2010

Sorak sorai puluhan ribu penonton di Stadion Utama Senayan, perlahan memudar bersamaan dengan peluit panjang wasit mengakhiri pertandingan malam ini. Indonesia bertekuk lutut dengan tamunya, Oman. Negara yang mungkin baru belajar menendang bola ketika PSSI malang melintang di belahan Asia beberapa dasawarsa lalu. Sepersekian detik suasana hening sebelum tepuk tangan membahana memberikan applause kepada kesebelasan nasionalnya. Tak ada anarkis, caci maki berlebihan.
Sambil berbaur meninggalkan tribun barat, saya berpikir. Bangsa ini luar biasa. Kesebelasan nasionalnya selalu kalah, memble, tapi stadion selalu penuh kalau ada perhelatan. Tak pernah sedikitpun mereka ragu untuk mendukung, sekaligus meniupkan harapan yang tak pernah pudar. Sampai kapanpun.

Hiruk pikuk pedagang makanan sampai kaos yang bercampur baur tiba tiba membuat saya semakin merasa dalam letupan trance nasionalis yang meledak ledak. Jika mereka tak pernah sekalipun pesimis terhadap masa depan kesebelasannya kenapa saya harus pesimis dengan negeri ini. Selalu ada harapan dan hari yang lebih baik.
Awal tahun memang membuat semua orang membuat resolusi harapan yang mungkin sudah diucapkan berulang ulang tahun tahun sebelumnya. Tapi kenapa harus menjadi masalah, jika ini bisa memicu semangat menjalani hidup. Apapun konsekuesinya.

Penghujung tahun lalu memang kita melihat rekap kalaidoskop yang semakin menunjukan potret buram. Korupsi, kesewenang wenangan, ketidakdilan, pat gulipat elite politik, orang bunuh diri dan perginya orang orang yang memiliki integritas. Hidup yang bertambah getir dan manusia yang kehilangan pegangan.
Tapi bukan berarti langit akan runtuh. Dunia tetap berputar sampai pada hari penghabisan.

Malam itu memang mengajarkan kepada saya satu hal. Tetap semangat dengan segala problematika hidup. Klise memang. Bukankah hal hal remeh yang klise justru selalu menjadi bagian yang paling sulit dilewati.
Penjual kaos dan asesories akan selalu datang membawa barang dagangannya kelak, tak perduli berapa yang akan terjual hari ini. Kembali membawa gembolan karung karung yang tak terjual ke rumah petaknya di pojokan Jakarta. Ia terus berusaha agar menjual lebih banyak. Terus berikhtiar.
Ada beberapa hal yang belum mencapai pencapaian saya selama ini. Ini memang harus dituliskan dan diwujudkan. Saya tahu apa yang harus dilakukan.
Selamat datang 2010.

You Might Also Like

12 Comments

  • yok
    January 7, 2010 at 11:26 am

    di politikana ada yg menulis dari sudut pandang lain mas ;))

    http://politikana.com/baca/2010/01/06/terimakasih-penonton-gila.html

  • Aris Heru Utomo
    January 7, 2010 at 1:54 pm

    Selamat datang 2010 dan tetap semangat. Apa kabar mas, udah lama gak mampir kesini ?

  • edratna
    January 7, 2010 at 2:03 pm

    Hmm..komenku ketelan akismet

  • manusiasuper
    January 7, 2010 at 2:13 pm

    bermimpilah, maka Tuhan akan merengkuh mimpi-mimpimu? ^_^

    sounds so naive… but we are…

  • hedi
    January 7, 2010 at 2:58 pm

    kita di tribun timur, mas…bukan barat. tapi dahsyatlah potret sepakbola kita, militansinya mengharukan.

  • DV
    January 8, 2010 at 4:44 am

    Banyak orang kapitalis bilang kalau nasionalis itu layaknya sebuah kebodohan.. Saya rindu jadi orang bodoh!

  • edratna
    January 8, 2010 at 9:47 am

    Tetap semangat mas Iman…saya percaya bahwa selalu ada tantangan yang harus kita lewati (agak aneh, jika komen dari kantor kok ditelan akismet ya…?)

  • elly.s
    January 8, 2010 at 9:47 am

    halah temenku nonton..ktnya 1 sama..pijimane…
    apo doi nonton gak sampe selese ya…*binun

  • mfirmanshah
    January 8, 2010 at 1:29 pm

    makasi mas Imam, makin melecut semangat saya merengkuh impian2 terbesar, amien !

  • titiw
    January 10, 2010 at 5:05 pm

    Selamat tahun baru mas iman.. tulisan yang cukup menggugah di awal tahun.. πŸ˜€

  • bang FIKO
    January 13, 2010 at 5:30 pm

    Selamat tahun baru mas Iman…
    Ditunggu suaranya di postingan terbaruku.
    Makasih

  • aDhiNi
    February 2, 2010 at 12:16 am

    Terus berikhtiar. Itu kata kuncinya mas Iman. Tugas manusia memang hanya berusaha saja bukan? Dan tak ketinggalan mengiba dalam doa. Selanjutnya, bukan kuasa manusia lagi yang bermain di dalamnya.

    Walau telat sebulan, tapi gak salah kan kalo ngucapain selamat tahun baru-nya sekarang! hihii πŸ™‚ Selamat tahun baru.. Semoga tahun ini bisa menjadi pribadi yang jauh lebih disayang oleh Yang Maha Penyayang. Aminn..

Leave a Reply

*