpah Pemuda di Gedung Joang, hadir Johana Tumbuan salah satu saksi hidup Sumpah Pemuda 1928 yang masih tersisa. Ia diundang untuk membacakan ikrar itu.  Keharuan menyeruak seluruh hadirin ketika dengan terbata bata ia membaca salinan yang sudah disiapkan panitia penyelenggara.  Sumpah Pemuda.
Kami bangsa Indonesia mengaku. Bertanah air satu. Negara kesatuan Indonesia.
Kami bangsa Indonesia mengaku. Berbangsa satu bangsa Indonesia
Kami bangsa Indonesia mengaku. Berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Continue Reading

Nasionalisme sampai Ratu Adil

Jauh ratusan tahun sebelum para founding father bangsa kita berbicara tentang nasionalisme. Raja Kartanegara dari Singasari telah membuktikan tanpa banyak bicara, dengan memotong kuping Meng Chi – utusan Kaisar Kubilai Khan dari Dinasti Mongol – dan mengusirnya pergi. Jelas jelas ia tidak mau tunduk pada permintaan maharaja dari Asia tengah. Singasari adalah negara berdaulat dan tidak mau memberi upeti kepada bangsa asing.
Tindakan ini membangkitkan kemarahan Kubilai Khan. Ia mengutus Shih-pi, Ike Messe dan Kau Hsing memimpin armada 1000 kapal dan tentara sebanyak 20.000 orang untuk menekan Jawa. Armada mereka yang gagah, memenuhi pelabuhan Tuban, tidak membuat gentar Raden Wijaya. Lagi lagi mereka tertipu oleh muslihat pangeran jawa ini, membantu menggulingkan Raja Jayakatwang dari Kediri.

Continue Reading

Soekarno – Hatta

Walau hubungan Soekarno dan Hatta mengalami pasang surut. Sebenarnya kedua orang ini sesungguhnya tetap bersahabat sampai akhir hayatnya. Sejak dulu keduanya memang berbeda dalam cara memperjuangkan kemerdekaan. Soekarno adalah orator ulung dan menginginkan penggerak revolusi massa, sementara Hatta sebaliknya. Ia pencerah alam pemikiran dengan pembawaannya yang tenang.

Menurut Soekarno jejaka Hatta adalah orang sangat malu dan merah mukanya jika bertemu gadis. Ia tak pernah berdansa, tertawa dan menikmati hidup. Tapi cara terbaik untuk melukiskan pribadi Hatta menurut Soekarno adalah dengan mengisahkan suatu kejadian.

Continue Reading

ruang hening proklamasi kita

Persoalan suara siapa yang harus didengar tidak menjadi monopoli jaman sekarang. Para generasi muda saat ini yang progressive menyuarakan mereka yang lebih berhak memimpin bangsa ini daripada ‘ old establishment ‘ generasi tua.
63 tahun lalu para pemuda menolak dengan keras ide proklamasi dengan melibatkan PPKI ( Panitia Kemerdekaan Kemerdekaan Indonesia )- bentukan Jepang – karena dianggap representasi sebuah kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang. Ini sesuai yang dikatakan Jenderal Terauchi pada tanggal 12 Agustus 1945 kepada Soekarno dan Hatta di markas besarnya Saigon. Bahwa Pemerintah Dai Nippon akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Persoalan tua muda, siapa yang layak mengambil keputusan atas nasib bangsa tidak melulu dilihat dari umur. Soekarno Hatta yang berumur 40 tahunan sudah dianggap barang rongsokan oleh generasi muda seperti Soekarni, Wikana, Soebadio, Soebianto Djojohadikusumo, Chaerul Saleh pada saat itu.

Continue Reading

Boscha

Karel Albert Rudolf Boscha, dikenal sebagi Boscha tiba di Indonesia tahun 1887 dan mempelajari teh di Sukabumi sebelum menjabat sebagai direktur kebun teh Malabar di Pangalengan – Jawa Barat mulai tahun 1896 sampai wafatnya tahun 1928.
Ia merupakan representasi pemilik modal yang membuka usaha perkebunan di negeri jajahan sekaligus segelintir bangsa Belanda yang berhasil menjalankan politik balas budi dengan bangsa jajahannya.
Ia membangun sekolah pada tahun 1913 berlokasi di kebun teh sebagai sarana pendidikan bagi putra-putri karyawan perkebunan.
Boscha tidak hanya dikenal di dunia budidaya teh. Ia banyak menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dana bagi kepentingan-kepentingan sosial dan pembangunan kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Boscha di Lembang, Bala Keselamatan di Jl. Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara, Telefoon Maatschappij voor Bandung en Preanger (kini PT INTI), serta kompleks Nederlands-Indische Jaarbeurs yang kini menjadi kantor kodam.

Continue Reading

Tentang Pluralisme – BALI

Selalu tak ada habis habisnya tentang Bali. Sebuah swargaloka yang konon masih tersisa di muka bumi ini, bunyi sebuah poster di jalanan di pojok kota Los Angeles sekitar tahun 1920an. Seorang gadis Amerika yang membacanya memutuskan meninggalkan keluarganya, tanah kelahiran dan menjual hartanya untuk menemui dunia baru ini. Demikian cerita ‘ Revolt in Paradise ‘, yang berdasarkan kisah hidup Ktut Tantri – nama Bali pemberian sang raja – si gadis Amerika tadi.
Selalu saja saya berusaha memasukan lokasi Bali dalam kesempatan produksi syuting saya. Tidak tahu kenapa. Langitnya, lautnya, gunungnya dan bau udaranya membuat ide ide begitu bertaburan. Indah dan lepas.
Ada beberapa tempat yang selalu menjadi tempat persinggahan. Sanur, Karangasem ( Candidasa ,Tulamben ), Bali Barat ( Menjangan, Buleleng ). Saya tidak memasukan Ubud karena terlalu elitis bagi saya. Juga Kuta dan Legian yang terlalu bising. Ya ini masalah selera saja.

Continue Reading

Penanaman Modal Asing

Setelah jatuhnya orde lama. Runtuh juga kebanggaan identitas yang selalu digadang gadangkan. Berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri. Jauh sebelum kemerdekaan, ide berdikari Swadesi dari Mahatma Gandhi sudah memikat Soekarno.
Tentu sebagian masih ingat retorika pidatonya, “ Go to hell with your Aid “.
Akhir kekuasaannya, ia meninggalkan hutang sebesar 2 milyar dollar yang sebagian besar merupakan pembelian persenjataan yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang kekuatan senjatanya patut diperhitungkan.
Kebijakan rezim baru memang bertolak belakang. Tawarkan negeri ini ke seluruh dunia. Kalau perlu gadaikan isi dan kekayaan alamnya. Tidak ada yang salah jika intinya adalah mencari sumber sumber kemakmuran bagi rakyatnya.
Poster di bawah ini adalah, sebuah iklan mengenai ‘ Republic of Indonesia ‘ pada tanggal 17 January 1969 di harian New York Times, Amerika Serikat. Dalam iklan itu ditulis murahnya harga buruh sebagai salah satu daya pemikat modal investasi asing. Kemudian ada juga pemanis, mengatakan sebagai salah satu negara di muka bumi yang sangat kaya dengan cadangan alamnya. We’re still not sure exactly how rich, only 5 % our country has been geologically prospected.

Continue Reading